Pagi ini Asgard memang menjemput Ara untuk berangkat kuliah, namun di sepanjang perjalanan hingga mereka sampai di kampus, Asgard, cowok itu sama sekali tidak bersuara. Membuat Ara jadi keheranan sendiri. Pasalnya tidak biasanya Asgard bersikap sedingin ini dengan Ara.
Apa Asgard masih marah dengan Ara karena ucapan Ara kemarin? Bodo amat. Begitu pikir Ara yang tidak mau memusingkan hal tidak penting tersebut.
"Lo berantem sama cowok lo?"
Pertanyaan dari Keyla itu berhasil membuyarkan lamunan Ara. Ara menghela napas kasar lalu berdecak pelan.
"Cowok apaan sih, Key?!" Kesal Ara. "Jangan bahas aneh-aneh deh, gue lagi males."
Keyla menatap Ara bingung. "Ya kan Asgard cowok lo, Ra. Besok kalian tunangan loh. Masih aja gak diakuin."
"Terpaksa."
"Hm, tapi Asgard ganteng, tajir, pinter, dan gue liat-liat dia beneran sayang sama lo, Ra. Kurang apa coba?"
"Kurang akhlak."
Keyla tertawa renyah. "Iya sih kalo itu."
Ara menoleh ke bangku paling belakang. Ia melihat Asgard sedang mengobrol serius dengan kedua sahabatnya, Rafel dan Daniel. Sepertinya cowok itu memang benar-benar ingin menjauh dari Ara. Buktinya Asgard lebih memilih duduk di bangku paling belakang, yang letaknya jauh dari bangku yang Ara tempati sekarang. Padahal kemarin-kemarin, Asgard selalu sengaja duduk di dekat Ara. Kadang di samping Ara, kadang juga di belakang Ara. Intinya saat berada di kelas, Asgard tidak mau terlalu jauh dari Ara.
"Tuh kan, liatin Asgard mulu. Merasa kehilangan ya? Gara-gara Asgard duduknya ngejauh? Ciyeee..." Goda Keyla sembari tertawa.
Ara refleks membekap mulut Keyla. Bisa bahaya kalau sampai ucapan Keyla barusan terdengar oleh Asgard. Yang ada cowok itu akan ke-geer-an.
"Keyla! Jangan ngomong aneh-aneh!"
Keyla menahan tawanya saat Ara sudah tidak lagi membekap mulutnya. "Duh, udah mulai ada rasa ya?" Tanya Keyla. Tangannya menoel dagu Ara dengan begitu jahil. Membuat Ara semakin kesal pada gadis di sebelahnya itu.
"Tau ah! Lo mah!" Ara mendengus sebal. Entah lah, Ara tidak bisa mendeskripsikan apa yang ia rasakan saat ini. Bukankah seharusnya ia merasa senang karena Asgard menjauh? Tapi entah kenapa, sekarang, Ara justru merasa sangat kesal melihat Asgard sengaja menjauhi dirinya.
"Ciyee..."
Ara menatap Keyla kesal. Kenapa sahabatnya ini tidak bisa diam dan terus bersikap menyebalkan. "Keyla, diem! Gu—"
"Selamat pagi."
Bibir Ara mengatup otomatis saat Dosen yang mengajar di kelas mereka pagi ini sudah tiba di kelas.
"Pagi, Pak."
"Minggu lalu Bapak sudah jelaskan materi kan? Berarti minggu ini waktunya Bapak ngasih tugas ke kalian," ucap Pak Eka membuat seisi kelas berseru kecewa.
"Yah, kok tugas sih, Pak. Baru juga masuk udah dikasih tugas aja, Pak," protes Daniel.
"Terus kamu maunya gimana Daniel? Apa mau kuis saja? Nanti saya akan tunjuk satu-satu dan yang gak bisa jawab, baru saya kasih tugas. Orang pertama yang akan saya tunjuk adalah kamu Daniel. Gimana?"
Daniel menggeleng cepat. "Jangan dong, Pak. Ya udah tugas aja, Pak. Gas!" Seru Daniel membuat seisi kelas tertawa kompak.
"Tugasnya berkelompok, ya. Satu kelompok boleh empat sampai enam orang. Soal yang harus kalian diskusikan nanti akan saya kirim di grup kelas."
KAMU SEDANG MEMBACA
ASGARD | My Crazy Husband
Roman d'amourMenjadi istri orang gila seperti Asgard? ***** •(update setiap hari) •Toxic relationship "Yah, aku mau dia." "Siapa namanya?" "Ara, Arazafa." "Oke, nanti Ayah beli dia buat kamu." Menjadi istri seorang Asgard Dirgantara adalah impian semua perempu...