Prolog

101K 6.7K 300
                                    

Hai guys, gimana kabar kalian? Salam kenal, aku Lovara, kalian boleh panggil aku Lova.

Jalur apa nih?

Happy Reading!

***

"ASGARD!"

Cowok dengan napas tersengal-sengal itu berlari menghampiri Asgard yang tengah duduk santai di kantin kampus.

"Ck! Lo kenapa sih?!"

Bukan. Itu bukan Asgard yang menjawab. Melainkan Rafel, cowok yang duduk di samping Asgard.

"Huftt!!" Daniel berusaha menetralkan deru napasnya yang tidak beraturan sebelum bergabung duduk dengan kedua temannya. "Itu, tadi gue lihat si Kania berulah lagi."

Satu alis Asgard terangkat. "Kenapa? Dia ngelabrak cewek kelas yang tadi satu kelompok sama gue?"

Daniel mengangguk setelah menyeruput jus jeruk entah milik siapa. Kemungkinan besar jus jeruk itu adalah milik Asgard. "Iya, Gard. Tuh cewek makin ngadi-ngadi kalau lo biarin. Mending lo bertindak deh."

"Ck! Kania emang nggak tau malu!" Geleng Rafel tidak habis pikir. "Udah berapa kali ditolak dan dipermaluin Asgard di depan umum. Tapi masih aja kayak gitu. Heran gue."

"Makanya Gard, mending lo cari cewek. Biar si Kania berhenti ngejar lo dan berhenti ngelabrak cewek-cewek kelas yang nggak bersalah," saran Daniel.

Asgard menghela napas. Ia sama sekali tidak tertarik dengan pembahasan ini. Apalagi Kania. Rasanya Asgard ingin muntah jika mendengar nama Kania. Cewek sinting yang selama satu bulan ini selalu mengejar-ngejar dirinya.

"Gard, kita udah satu bulan jadi mahasiswa di kampus ini. Lo nggak ada tertarik sama cewek manapun gitu?" tanya Daniel membuat Asgard mengedikkan bahu. "Ah, lo mah dari jaman SMA selalu kayak gitu. Gue makin khawatir kalo lo itu nggak nor--awwww!"

Daniel mengusap-usap kepalanya yang baru saja dijitak oleh Rafel. "Sembarangan lo kalau ngomong!"

Daniel mendengus. "Ya kan gue heran aja, Raf. Lo yang nggak seganteng Asgard aja, selama sebulan ini udah punya lima mantan dari jurusan yang berbeda, masa seganteng Asgard kalah sama modelan jamet kayak lo."

"Maksud lo gue nggak ganteng?" delik Rafel pada Daniel. "Lo kan juga tau, Nil. Banyak cewek yang ngejar Asgard, cuma Asgardnya aja belum nemu yang cocok sama dia."

Daniel menatap Asgard yang masih diam menikmati makanannya. "Tipe lo yang kayak apa sih, Gard? Susah amat nyari yang cocok."

Tidak langsung menjawab, Asgard tampak berpikir sejenak. "Tipe gue itu... bentar, gue punye ide. Lo tau dua cewek itu kan?"

Daniel mengikuti arah yang Asgard tunjuk pada dua cewek yang baru saja memasuki area kantin. "Tau, itu temen kelas kita kan? Yang satunya tadi satu kelompok sama lo. Yang baru aja dilabrak sama Kania monyet."

Asgard mengangguk membenarkan. "Coba lo panggil mereka," suruh Asgard membuat Daniel dan Rafel saling tatap bingung.

"G-gue panggil mereka?" tanya Daniel memastikan. "Buat apa anjir. Gue nggak pernah ngobrol sama mereka. Apalagi sama si Ara. Dia di kelas pendiem banget kayak batu."

"Ck! Panggil doang!" decak Asgard tak sabaran. "Iyain apa gue nggak bakal traktir lo seumur hidup?"

"Eh, iya! Iya! Anjir main ngancem aja." Daniel pasrah. Gawat juga kalau sampai Asgard tidak mau mentraktir dirinya lagi. Pasalnya selama ini perut Daniel selalu tercukupi jika bersama Asgard.

Sebelum memulai aksinya, Daniel menatap Rafel terlebih dahulu dan sepertinya temannya itu lebih berpihak pada Asgard.

"Buru, Nil. Keburu mereka pergi," desak Rafel.

"KEYLA!"

Gadis yang Daniel panggil itu langsung menoleh dan tersenyum hangat saat tahu siapa yang memanggilnya. Sementara Ara yang ada di samping Keyla ikut berhenti. Namun, sama sekali tidak tertarik untuk menoleh. Ara tetap fokus pada ponsel yang ia mainkan.

"Kenapa?" jawab Keyla di ujung sana. Pelan, tetapi Daniel masih bisa mengerti dari gerakan bibirnya.

Daniel menggeleng. "Nggak apa-apa hehe... " cengir Daniel. "Nyapa doang, Key."

"Sekarang satunya," perintah Asgard setengah berbisik.

"Eh, Ara!" Kali ini Daniel memanggil dengan suara pelan. Bukannya apa, Daniel hanya tidak enak saja. Setahu dia, selama ini Ara itu adalah cewek yang paling lemah lembut di kelas mereka. Jadi Daniel agak segan padanya.

Ara menoleh pada Daniel. Berbeda dengan Keyla yang langsung tersenyum hangat. Ara justru tampak bingung saat Daniel memanggilnya. Cewek itu hanya memasang ekspresi gugup yang membuat jantung seseorang berdetak kagum.

"Kenapa?"

Daniel menggeleng. "Nggak apa-apa kok, Ra. Nyapa doang hehe... Maaf ya."

Setelah itu Ara terlihat ditarik pergi oleh Keyla untuk memesan makanan.

Sekarang Daniel menatap Asgard bingung. Jadi, maksud Asgard meminta Daniel untuk memanggil Keyla dan Ara itu apa?

"Maksud lo apa sih, Gard? Gue nggak paham demi," ucap Rafel heran. Mewakili pertanyaan yang ada di kepala Daniel.

Asgard tersenyum penuh arti. "Dia tipe gue. Dia... milik gue."

Rafel dan Daniel saling tatap tidak paham. Ini si Asgard tidak sedang kesurupan, kan? Selama bertahun-tahun tidak pernah menunjukkan ketertarikannya pada cewek mana pun dan sekarang tiba-tiba mengklaim seseorang dengan sebutan 'miliknya'.

"Hah? Maksud lo Keyla? Lo suka sama Keyla?" tanya Daniel.

Asgard menggeleng. "Ara. Ara milik gue."

***

Aaaaa kiyowo gasii prolognya?? Semoga kalian suka yaaa💖💖💖

Follow instagram akuu @lovaracx

See youuu💖

ASGARD | My Crazy HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang