The Hurtful Separation

1.6K 89 10
                                    

"Bagaimana kemampuan bertarungku tadi? Sudah semakin baik?" tanya Baekhyun sambil mengeringkan tubuhnya dengan sehelai kain tebal. Chanyeol sendiri sibuk membersihkan lumpur dan debu dari dirinya.

"Kau mau jawaban jujur atau bohong?" jawab pengendali api sesaat selesai menyelesaikan kegiatan bersih-bersihnya. Segera, ia hampiri Baekhyun dan merebut paksa kain yang sedang dipakai.

"Ya! Kurang ajar, kau, Park Chanyeol! Kembalikan! Aku belum selesai!" Baekhyun bangkit dari posisi duduknya. Dicari keberadaan pemuda berkekuatan api yang senang menggodanya itu.

Sebuah seringai menghiasi bibir Chanyeol. Mendadak, muncul ide jahil. Tentu, mengerjai Baekhyun.

Kain tebal tadi ia gunakan untuk menyelimuti punggung telanjangnya. Lalu, dari belakang, sebuah pelukan ia sarangkan pada pengendali cahaya. Maka, jadilah kain lebar tadi menyelimuti tubuh kedua pengendali itu. "Nah, kalau begini, adil, kan? Kain ini kita gunakan bersama dan aku yakin tubuhmu akan lebih cepat kering." Tawa terbahak-bahak mengakhiri jawaban Chanyeol.

Namun, tak terjadi apa-apa. Sungguh tak seperti yang pengendali api harapkan. Chanyeol menautkan alis saat tak ada respon apa pun dari Baekhyun. Takut kalau pengendali cahaya marah, ia segera lemparkan sebuah pertanyaan dengan sedikit ragu. "Ya! Apa kau marah? Mengapa kau diam?"

Memang, Chanyeol kadang tak bisa membatasi kadar keisengannya kala menggoda Baekhyun. Akibatnya, ia sering dihukum. Tentu saja, bukan dengan ciuman bertubi-tubi. Benar-benar hukuman! Jitakan, pukulan, tendangan, gigitan, umpatan, dan kerja rodi. Kerja rodi adalah istilah dari Chanyeol kala ia harus menuruti semua perintah Baekhyun—tanpa bantahan dan penolakan. Dan, jelas, semua tak main-main. Pengendali cahaya itu selalu memintanya melakukan hal-hal aneh dan berat. Jadi, mau tak mau, Chanyeol harus waspada jika Baekhyun sudah terdiam. Itu tanda-tanda jika ia marah!

"Ya! Siapa yang marah? Aish, singkirkan tubuhmu! Kau membuatku gerah!" Baekhyun berusaha melepaskan diri dari dekapan Chanyeol. Wajahnya memerah malu. Dicobanya bersikap kasar untuk menyembunyikan perasaan itu, namun kalah cepat. Chanyeol telah berhasil menangkap kebohongannya. Sial.

'Ah, dia malu. Ini sungguh menyenangkan,' kata Chanyeol dalam hati. Sebuah seringai penuh kemenangan kembali terukir.

Pemuda jangkung itu sekarang mengeratkan pelukan. Dagunya ia letakkan di bahu kanan Baekhyun yang tengah meronta—masih mencoba membebaskan diri karena terlalu canggung dengan perlakuan seperti itu. "Kau sebenarnya suka, kan, Byun Baekhyun?" Senyuman Chanyeol semakin lebar.

Mendengar jawaban Chanyeol, Baekhyun berhenti memberontak. Ia arahkan kepalanya seolah menatap pemuda jangkung itu. Dan—

Duak

Baekhyun melancarkan serangan ke sisi kepala Chanyeol dengan kepala kerasnya. Telak sekali dengan bunyi keras yang tak main-main. Sungguh, kepala itu laksana batu.

Mendapat serangan mendadak dan menyakitkan itu, Chanyeol segera melepaskan pelukan. Tangannya sekarang sibuk memegangi kepala sambil berguling menahan sakit. Umpatan ia teriakkan dalam hati—tentu, karena ia tak mau membuat bocah cahaya itu menyerangnya lagi. Namun, tetap saja ia tak bisa menahan diri untuk tak berteriak. "Ya! Byun Baekhyun! Kepalamu terbuat dari batu, ya? Sakit sekali!"

Baekhyun hanya tersenyum penuh arti. "Makanya, jangan terlalu percaya diri, Park Chanyeol. Dasar mesum!" Pemuda berusia 21 tahun itu menjulurkan lidah—mengejek pemuda jangkung yang masih berbaring kesakitan. "Aku cuma bertanya bagaimana perkembanganku, tapi kau malah menggodaku. Pelajaran dariku sangat bagus, kan? Apalagi untuk pengendali nakal sepertimu. Mau lagi?" tambahnya lagi.

"Baiklah. Baiklah. Aku mengerti. Aku minta maaf. Aku tadi cuma bercanda," sungut Chanyeol. Ia akhirnya melanjutkan perkataannya—Kali ini, serius menjawab pertanyaan Baekhyun. "Teknik bertarungmu semakin baik, Baekkie—termasuk keahlian menggunakan rapiermu. Pengendalian cahayamu berkembang sangat pesat. Kau benar-benar kuat. Aku tak menyangka kau bisa berlatih sejauh itu, padahal kau sudah lama sekali tak menggunakan kekuatanmu. Seandainya, aku bisa melakukan hal yang sama." Chanyeol menundukkan kepalanya—terdiam.

Come Back To Me [INCOMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang