Ingat tadi saat mas wawan datang jam 6 dan kami berangkat. Dengan sopannya mas wawan pamit kepada kedua orang tuaku, bilangnya mau ngajak aku menemani mas wawan membeli sepatu dan nanti katanya juga mau ngajak aku coba alat fitnes baru di rumahnya. Dan anehnya kedua orang tuaku menyetujuinya...
Sepanjang jalan aku memeluk mas wawan karena secara sengaja dia melajukan motor sportnya dengan kencang dan itu berhasil membuatku merasakan detak jantungnya yang sama kencangnya seperti saat aku memeluknya sekarang.
Pertama kami menuju sebuah mall untuk membeli sepatu,
"Ternyata benar dia ingin Mengajakku beli sepatu, bukan membawaku ke tempat yang aneh aneh"
Aku dimintai saran untuk memilihkan sepatu buatnya walau sebenarnya malas karena selera tiap orang pasti akan berbeda
" Ayolah vid,kamu lebih suka yang putih atau yang biru ini?" Daripada berdebat aku katakan saja yang biru karena aku memang suka warna itu"Mbak bungkus ini ya? Ukuran 44 dan 42"
Loh kok mas wawan mesen 2? Trus yang ukuran 42 itu ukuran siapa?
"Ayoo vid"
Mas wawan membawa 2 tas berisi sepatu yang dibelinya tadi
"Ini untuk kamu satu"
"Loh mas? Aku udah punya banyak"
" Jangan nolak vid, izinkan aku berubah dan bisa menunjukkan aku bukan orang yang ngeselin seperti yang kamu bayangkan selama ini"
Deggg....
Ada apa dengan mas wawan? Kenapa aku merasakan ada getaran aneh ini lagi? Apa aku mulai menyukainya? Trus bagaimana dengan hatiku sama mas rizal? Jika aku sama dia masak kakak adik aku pacari?
"Gak..gak.... Ini hanya jebakan"
"Vid...vid kamu melamun? "
"Jangan aneh aneh mas, aku ini gay kan katamu, aku juga punya perasaan dan aku gak ingin dipermainkan" ucapku pelan..
"Jika kamu memberikanya, akan kubalas juga vid"
"Memberikan apa?"
"Hushh.. udah gak usah di bahas"
"Nonton yuk"
Kebetulan di mall ini memang ada bioskop jadi mas wawan mengajakku nonton.
Film yang kami pilih bergenre horor dan itupun pilihan mas wawan. Aku tak begitu suka tapi aku menghargai pilihannya karena mas wawan sudah baik membelikanku sepatu.Dia memilih tempat di deret ujung. Tempat yang sepi dan jauh dari penonton lainnya. Anehnya 2 deret di depan dan 2 deret di belakangku semuanya kosong, apa mungkin mas wawan gila dengan membeli semua tiket itu?? Tapi untuk apa????
Ahh.. gak mungkin....aku mulai berpikir yang aneh aneh saja....
----
Film di mulai dan suasana seram memang mulai terasa. Beberapa kali aku menutup mata, mencoba memainkan HP tapi mas wawan malah memegang tanganku.
Sumpah ini romantis buatku, seolah dia meyakinkanku bahwa dia ada untuk melindungiku.Bagaimanapun aku hanya anak SMA yang sedang mencari jati diriku. Menemukan orang yang bisa membuatku nyaman dan tentu menyayangi ku. Walau sempat aku merasakannya tapi sakitnya juga begitu perih buatku. Apalagi diberikan oleh orang yang kuberikan cinta pertamaku. Dan sekarang mas wawan juga sepertinya menawarkan kasih sayangnya untukku.
"Mas lepasin tangannya, aku ini gay dan kamu gak akan suka ini"
Vid, lias mas...mas wawan menatapku tajam dan tiba tiba saja bibirku terasa hangat, kedua tanganya memegang pipiku, kini bibirku dan bibir mas wawan sudah saling bertemu, aku mencoba menolak tapi mas wawan semakin mencoba menjelajah bibirku.

KAMU SEDANG MEMBACA
GGKP 4
Teen FictionUntuk paham cerita ini harus baca GGKP 1-3. Tak harus menjadi penulis hebat jika engkau ingin melanjutkan kisah yang tertunda....aku jatuh cinta pada kisah Fifi dan Frans. Begitu juga rasa cinta yang tumbuh diantara mereka...aku hanya ingin menyeles...