The Healing Time

1.6K 71 6
                                    

Dalam diam, ia menangis-tanpa disadarinya. Hati Kris begitu sakit. Seolah, pisau tajam tengah mengoyak. Menghancurkannya tanpa sisa.

Hujan sudah reda. Hanya tersisa titik-titik air membasahi wajah pucat pengendali naga. Mengalir menyusuri pipi bersamaan dengan airmata.

Tubuh Kris gemetar hebat. Ingin rasanya ia berteriak-melampiaskan kecamuk emosi dalam diri. Namun, tak ada suara yang keluar. Ingin pula ia berlari dan mendekap tubuh rapuh Chanyeol, tapi, kakinya seolah terpaku. Tak kuasa bergerak.

Sungguh, demi apa pun, Kris berharap semua hanya mimpi. Mimpi yang sangat buruk. Sekarang, keinginan Kris hanya satu. Segera bangun dan mengakhiri kejadian menyakitkan ini. Ini-ini terlalu kejam. Menyakitkan sekali.

Park Chanyeol.

Mengapa? Mengapa ini harus terjadi pada pengendali api? Apa salah Chanyeol sehingga menderita? Mengapa? Mengapa harus Chanyeol? Mengapa bukan orang lain? Mengapa bukan dirinya saja?

Tangan Kris terkepal erat sebelum dihantamkan keras ke genangan air di sampingnya. Kecipak pelan terdengar.

Rasa bersalah memenuhi pengendali naga. Tak seharusnya, ia membiarkan Chanyeol pergi dari sisinya. Jika dulu ia tak melepaskan pengendali api-Jika dulu ia memilih menjaga Chanyeol dan Baekhyun-Jika dulu ia bisa bersikap egois-Tentu, semua ini tak akan terjadi. Semuanya pasti akan berbeda. Mereka tak akan terpisah. Chanyeol akan tetap selamat. Chanyeol tak akan terluka sampai seperti itu! Ini semua salahnya! Salahnya!

.

.

"Kris Hyung-" panggil Chen lirih.

Ini kali pertama, Chen dan yang lain melihat Kris seperti itu. Miris sekali. Bagaimana mungkin pemimpin dingin nan kuat itu terlihat begitu menyedihkan? Sosok dingin dan tegar Kris tak ada lagi sekarang. Hanya ada seorang pemuda rapuh dan tak berdaya.

Mengapa? Mengapa bisa terjadi? Semua begitu tragis memilukan. Kondisi Kris sangat miris. Belum lagi, kondisi Chanyeol semakin melemah. Lalu, keadaan pengendali lain di pihak musuh pun tak ada kabarnya. Takdir ini sungguh terlalu kejam. Terlampau menyakitkan. Mengapa takdir mempermainkan hidup para pengendali seutuhnya? Mengapa?

Lay tampak masih bergelut dengan usaha menyembuhkan luka Chanyeol. Wajahnya tampak pucat pasi-tanda bahwa ia sudah sangat lelah. Tenaga master dari Chiyu sudah terkuras habis. Nyaris tak ada yang tersisa. Terlalu banyak luka pengendali api yang harus disembuhkan. Pun, luka-luka itu sangat parah. Untuk menyembuhkan satu luka saja, kekuatan Lay banyak tersita. Begitu pula konsentrasinya.

Keadaan itu tak dipedulikan Lay. Saat ini, ia hanya ingin melakukan satu hal. Menyelamatkan Chanyeol. Itu saja. Apa pun akan ia lakukan, sekalipun ia harus menyalurkan seluruh energi yang ia punya. Demi Chanyeol. Demi pengendali api yang sudah ia anggap sebagai dongsaengnya.

Sungguh, Lay hanya ingin Chanyeol selamat. Ingin pengendali api bangun dan melakukan berbagai hal jahil. Ingin melihat Chanyeol penuh canda seperti dulu. Ya, meskipun dulu sang Penyembuh selalu menganggapnya menyebalkan karena terlalu berisik. Namun, ia tak mau kehilangan setiap momen itu. Kerinduan akan tingkah Chanyeol menyergap. Lay kembali menangis dalam hujan. Tersadar ini bukan saat yang tepat untuk bersedih, ia menyeka airmatanya kasar dan kembali memusatkan diri pada pengendali api.

Kyungsoo terus merengkuh tubuh Chanyeol sambil terus berharap usahanya akan mampu menghangatkan tubuh besar dingin itu. Berharap dengan pelukannya, ia bisa membuat Chanyeol tetap bertahan-tetap berada bersama mereka.

Come Back To Me [INCOMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang