The Life Goddess and the Darkness Master

1.2K 74 0
                                    

"Jawab aku! Siapa kau?" Pertanyaan sama kembali dilontarkan Kris pada gadis kecil berusia sepuluh tahunan itu. Kali ini, nada curiga terdengar jelas.

Namun, lagi-lagi, si gadis manis itu hanya tersenyum. Alih-alih menjawab pertanyaan Kris, ia malah berjalan mendekati Chanyeol yang terperangkap sulur hijau pupus. Tangan mungilnya ia masukkan di antara celah sulur yang menyelubungi tempat pengendali api berbaring. Dengan lembut, gadis berambut panjang emerald itu menyentuh pipi Chanyeol yang penuh lebam dan luka. Ia menutup mata-seolah berusaha menangkap apa yang dirasakan pemuda itu.

"Apa yang kaulakukan?!" teriak Kris. "Jauhkan tanganmu dari Chanyeol!"

Teriakan Kris diabaikan begitu saja. Jelas saja, Kris dan Lay merasa tak tenang. Mereka baru akan berlari mendekati Chanyeol, saat tangan mereka kembali tertahan.

Sang Tetua Besar. Mengapa lelaki tua itu menghalangi mereka lagi? Pandangan tak mengerti mereka layangkan. Sungguh, apa maksud semua ini?

"Tunggu dan lihat saja," kata Wu Yanzi datar. Mata elangnya terpaku pada gadis kecil misterius.

Pernyataan datar tadi berhasil membuat Kris mendecih. Dilepaskan paksa tangan sang Kakek yang menahan tangannya. Mau tak mau, ia memilih mengikuti perintah sang Tetua Besar. Kris sudah berjanji akan percaya padanya.

"Kegelapan. Kesakitan. Keputusasaan. Kau benar-benar di ambang batasmu, Pengendali Api," kata si gadis bergaun indah lirih. Mata yang tadi tertutup kini telah terbuka sempurna-menampakkan betapa indah matanya itu. Iris berwarna senada dengan rambutnya dengan bulu mata lentik. Sorot kehangatan terpancar. Tangannya ia tarik kembali-melewati celah sulur.

Kening Kris dan Lay mengerut. Apa maksud perkataan gadis misterius itu?

"Apa maksud perkataanmu? Dan, siapa kau sebenarnya? Beritahu kami," tanya Lay penasaran.

"Luka-lukamu sangat parah. Kau mungkin tak bisa bertahan jika jiwamu selemah ini. Apa kau berniat menyerah? Penyembuhanmu akan memakan waktu lama, kecuali jika kau mau bangkit, Pengendali Api." Lagi-lagi, gadis kecil berambut emerald mengabaikan pertanyaan Lay. Ia malah terlihat serius berbicara dengan Chanyeol-tak memedulikan keadaan di sekitarnya.

Diabaikan seperti itu, Kris tak bisa lagi menahan emosi. "Apa kau tuli? Tak bisa mendengar kami? Jawab kami! Siapa kau ini?!" Mata Kris tampak merah berkilat karena amarah memuncak.

"Kris! Diamlah!" seru sang Tetua Besar tanpa sekalipun memalingkan wajah dari gadis misterius di depan sana.

"Harabeoji-Dia itu-" Bantahan Kris terhenti. Kembali Wu Yanzi menyuruhnya diam.

Si gadis misterius menoleh ke arah tiga manusia yang sempat ia abaikan. Senyuman kembali tersungging menghiasi wajah polosnya. "Kalian terus bertanya siapa aku. Apa kalian benar-benar tak mengenaliku? Kau juga, Wu Yanzi?"

Sang Tetua Besar menundukkan kepala-memberi hormat pada gadis kecil itu.

Pemandangan tak lazim kontan membuat Kris dan Lay melayangkan pandangan bingung dan tak percaya. Apa-apaan itu? Bagaimana mungkin tetua besar desa memberi hormat pada seorang gadis kecil yang entah siapa itu?

"Tentu saya mengenal Anda. Ya, meskipun saya sedikit terkejut melihat wujud Anda sekarang. Lagipula, ini pertama kalinya Anda mau menampakkan diri sejak terakhir saya melihat Anda puluhan tahun lalu. Sungguh, maafkan kelancangan dan kekasaran kami, Dewi Kehidupan." Suara Wu Yanzi terdengar penuh rasa hormat.

Membelalak lebarlah mata kedua pemuda terpilih mendengar apa yang dikatakan sang Tetua Besar. Dewi Kehidupan?

Wu Yanzi tampaknya tahu Kris dan Lay terkejut mendengar perkataannya. Ia harus segera menyadarkan kedua pemuda itu. "Beri hormat pada Dewi Kehidupan, Anak-anak. Beliau adalah Zoe, penjaga sekaligus jiwa dari pohon kehidupan."

Come Back To Me [INCOMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang