Jeno rasa ada yang salah dengan dirinya saat ini, di depannya ada seorang lelaki dewasa yang tengah tersenyum ramah, menatapinya dengan penuh cinta. ia menilik dirinya sendiri, kembali merasa heran melihat tampilannya yang seperti seorang pengantin, lengkap dengan buket bunga cantik di tangannya.
"Jeno lempar bunganya cepat!"
Jeno menoleh saat seseorang meneriaki namnya, itu gerombolan teman-temannya yang jarang mandi tetapi sekarang malah terlihat rapi semua. Apalagi Bang Lucas yang terlihat bersinar dan semampai, sementara sisanya seperti bunga kecil di samping pohon besar.
"Ayolah Jeno lempar bunganya, jangan bengong!" Renjun berteriak, lagi.
Jeno kembali melihat buket bunganya, ini sebenarnya dia sedang apa sih?
"Sayang, lempar bunganya kasihan tuh teman-teman kamu." pria tampan di hadapannya berbicara seraya tangannya mengelus pipi kiri Jeno.
"Sayang?"
"Iya, kenapa, hm?"
Jeno melotot horor, sejak kapan?
Sejak kapan dosen killer ini menjadi seromantis ini sambil memanggilnya sayang?!
Jeno menghempaskan buket bunganya sembarangan dengan kasar, kemudian dia mundur menjaga jarak. Gila saja ini terjadi, ini pasti mimipi!!!
"Jeno?" lelaki itu menatapnya terlihat kecewa.
"Jeno..."
jeno merasakan tubuhnya diguncang, kemudian perlahan wajah dosennya berganti menjadi wajah Jaemin.
"Jeno bangun!"
Jeno perlahan bangkit dari tidurnya, mendudukkan tubuhnya sambil menguap lebar. Tangannya terangkat meregangkan otot-ototnya yang kaku. "hooo-hmmpt!"
"laler masuk, ege!" Jaemin menutup mulut Jeno sembarangan.
Jeno melotot karena teman sepenanggungannya ini seenak jidat saja menutup mulutnya. Mana tangan Jaemin bau terasi lagi, iuh!
"Bekas apaan tu tangan, bau banget kayak bau Yangyang ga mandi tiga hari."
"Abis makan nasi uduk bu Siti, lauknya terasi sama ikan asin." Jaemin tersenyum.
"Pagi bener lo nongkrong di sana, Na." Jeno bangkit dari kasurnya kemudian berberes merapikanya.
"Pagi apaan jam 10. Lo tu kesiangan, tumben."
Jeno menghentikan aktivitasnya melirik pada jam digital di laci mejanya yang menunjukan pukul 10.12. "Walah bener kesiangan gue." Jeno mengacak lagi rambutnya yang sudah kusut.
"Ga nemuin dosen lo?"
"Kemaren gue di acc, tuh."
Jaemin langsung mendekat, mengecek suhu Jeno dengan menempelkan punggung tangannya ke kening Jeno. Kemudian menempelkannya ke ketiaknya, "Ga demam kok, lo masih kebawa mimpi deh, Jen, keknya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Mantra Cinta [MARKNO]
Fiksi PenggemarIni kisah suka dukanya mahasiswa semester akhir. . 'Hari ini saya tidak masuk. Saya sakit gigi.' Jeno tersenyum sambil menggenggam ponselnya erat. Rasanya sangat percuma ia menahan kantuk 2 jam menunggu dosennya. Rasanya percuma bangun subuh-subuh m...