The Time to Win or Lose

1.2K 76 40
                                    

"Bagaimana? Kau setuju? Bukankah itu adil? Kau telah menantangku dan mengajukan syarat. Jadi, tugasku menjawab dan menyetujui syaratmu, kan? Tentu, sebagai pihak yang ditantang, aku boleh meminta syarat khusus. Bukankah begitu?" kata Kris dingin.

Chanyeol hanya bisa memandang Kris tanpa berkedip. Tak bisa ia percaya pengendali naga akan segila ini. Dan, kata-kata tanpa perasaan tadi—mengapa bisa keluar dari mulut hyung yang selalu ia banggakan itu?

Pengendali api hanya bisa mengatupkan mulutnya rapat-rapat. Kepalan tangan mengerat. Ini—bukan ini yang ia inginkan. Ia hanya ingin membuat Kris percaya bahwa ia sudah cukup kuat untuk ikut menyelamatkan Baekhyun. Namun, mengapa? Mengapa malah berbalik jadi senjata makan tuan? Sekarang—apa yang harus ia lakukan?

Melihat reaksi si pemuda bersurai hitam, Kris memamerkan sebuah seringai. Pandangan remeh ia layangkan. Mm—Kris penasaran dengan apa yang akan dilakukan Chanyeol. Tersudutkah dengan situasi ini? Master Rex mendecih pelan dan mulai berbicara. Ia tak terlalu suka keheningan menyergap terlalu lama.

"Kau tak harus memutuskannya sekarang. Besok—tengah hari, datanglah ke tempat latihan. Kutunggu keputusanmu. Entah kau akan tetap bersikeras dengan tantanganmu atau menariknya kembali, akan kuterima semua keputusanmu." Kris memegang pergelangan tangan kanannya dengan tangan lainnya sebelum memutar-mutarkannya.

Tak ada tanggapan dari Chanyeol. Pengendali api malah menundukkan kepala—tak berani mengangkatnya lagi.

"Ah—Aku lupa bilang sesuatu. Jika kau memutuskan untuk tetap berduel, pastikan kau benar-benar siap. Kau harus sangat kuat untuk bisa mengalahkanku. Mm—Kali ini, jangan berharap aku akan mengalah atau mengurangi kekuatanku. Aku selalu sungguh-sungguh saat bertarung. Dengar—aku tak punya keinginan untuk kalah, Chanyeol ah. Jadi, jangan harap kau bisa mengalahkanku dengan mudah," tegas Kris lagi.

Lagi-lagi, Chanyeol tak kuasa mengeluarkan kata-kata. Perasaan aneh memenuhi dirinya. Sangat tak nyaman mendengar perkataan Kris itu.

Sebuah seringai kembali terbentuk di bibir Kris sebelum ia melangkah pergi meninggalkan pohon keramat. Saat melewati tubuh Chanyeol yang mematung, Kris berhenti sejenak. Tangan kanannya bergerak, meremas bahu Chanyeol. Dipandangnya lekat pemuda yang tak kuasa mengangkat kepala.

"Pikirkan baik-baik. Jangan sampai kau kehilangan semuanya." Sebuah peringatan kembali dilontarkan Kris dengan nada dingin dan menusuk. Puas mengintimidasi pengendali api, master Rex pun meninggalkan pemuda itu sendirian yang tengah merutuki tindakannya.

.

-------

.

Xiumin masih bertahan dengan posisinya. Mata terpejam dan mulut terus merapal mantra. Selubung es tebal melindungi tubuhnya dari segala serangan. Petir tampak menyambar-nyambar mengenai kubah esnya. Namun, pelindung itu berhasil ditembus.

Chen frustasi. Sedari tadi melancarkan serangan pada pengendali es, tak satu pun yang berhasil. Ayolah, sampai kapan Xiumin ingin bertahan di balik es itu?

"Hyung! Ini sungguh membosankan! Sampai kapan kau akan bersembunyi di sana? Kau tidak tidur, kan?" teriak Chen kesal.

Nihil. Tak ada tanggapan. Semakin jengkel pula Chen. Bagaimana mungkin ia bisa berlatih kalau terus menyerang tanpa hasil?

Akhirnya, Chen memutuskan menggunakan jurus lain. Dipejamkan matanya—berusaha memusatkan kekuatan pada katana miliknya. Setelah merasa energinya cukup kuat, master dari Sango segera membuka mata dan berlari kencang ke kubah es. Katana tadi ditebaskannya sekuat tenaga pada pelindung es Xiumin. Dan—

Come Back To Me [INCOMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang