Karma Masa Lalu

531 57 29
                                    

Ini saatnya aku harus lebih mandiri...aku sudah berada di bandara untuk menuju ke Bali lagi. Pulau tempatku mengukir kenangan bersamanya dulu akan jadi tempatku hidup dan tinggal untuk waktu yang cukup lama.

Bunda dan abi mengantarku dengan perasaan haru, aku juga begitu tak kusangka air mata menetes karena harus berpisah sebentar dengan mereka.

"Jaga diri baik-baik fi, bunda pasti akan kangen...kamu sering video call mama nanti ya"

"Siapp bun, bunda dan abi harus sehat selalu demi fifi ya, jagain keponakan fifi yang ganteng. Buat dia jadi anak hebat bun"

"Fifi titip mas Rizal juga"

" Kamu jangan memikirkan banyak hal disini. Kamu fokus dengan kuliahmu saja. Bunda bangga punya calon dokter"

Setelah berucap begitu kami saling berpelukan sangat erat.

"Fifi sayang bunda dan abi"

Disisi lain frans juga berpisah dengan kedua orang tuanya

"Ma frans berangkat ya"

"Loh..loh...gitu aja frans? Gak ada sesi peluk pelukan dan sedihnya gitu pisah sama mama?"

"Maa jangan lebay, minggu depan mama ke bali kan? Liburan dengan teman arisan mama, trus aku tahu juga bulan depan mama mau ke bali lagi"

"Loh kamu tahu dari mana?"

"Itu mas Yudi" sambil menunjuk mas Yudi yang cengengesan

"Yudiiiiiiii.....",teriak mama yang dapat mengalihkan pandangan banyak orang

"Nyah..maaf..liat semua orang liat nyonyah lo..."

"Mosok cantik dan anggun tingkahnya blangsak begini"

"Yudiiiii....apa kamu bilang"

Mama semakin keras teriak dan kami akhirnya tertawa semua....

mama dan Yudi memang seperti kucing dan tikus tapi sejatinya mama sangat bergantung pada mas Yudi...segala keperluan mama segera diselesaikan oleh mas Yudi.

-----

Kami tiba di rumah yang akan kami tempati, papa memang gak tanggung tanggung, rumah yang cukup besar disediakan untuk kami. Katanya aku gak boleh ngekos lagi untuk menghindari kejadian ketika di jogja dulu...selama bersama fifi, itu gak jadi masalah buatku.

Kami juga disediakan pembantu yang bernama bu Wayan dan tinggal di dalam untuk membantu kami , tapi ternyata bu wayan  turut membawa anaknya karena mereka hanya hidup berdua.

Papa juga menyediakan kamar yang terpisah dengan rumah utama sehingga apapun privasi kami gak akan terganggu nanti.

Papa memang the best lah

Orang tua yang begitu sayang walau beliau tahu anaknya ini berbeda dengan yang lain dalam memilih jalan hidupnya...

"Makasi pa untuk semuanya"

---

"Maaf dengan Mas Frans dan Mas Lutfi ya?"

"Salam kenal mas, saya Ketut, saya anak bu Wayan. Saya yang akan ikut bantu tugas-tugas  di rumah ini"

"Oh baik Tut, salam kenal" ucap kami bersama

"Izin saya bawakan barang-barangnya mas"

Dengan cepat Ketut membantu kami

Sosok ketut adalah lelaki khas bali dengan kulit sawo matang, maskulin dan terlihat begitu gagah, mungkin kelak dia akan jadi idaman banyak wanita, atau mungkin banyak pria, pikirku dalam hati

GGKP 4Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang