✒️- [Genre Religi]

20 1 0
                                    

Materi Ke-duapuluhtiga

: 8 September 2021

¤~¤~¤~¤~¤~¤~¤~¤~¤~¤~¤~¤~¤~¤~¤

A. Pembukaan

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, selamat malam dan salam literasi🦦

Hari ini masuk ke genre religi

Cerita genre religi selalu bernuansa keagamaan dan dunia spiritual. Buku dengan genre keagamaan ini juga menjadi salah satu yang cukup banyak diminati oleh pembaca.

Jika memang Anda menguasai tentang ilmu keagamaan maka bisa saja mengambil genre buku ini. Sehingga sudah tentu nantinya manfaat yang diberikan untuk para pembaca akan luar biasa.

Namun harus dipastikan bahwa informasi yang diberikan bisa dipertanggungjawabkan dengan baik.

Pada awal mula segala sastra adalah religius. Yang dimaksudkan religius di sini bukan hanya agama, tetapi lebih menitikberatkan pada aspek yang di dalam lubuk hati, getaran hati nurani, sikap personal yang merupakan misteri bagi orang lain.

Religiusitas tidak hanya dihubungkan dengan keadaan ritual tetapi lebih mendasar lagi dalam pribadi manusia.

Religi diartikan lebih luas dari pada agama. Kata religi menurut asal kata berarti ikatan atau pengikatan diri.

Dari sini, pengertiannya lebih pada masalah personalitas, hal yang pribadi. Oleh karena itu, ia lebih dinamis karena lebih menonjolkan eksistensinya sebagai manusia.

Subijanto Atmosuwito, menambahkan bahwa kata religi berarti menyerahkan diri, tunduk, taat.

Dalam hal ini berserah diri, tunduk dan taat kepada Tuhan. Jadi noveli religius dapat dipahami sebagai sebuah karya sastra berbentuk prosa yang di dalamnya menggambarkan perasaan batin seseorang yang berhubungan dengan Tuhan.

Dan pada pembahasan selanjutnya, Penulis akan memfokuskan pada kajian novel religius tentang ajaran Islam.

Salah satu penulis religi yang terkenal adalah Asma Nadia. Sosok Asma memang memiliki banyak pengagum.

Selain penulis best seller yang karya-karyanya banyak difilmkan, Nadia merupakan motivator, pendiri Forum Lingkar Pena (FLP) dan pengurus Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI).

Walau beragam, karya-karyanya dirasa begitu lekat karena banyak menghadirkan situasi nyata yang dihadapi masyarakat. Melalui tulisannya, Nadia banyak pula memberikan pemahaman lebih luas tentang serba-serbi keluarga Islami.

Dalam paparannya, Nadia mengungkapkan, semua tulisannya menjadi satu jihad yang coba dilakukan untuk mengubah stigma buruk yang seakan terus dilekatkan kepada Islam.

Keresahan itu jadi dorongan semangat untuk Nadia terus melahirkan karya. Untuk itu, Nadia menekankan, menulis tidak cuma bisa menjadi tiket untuk mendunia. Tapi, menulis juga bisa menjadi tiket ke surga.

Tentunya, jika dilakukan secara ikhas dan diniatkan tidak lain untuk ibadah. Bahkan, ia menambahkan, teman-teman penulis fiksi Islami itu sebelum menulis terbiasa mengawalinya dengan berwudhu dulu.

Nadia sendiri turut membiasakan dirinya menulis bismillah ketika memposting tulisan di media sosial.

"Makanya kalau penulis sastra Islam jangan menulis yang jelek, tulis sebagus-bagus kamu, sebab selama itu dicetak ulang, masih ada di toko buku, masih ada yang baca, selama itu insya Allah pahala kebaikannya akan mengalir ke kamu," kata Nadia.

Lalu bagaimana cara membuat cerita dengan genre religi?

Yuk simak!

Jika Anda memiliki minat untuk menulis cerpen Islami, berikut beberapa kiat yang mungkin Anda butuhkan.

Yuk, Berbagi Ilmu! [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang