Aku kembali ke rumah dengan membawa kenangan yang begitu menakjubkan bersama frans. Kenangan yang akan aku ingat sampai kapanpun. Sekalipun kami tak mungkin bersatu untuk selamanya kelak, setidaknya kenangan ini menjadi bukti aku pernah memiliki kekasih sesempurna frans. Kekasih yang memperjuangkanku dengan begitu gigih dan akhirnya aku tunduk akan cintanya yang begitu tulus buatku.
Saat ini aku berada di salah satu rumah sakit bersalin, mas Rizal sebentar lagi akan jadi ayah, dan istrinya sedang berjuang di dalam sana mempertaruhkan hidupnya untuk menghadirkan penerus di keluargaku.
Jujur aku sangat menantikan keponakanku itu tapi jika melihat mas rizal, rasa benciku kembali muncul, bagaimanapun aku gak terima dia sudah memperlakukan frans dan david dengan cara yang busuk. Sekalipun dia korban dulunya tapi sekarang bukankah itu menjadi rantai yang tak bisa diputus, bahkan aku begini juga andil dari mas rizal.
"Fi, kamu disini?" Ucap mas rizal
" Iya mas, bagaimana persalinannya?" Jawabku ingin mencairkan kebekuan suasana di hubungan kami
" Ini masih menunggu, belum diizinkan menengok bayi dan mbakmu"
" Kamu masih dekat dengan frans fi?" Tanya mas rizal melanjutkan ucapannya
Mendengar itu hatiku menjadi panas, buat apa dia bertanya apa aku dekat dengan frans atau tidak? Apa dia tetap ingin aku jauh dari frans?
Daripada membuat keributan disini lebih baik aku pergi.
Aku bangkit dari dudukku, kupandang tajam ke arah mas rizal."Kau harus berumah tangga suatu saat nanti, ini kodrat kita sebagai laki-laki, sebelum kau masuk jauh terlalu dalam" ucapnya yang membuatku semakin emosi
"Jangan urusi hidupku, kau memang kakakku, tapi tak sedikitpun kau berhak mencampuri keputusanku. Jangan juga sok suci padahal di belakang kamu lebih busuk dariku mas"
Aku bangkit dan berjalan lebih cepat
Aku menuju melajukan motorku dan tiba di taman pandanaran, aku menuju sebuah tempat duduk kosong, mencoba menenangkan diri dari amarahku yang semakin sulit kukendalikan.
Mas rizal kukira bisa menjadi rumah, ternyata tak ubahnya penjara yang mengekang kebebasanku, memenjarakan kebahagiaanku dan terlebih membuatku seolah jadi orang yang paling bersalah. Orang yang paling kusayangi dulu, paling kuhormati dan ingin kulindungi malah jadi orang yang memojokkanku, seolah aku ini hina. Padahal dirinya lebih biadab. Hanya karena status menjadi seorang suami dan ayah dengan beraninya menghakimi keputusanku untuk tidak memilih itu. Lagian aku masih 18 tahun dan masih jauh dari kata menikah...aku ingin menikmati masa mudaku, apa itu berlebihan?
"Bangsaaaaattttttt"
Teriakku untuk melepaskan beban ini...
"Minum ini"
Tiba tiba saja frans sudah ada di sampingku
Melihat frans amarahku seketika lenyap
" Kenapa kamu bisa ada disini? Dari mana kamu bisa tahu aku disini"tanyaku pada frans
"Hati yang sudah tertaut dengan ikatan perasaan yang kuat akan punya cara untuk menemukan satu sama lain fi" gombalan frans yang makin bisa buatku tenang dan tersenyum padanya
"Serius frans sayang, dari mana kamu bisa tahu aku ada disini??" Ucapku lembut yang pasti akan membuatnya luluh
Bersama frans seperti obat penenang untukku. Seketika kekacauan hatiku akhirnya lenyap. Walau aku tahu jika aku kembali bertemu mas rizal nanti akan muncul dan bahkan bisa semakin besar
"Jangn pikirkan apapun yang buatmu sedih fifi sayang. Kamu berhak bahagia" balasnya
" Kamu belum jawab frans"
KAMU SEDANG MEMBACA
GGKP 4
Teen FictionUntuk paham cerita ini harus baca GGKP 1-3. Tak harus menjadi penulis hebat jika engkau ingin melanjutkan kisah yang tertunda....aku jatuh cinta pada kisah Fifi dan Frans. Begitu juga rasa cinta yang tumbuh diantara mereka...aku hanya ingin menyeles...