Sudah lama aku tak menulis cerita hidupku lagi dengan fifi, rindu dengan kisah indah yang aku telah lalui bersama...
Dan kini meski fifi tetap selalu bersama denganku, namun ada hati yang telah kosong, tergores luka menganga yang belum sembuh dan perihnya begitu terasa tiap aku menarik nafasku...
Ingat dengan sosok yang selalu menjagaku dari kecil, yang selalu memenuhi semua mauku, yang bahkan rela memberikan jiwanya untuk hidupku.. .
Papa...
Papaku yg begitu hebat... Papa yg menjagaku., yg memenuhi semua mauku, dan juga yang selalu bisa mengerti keinginan anaknya yang tak pernah ada habisnya ini... Papa... Sekalipun bersikap dingin dan cuek, sejatinya hatinya selalu penuh kehangatan dan dekat denganku..
Aku belum sempat membahagiakannya, bahkan aku lebih sering memberikan kekecewaan padanya. Papa pasti kecewa saat tahu aku bukanlah lelaki seperti lainnya, tapi dia tetap menyayangiku.. Papa tetap mencintaiku...
Ahh... Derai air mataku kembali jatuh... Dan kembali fifi memberiku waktu untuk menikmati kesedihanku
Ya...kejadian itu buat semuanya hancur...saat itu, aku masih mengikuti ospek, bak petir menyambar aku di telp. Mama yang menyuruhku pulang ke semarang.
"Mama kenapa?"
"Kenapa suara mama berat begitu""Frans, boleh mama minta kamu pulang nak? "
"Tapi knapa ma? Frans masih ospek ma"
"Pulang nak... "
Mama gak bisa melanjutkan lagi ucapannya dan yang terdengar hanya isak tangis"Segera aku matikan telp dan segera menghubungi mas Yudi
"Mas, ada apa di rumah? Kenapa mama nyuruh aku pulang to mas?"
Ucapku tanpa henti kpd mas Yudi
Dan dengan suara berat mas yudi juga sedikit ragu menyampaikannya
"Den, kalau bisa pulang ya! ""Papa aden, kecelakaan di hongkong dan saat ini jenazahnya sudah di bawa ke Indonesia"
Mendengar itu aku berdiri, dan segera berlari menuju ke parkiran untuk segera pulang.. Air mataku gak bsa aku bendung.. Gak mungkin papa pergi ninggalin aku begitu saja... Tanpa kabar, tanpa pesan apapun...
"Woi anak baru, mau ngapain lo? Mau pergi kemana? Kabur lo dari ospek ini?
Ucap seorang senior yang mencoba menangkapku
Ku pandang matanya tajam, dan dengan air mata yang sudah mengalir deras
" Lepasin gw, papa gw meninggal dan gw harus pulang sekarang"
Aku berlari mengambil motor, dan aku ternyata diikuti salah satu senior.
"Kondisi begini, gak baik naik motor sendiri, sebutin alamat dan akan ku antar"
Tak boleh panik, setidaknya aku harus tenang, karena rumahku tidaklah sedekat itu.. Aku mengiyakan untuk di bonceng senior yg entah siapa namanya aku ambil hapeku dan segera hubungi fifi
" Fi, km dimana? "
"Frans aku baru saja mau pulang ne, kenapa yank? "
" Fi kita pulang ke semarang ya, papa kecelakaan di hongkong dan katanya mas yudi.... "
Aku gak bisa melanjutkan kata kataku lagi
"Ya udah, aku pulang sekarang, kamu harus tenang"
Lutfi menutup telp.nya dan pikiranku menerawang jauh, berharap berita yang aku dengar hanya berita bohong... Hanya prank dr papa dan mama yg jahil karena mungkin kangen dengan anaknya...Tapi... Araagghhhh... Pokoknya aku harus segera pulang....
---------
Di pesawat aku terus mencoba menenangkan diri, menahan air mata yg telah menumpuk dan ingin menuruni dada yg sesak ini...
Fifi hanya bisa memegang tanganku erat, dia tak banyak bicara tapi perlakuannyalah yang mampu menguatkanku saat ini

KAMU SEDANG MEMBACA
GGKP 4
Teen FictionUntuk paham cerita ini harus baca GGKP 1-3. Tak harus menjadi penulis hebat jika engkau ingin melanjutkan kisah yang tertunda....aku jatuh cinta pada kisah Fifi dan Frans. Begitu juga rasa cinta yang tumbuh diantara mereka...aku hanya ingin menyeles...