3. crush

3.4K 528 67
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Jeno memandangi kertas kartu bimbingannya yang penuh dengan koreksian dari dosennya. Mana tulisannya sulit dibaca lantaran tadi ia menulis tergesa sambil mendengarkan dosennya yang berbicara seperti repper.

Jeno sudah merencanakan akan menghadap dosennya itu lagi hari rabu, jadi ia harus memperbaiki tulisannya juga segala yang tak perlu. Masalahnya hanya bagaimana memahami tulisannya sendiri yang sulir terbaca?

Namun masalah lain datang, ini malam minggu dan kebanyakan penghuni kost melakukan ritual-ritual yang Jeno benci. Sebut saja salah satu pelakunya Renjun, yang sekarang tengah malu-malu rubah menahan mulut pedasnya dan bersikap manis pada si mas crush yang kebetulan lagi ngapel.

Jeno yang membiarkan pintu kamar kostnya terbuka disuguhi pemandangan yang membuat jiwa irinya bangkit. Belum lagi ada Jaemin yang memang tidak mengapel tapi melakukan video call di kamarnya tanpa rasa bersalah mengganggu ketenangan jiwanya.

"Na pulang ke kamar kost lu gih, gue mau nugas nih."

"Yeuh, gue tu baik banget mau nemanin lo nugas-"

"Yang ada lo ganggu gue!" Jeno memotong ucapan Jaemin. "Lo ketawa ketiwi vc-an sama bocil-bocil itu ganggu, Pinter!"

"Alah bilang aja iri 'kan lo?"

"Ga ada gue iri ya! Udah pergi sana kalau mau ganggu doang." Wajah Jeno sudah sepat dari tadi, tapi Jaemin masih tersenyum jahil menggoda sahabatnya itu.

"Mau gue kenalin sama teman pacar gue ga? Dia jomblo juga, tapi agak bar-bar gitu."

Jeno menatap Jaemin, agaknya tidak percaya begitu. "Nih ya, Jen, lo kenalan aja dulu, siapa tau suka ntaran. Nemenin pas semprop sama wisudahan, gimana?"

Jeno yang sejatinya memang orang yang percayaan bersedia saja memberikan nomornya ke orang yang Jaemin maksudkan. Ya, sambil nungguin dosen hendsome-nya ngelamar ga papa dong Jeno sama yang lain dulu.

"Anjay~"

"Itungan detik aja udah ngehalu lo, Jen?"

"Suka-suka dong!"

Jeno menyadari ponselnya bergetar menandakan sebuah pesan dari aplikasi hijau putih masuk. Jeno mengerutkan keningnya karena itu subuah nomor baru.

+62 132-7......

Hai
Ini Hendra, masih ingat kakak kan, Jeno?

Jeno langsung kaku, seperti sebagian rohnya telah meninggalkan tubuhnya. Kemudian senyumnya mengembang bak psikopat, membuat Jaemin ngeri sendiri.

"Jen?"

"Na, keknya jodoh gue bukan sir Mark deh." Jeno tersenyum manis.

Mantra Cinta [MARKNO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang