Ini kisah suka dukanya mahasiswa semester akhir.
.
'Hari ini saya tidak masuk. Saya sakit gigi.'
Jeno tersenyum sambil menggenggam ponselnya erat. Rasanya sangat percuma ia menahan kantuk 2 jam menunggu dosennya. Rasanya percuma bangun subuh-subuh m...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jeno tentu bingung, setelah pembicaraan menegangkan di cafe tadi kini ia malah dibawa ke rumah duka. Bukan apa-apa, Jeno takut saja dia mungkin diapa-apain gitu. Apalagi tempat ini sepi, isinya cuma abu orang mati. Siapa yang nolongin Jeno nanti kalau ini wanita grepe-grepe gitu?
Jeno menepis pikiran bodohnya, menggantinya dengan yang lebih rasional. Mungkin saja di dalam ada ruangan rahasia, berisi para mafia dan akhirnya bye-bye dunia. Jeno jadi korban penjualan organ, mungkin, 'kan?
Namun sekali lagi Jeno menggeleng, dunia ini tidak se-thriller itu untuknya. Matanya menangkap sosok wanita itu berhenti di depan sebuah nisan. Jeno mendekat, lalu matanya mulai membaca dan melihat nisan siapa yang ada di sana.
Jeno mengerutkan keningnya, itu nisan seorang gadis remaja. Terlihat cantik dan sangat lembut, rambutnya hitam panjang dengan mata bulan sabit yang indah. Jeno merasakan jantungnya berdebar, tapi masa ia ia jatuh cinta pada orang yang sudah mati? Miris sekali.
"Dia siapa?"
Wanita itu menoleh. "Dia orang yang sangat beruntung, tapi juga sangat tidak beruntung. Namun sama bodohnya sepertimu, tertarik dengan pria yang harusnya menjadi pasanganku."
Jeno menelan ludahnya, ia mundur beberapa langkah. Jujur saja, wanita di depannya ini sangat menyeramkan. Dia seperti menyimpan banyak kepeibadian, bisa sangat ramah, bisa sangat baik, dan bisa seperti psikopat.
Wanita itu tersenyum mengejek, dengan tangan yang bersedekap dada. Paras ayunya berubah angker kala ia lauangkan tatapan pada Jeno. "Mingkin karena kalian berbagi jantung yang sama, jadi penyakit otak dan perasaan bodohnya menular padamu. Si piatu yang tidak diharapkan."
Jeno tertegun, mengapa wanita ini ahli sekali menyerang mentalnya. Jeno baru diusia dewasa, ia tak ada pengalaman melawan seorang wanita yang lebih tua darinya. Maksudnya yang benar-benar menyeramkan seperti ini.
"Kau tak ingin berakhir mengerikan seperti gadis ini bukan?" Ia mendekat untuk memberi intimidasi lebih pada Jeno. "Maka jauhi Mark, atau..."
"Ga bisa! Saya perlu bimbingan dan tanda tangan sir Mark untuk skripsi saya!"
"Kau!" Wanita itu mencengkram pipi Jeno. "Urusanmu akan ku bantu, tapi kau harus menjaga jarak darinya. Lupakan perasaanmu, kau harus sadar kastamu." Ia melepaskan cengkramannya, menggantinya dengan elusan. Wajahnya pun kini memanis, "Aku membantumu, tapi kau jangan pernah berharap lebih, mengerti?" Ia menarik tangannya, kemudian bertepuk seolah menyentuh kulit Jeno seperti menyentuh kotoran.
"Mengapa anda sangat memaksa?"
"Kau buta? Mark hanya mencintaiku, aku ini kekasihnya!"
Benar, wanita ini sempurna, kecantikannya bak dewi Yunani, cerdas, berpendidikan, juga pasti setara dengan Mark. Dia juga punya banyak topeng, tinggal pasang salah satunya untuk mengelabui Mark. Lagi pula apa-apaan perasaannya ini, mengapa tiba-tiba terasa tak enak?