I'm with You

4.9K 139 22
                                    

Disclaimer: All the characters are not mine. They belong to God, their parents' and of course, their own's. I just borrow their names to fit the characters of the story.

This story was inspired by T-ARA MV: Day by Day and Sexy Love, with different story, of course. Many scenes seem to be similar. However, you will find out that this story will be really different. Really different!

Please prepare yourself. I always write a long story. Kekeke~~

The lyric sung by Chanyeol here is Enya's song entitled Fallen Ember. ^^

Genre: Fantasy, Angst, Sad Romance, Action, AU

Warning:

- Shounen-ai (This is my first story to be shounen-ai because I usually write a straight story. I tried to write this kind of fanfiction because I feel challenged. Don't take it seriously. I'm really normal.)

- This story will be dominated with narration with 'formal-standard' language. Maybe, it's quite hard to understand with this kind of stories. However, this is the characteristics of my story. Kekeke.

- For the one who can not stand 'character's torturing', I will not recommend this story to read. You will find that I love to make the characters 'tortured'. Kekeke *kidding*

- Aku sangat membenci plagiarisme. Kepindahanku di sini salah satunya karena kasus itu. Terinspirasi jelas berbeda dengan plagiat. Sebutkan sumber dan jangan akui hal yang memang bukan milik Anda. Jika ada bagian yang memang milik Anda, tentu Anda boleh mengakuinya. Namun, jika ada bagian yang bukan milik Anda, jangan pernah malu untuk memberitahukannya. Itu tak dosa, kok. Salam Damai.

.
.

________________________________________________________________________

Pemuda bertubuh jangkung itu menggosok-gosokkan kedua belah tangannya. Sesekali, kepulan udara hangat keluar dari mulut. Sebuah hasil usaha dari mengusir hawa dingin yang menyerang.

Kembali diambilnya busur dan anak panah yang sempat terabaikan. Seekor kelinci -incarannya sejak setengah jam yang lalu- masih di sana. Picingan mata pemuda itu semakin tajam. Anak panah sudah terpasang pada busur-siap dilepaskan.

Ia menunggu. Menunggu untuk bisa mendapatkan kelinci buruannya-calon sarapannya. Sungguh, ia tak boleh gagal. Sudah lebih dari setengah jam, ia berada di balik semak yang rimbun. Bergelut dengan dinginnya pagi hanya demi seekor kelinci yang sekarang malah asyik mengunyah dedaunan hijau di padang tak berpenghuni itu. Kalau ia gagal, ah-ia pasti akan sangat frustasi.

"Baiklah, kelinci manis. Kau akan jadi pengisi perut kami hari ini. Ayolah-Ayolah-Biarkan aku menangkapmu." Ia terus bergumam. Sementara, tangannya sibuk mengarahkan panah ke makhluk tak berdosa. Terlepas! Dan-

Syut-

Meleset. Anak panah itu menancap di tanah tak jauh dari keberadaan si kelinci. Sadar dirinya baru saja lolos dari maut, makhluk seputih salju dengan warna hitam pada ekor dan mata kanannya itu segera melompat secepat yang ia bisa-meninggalkan pemburu jangkung yang terus mengumpat karena kegagalannya.

"Sial! Andai saja tanganku tak gemetar, pasti kelinci itu sudah jadi makananku! Ah, mengapa dingin sekali hari ini?" Umpatan sekali lagi keluar. Decihan sebal pun turut mengikuti.

Kembali ia letakkan busur dan anak panah di tanah dingin. Ditutupnya indera penglihatan yang tampak tajam. Pemuda berwajah tampan itu mulai memusatkan pikiran. Tak lama, muncul api kecil yang perlahan membesar menyelubungi kedua belah tangannya. Api merah membakar, namun ia tetap bergeming. Seolah, api yang menyala-nyala itu sama sekali tak menyakitinya. Dan, itu memang kenyataannya. Ia membuka mata-menatap lekat selubung api di tangannya. Sebuah senyum kecil tersungging.

Come Back To Me [INCOMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang