Pulau

732 78 59
                                    

Fifi marah, benar benar marah, emosinya meledak sesaat setelah iwa masuk ke dalam mobil dijemput orang tua dan menjauh meningalkan rumahku.

"Masuk aku ingin bicara"

"Bicara apa to fi? Kan sudah jelas aku gak ada apa dengan iwa"

"Masuk bangsad"

Ya Tuhan dia mengatakan bangsad ke aku? Kok aku takut ya, apa aku benar-benar bersalah sama fifi? Apa fifi tahu semua yang aku lakukan kemarin bersama iwa? Seketika sekujur tubuhku terasa lemas. Sekarang aku baru benar-benar menyesal

Apa mungkin fifi akan mengakhiri hubunganku dengannya? Gak gak, gak boleh bagaimanapun caranya harus aku pertahankan dan kejadian kemarin gak akan aku ulangi lagi. Aku janji fi..maafkan aku ucapku dalam hati

Pintu kamar terkunci dan seketika fifi berbalik badan menatapku tajam.

Fifi mendekat dan mendorongku sampai menempel di dinding. Tangannya mencengkram kerah bajuku

"Katakan, apa yang sudah kamu lakukan dengan iwa kemarin"

"Gak ada fi, sumpah gak ada"

" Sampai nginep? Dan itu gak mungkin tak ada  terjadi hal aneh? Gak mungkin"

"Bagaimana caranya aku harus membuktikan ke kamu fi? Bukankah iwa sendiri yang sudah bilang kalau aku hanya mengantarnya ke sana utk menghiburnya dari rasa sakit yang akan dijalani?"

Tiba tiba fifi senyum sinis yang menandakan ada hal yang
mengganjal di hatinya.  Aku tahu meski dia tidak melihatku tp feeling seorang fifi kuat merasakan apalagi terhadap aku yang saat ini dicintainya. Kembali rasa bersalah itu muncul tapi aku juga gak mungkin jujur agar aku bisa mempertahankan dia, setidaknya memperbaiki kesalahanku.

"Jelaskan kenapa ada bau parfum yang sama di bajumu dengan bau di tubuh iwa? Jelaskan juga kenapa bibir bawahmu lebih memble ke bawah dan lebih merah? Jika bukan  Habis ciuman karena apa lagi??"

Duh gusti, fifi ternyata memperhatikan sebegitu detail tentangku. Dia benar benar mencintaiku. Sangat dalam....bagaimana sekarang ini

Tenang frans, kamu harus tenang

Fifi saat ini emosi dan cara terbaik adalah menjelaskannya

"Anu fi, aku kan gak bawa apa kemarin jadi, baju ganti pun enggak, rencananya gak nginep tapi karena hujan jadi aku terpaksa bermalam disana. Masalah parfum kamu tahu kan aku gak pernah pakai baju 2 kali, karena gak enak aku minta parfum yang kebetulan di bawa iwa, trus masalah memble dan merah, tadi sebelum pulang aku diajakin makan nasi kuning yang ada sambelnya pedes, ni coba cium aroma mulutku, masih ada sisa bau nasi kuning kayanya

"Haaah...haaahh"  aku meniupkan nafasku ke mulutnya..

Seketika wajah fifi mulai relaks, sorot matanya tak setajam tadi, dan kutahu dia pasti sedang mencoba menerima alasanku di tengah amarahnya

"Frans, aku cemburu.. benar benar cemburu saat kamu dengan yang lain. Aku takut kehilangan kamu frans. Sudah berulang kali aku katakan ini. Aku akan kehilangan arah saat ini jika kamu pergi, apalagi dengan cara dimiliki orang lain. Aku mungkin bisa menahan sakit saat dikroyok teman teman geng mu dulu sampai masuk rumah sakit, aku juga bisa menahan perih saat dicelakai mike, tp tidak dengan perih di hatiku saat tahu kamu dengan lelaki lain. Tiap aku nafas serasa begitu sesak, bahkan aku tak tidur memikirkan kamu."

"Aku begitu cinta sama kamu frans, sangat sangat cinta"

"Saat ini aku hanya ingin mempertahankan hubungan ini Tapi jika kamu menginginkan aku untuk pergi, katakan sekarang, jika harus sehancur hancurnya aku akan siap..aku akan terima, setidaknya aku akan punya kesempatan untuk memulihkan hatiku setelah itu"

GGKP 4Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang