Fifi Lagi

742 72 27
                                    

Pagi ini aku membuka mata dengan perasaan berbeda. Frans masih tidur di dadaku dan dia terlihat sangat nyenyak. Aku tak ingin membangunkannya karena aku tahu dia pasti kelelahan.

Aku sudah tak lagi dipersimpangan jalan, jika aku memilih jalan ini setidaknya itu dengan frans.

Walau aku berharap suatu saat nanti akan bisa putar balik ke jalan yang seharusnya sesuai kodrat kami. Tapi untuk sekarang biarkan mengalir membawa kami pada samudera yang menenangkan atau mungkin akan menenggelamkan kami kelak. Yang pasti biarkan saja ini mengalir.

Tentang papa frans yang memintaku untuk mengubahnya menjadi lelaki normal lagi  rasanya akan sulit, sangat sangat sulit karena akulah yang sekarang hanyut dalam cinta frans. Entahlah ini cinta atau sekedar nafsu, yang jelas saat ini frans sangat berarti buatku.

Sangat..sangat berarti....

Apalagi franslah yang berperan sebagai yang didominasi olehku dalam hubungan seperti ini, tentu rasa ketertarikan frans sudah jauh melebihi ku. Dia menggilaiku, jadi sebuah kemustahilan bagi frans untuk kembali

"Ahhh... ingat semalam yang kami lakukan itu adalah sesuatu yang luar biasa, tak kubayangkan sebelumnya, bercinta itu seperti itu nikmatnya. Frans sangat lihat memainkan emosi dan membangkitkan gairah yang sebelumnya tak pernah kudapatkan. Aku merobohkan tembok idealismeku. Dinding tebal yang kubuat sendiri tentang seks, sesuatu yang sakral dan harus dilakukan jika sudah sah dalam pandangan agama ataupun negara.

Tapi bukankah yang sah itu hubungan antara laki-laki dan perempuan, jadi aku tak salah karena aku belum melakukannya dengan wanita manapun.

Arghhhh...aku mulai segila ini, aku gila..gila karena laki-laki yang sedang terlelap di dadaku ini.

Semakin aku larut dalam hayalanku yang semakin menjadi jadi, tangan frans sudah memegang dan mengelus elus kontolku di bawah sana, dan dia berhasil menaikkan gairahku sekali lagi.

"Oohhh...."
Sedikit lenguhanku keluar saat frans memainkan ujung kontolku dengan jempolnya..

Aku dan dia memang mungkin sudah masuk ke kubangan dosa, tapi aku juga bukan yang mengatur diriku, hanya debu yang dikendalikan badai yang entah kemana dan akan menjadi apa, itu rahasia  alam yang hanya bisa aku jalani.

"Fi, kenapa? Apa kamu Menyesal?" Tanya frans dengan mata yang masih terpejam tapi tanganya tetap mempermainkan kontolku

"Iya"

"Maksudmu iya itu apa? Apa akan menghindariku?"

Lama aku tak menjawab frans dan dia membuka mata sambil menatap tajam ke arahku, tatapan yang memiliki aura menyeramkan, dan seolah mengintimidasiku untuk tidak boleh meninggalkannya.

"Iya aku menyesal"

"Menyesal kenapa aku begitu munafik menghindarimu dari dulu jika akhirnya aku jatuh cinta sama kamu anak manjaku"

Tiba-tiba saja frans memeluku erat

" Sejak kapan kamu bisa segombal ini fifiku"

"Sejak kamu menghilang frans dan itu buatku sadar kamu sangat berarti buatku"

Mendengar itu frans mencium bibirku, ciuman yang selalu kusukai dan tentu saja dia selalu berhasil membuat kontolku berdiri. Ciuman frans yang buatku hanyut tiba-tiba berhenti

" Mandi yuk, kamu bau mulut fifiku"

Mendengar itu aku jadi malu

"Wajar lah, kan pagi2 memang begitu frans"

"Emang aku bau? Tanya nya padaku

Oh iya ya, dari awal dan bhkan sampai tadi tak sedikitpun aroma jelek kucium dari tubuhnya, dan saat berciuman tadipun aroma mulutnya begitu wangi

GGKP 4Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang