Jeno geram, Jaemin sedang lovely-dovely dengan dua pacarnya. Jeno sungguh tidak mengerti bagaimana cara si dilan jadi-jadian itu memelet keduanya. Mana salah satunya anak sultan satunya anak DPR, wah menang banyak sekali si kelinci itu."Kak Jae sempropnya besok kan?" Chenle.
"Iya, kamu datang ya, Le. Ga usah bawa buket bunga." Jaemin senyum sambil ngusap pipi putih kekasihnya.
"Ya udah besok mau lele kasih buket ipong mau?"
Jaemin senyum aja. Lalu langsung menoleh karena ujaran kesal di sampingnya.
"Aku ga diajak juga? Ih kak Na ga adil!" Jisung malah ngambek, bersedekap dada sambil merpaling muka.
Jaemin langsung membujuknya, memeluk pemuda tiang itu lalu mendaratkan satu kecupan dipipi. "Kamu diundang kok, Baby Cungie." Jaemin memonyong-monyongkan bibirnya.
Demi Tuhan, Jeno ingin memukul kepala Jaemin dengan vas bunga kesayangan Aheng. Jeno ingin muntah melihat kelakuan teman kosnya itu yang lancar sekali modus. Bukan satu, tapi dua pemuda polos yang sepertinya tidak polos lagi.
"Kok cuma Ji yang dicium?"
Chup
"Jangan saling cemburu, kakak pasti akan adil untuk kalian berdua, baby Lele dan baby Cungie." Jaemin berada di tengah keduanya dengan tangan merentang memeluk. Wajah songongnya menghadap Jeno seakan berkata bahwa dia lelaki perkasa pemilik dua submisif. Serasa jadi Dani Amad si bapak Minggu ini.
"Gelo!" Jeno yang sudah kepalang kesal langsung berdiri dari duduknya dan membalik badan.
Tubuhnya hampir oleng karena bertabrakan dengan seseorang. Keningnya mengernyit melihat dua pemuda berbeda warna kulit itu tersenyum kepadanya. "Ngapain mesem-mesem gitu, Bulol?"
"Apaan sih, Jen. Harusnya lo tu ikut seneng gue udah nurutin saran lo tauk. Dan sekarang semuanya udah jelas maka itu gue sama Hyuck balikan lagi, hehe." Renjun nyengir lebar.
"Ma kasih, Jen, lo udah bantuin gue supaya bisa balikan lagi sama Renjun." Hyuck menggenggam tangan Renjun, mengakibatkan senyum malu-malu dan semburat merah jambu dipipi Renjun.
"Ah santai aja, Hyuck. Si Renjun juga walau sering ngadal sama tsundere dia tetap bucin ke elo. Omong-omong alangkah baiknya sebagai tanda terima kasih kalian ke gue traktir gue yak? Sebulan aja ga lama-lama, soalnya gue kan ga pamrih orangnya." Jeno senyum cantik mirip malaikat maut.
"Ya itu namanya meras, Jamela!" Renjun menoyor kepala Jeno ga nyelo.
Hyuck langsung menahan mantan kekasihnya-yang sekarang jadi kekasihnya lagi itu agar tidak kelepasan, maungnya ganas bisa cidera parah Jeno nanti.
"Apa sih, Yang! Aku mau getok kepalanya siapa tau bisa bekerja lagi."
"Udah jangan, kasihan Jeno nanti bisa lebam-lebam, ntar kalau dia sakit gimana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Mantra Cinta [MARKNO]
FanficIni kisah suka dukanya mahasiswa semester akhir. . 'Hari ini saya tidak masuk. Saya sakit gigi.' Jeno tersenyum sambil menggenggam ponselnya erat. Rasanya sangat percuma ia menahan kantuk 2 jam menunggu dosennya. Rasanya percuma bangun subuh-subuh m...