Seminggu ini aku telah menyelesaikan banyak hal, dari mengurus perpindahan aset papa, mengatur sebuah sistem dan managemen orang tentang sewa aset properti keluarga dan menjual banyak saham sehingga aku tidak perlu harus menjadi pimpinan di perusahaan papa, aku cukup sebagai pemegang saham dan menerima deviden tiap tahun... Tentu itu dengan oertimbangan mama dan orang kepercayaan keluarga kami
Teman-teman premanku semasa SMA pun aku percayakan untuk meminta sewa apartemen, kost, rumah dan lain sebagainya tentunya dengan laporan yang jelas serta ancamanku jika berani macam-macam di belakangku
Sementara itu aku juga akan fokus dengan kuliahku
Untuk mama, aku harus meninggalkan beliau sendiri, ingin aku mengajaknya tinggal di bali tapi itu sama saja karena aku pasti jarang di rumah
Ku titip mama sama mas Yudi
"Mas, jaga mama dengan baik kalo aku gak di rumah"
"Baik den"
Aku memeluk mama dan mas Yudi serta bi Ijah
Memulai semuanya dari awal tanpa papa...
Aku juga sudah pamitan sama papa, mengunjungi peristirahatan papa tadi pagi...bercerita hal hebat dan janji untuk lebih dewasa daripada sebelumnya...
Aku mulai menuju halaman depan rumahku, mobil sudah siap tentu dengan mas Yudi yang akan mengantarku ke bandara tapi sebelumnya kami akan menjemput Fifi, ya.. Fifi kemarin menginap di rumahnya.. Kubiarkan dia melepaa rindu dan pamitan dengan bunda dan abinya...
Aku gak mungkin mengekangnya hanya untuk selalu berada di sampingku
Sama saja aku membunuh rasa cintanya yang besar terhadapku dan bersiap kehilangannya.. Dan aku tak mau itu terjadi..
"Den... Den frans mikirin apa? " Suara mas Yudi yang memecah lamunanku
"Oh gak mas, cuma mikirin mama, pasti mama makin kesepian tanpa papa, apa bisa mama melewati semua ini mas? Jawabku asal agar jangan sampai aku terkesan hanya memikirkan diri sendiri
" Sifat wanita itu sebenarnya hanya butuh dipahami dan dimengerti mas frans, sekalipun mama aden galak saya tahu beliau kesepian, apalagi sekarang ini"
Mendengar itu aku jadi sadar bahwa disini bukan aku saja yang sebenarnya korban dari keadaan yang kejam ini, tapi mama juga butuh diperhatikan
"Terus aku bagaimana baiknya Yud?
" Entahlah den, saya juga gak tahu, tapi untuk nyonya masalah materi sih gak ada masalah, apalagi usianya hanya baru 42th dengan perawatan yang selalu super mahal tapi untuk yang lainnya itu... "
"Maksud kamu? "
" Sama seperti den frans, kalau ketemu orang yang den suka atau sudah sayang, apa yang den butuhkan? "
"Materi? ""Gak mas, paling butuh di mengerti, diperhatikan disayang, lebih dari itu dipeluk dan yang lainnya mungkin"
"Nah untuk kedepannya, mama aden juga akan membutuhkan itu"
Aku tahu mama orang yang begitu setia sama papa tapi kedepan kita gak tahu, dan kali ini kata yudi benar lagi
"Apalagi jika salah ketemu orang, bisa bahaya den, orang akan mendekati mama bukan hanya karena maaf saya sebut berstatus janda tapi karena harta, jika orang yang tepat sih gak masalah tapi bagaimana jika salah? Bisa jadi penyakit dan masalah lainnya"
Duh... Meski menyakitkan, tapi kata kata Yudi kembali benar, bahwa ini hidup dan realitanya akan selalu berbeda dengan harapan kita...
"Terus aku harus gimana Yud? "
KAMU SEDANG MEMBACA
GGKP 4
Teen FictionUntuk paham cerita ini harus baca GGKP 1-3. Tak harus menjadi penulis hebat jika engkau ingin melanjutkan kisah yang tertunda....aku jatuh cinta pada kisah Fifi dan Frans. Begitu juga rasa cinta yang tumbuh diantara mereka...aku hanya ingin menyeles...