6. Kabur

36.9K 3.8K 81
                                    

"Nona Ara kabur."

Bugh

Bugh

Bugh

"APA MAKSUD LO?!" Teriak Asgard marah. Cowok itu juga menarik kerah baju laki-laki di hadapannya hingga wajah laki-laki itu terlihat pucat pasi.

"M-maaf T-tuan, Nona Ara kabur lewat pintu belakang," ucapnya ketakutan.

"AGA!"

Tangan Asgard menggantung di udara begitu mendengar suara teriakan dari Rianti. Gagal sudah niatnya untuk kembali memberi bogeman pada sang bawahan yang tidak becus bertugas menjaga Ara hingga gadis itu bisa kabur.

Tanpa perasaan Asgard mendorong pria dengan luka di sudut bibirnya itu hingga terkapar di lantai. Hal tersebut tentu saja membuat Rianti semakin murka dengan sikap Asgard.

"Aga! Jangan bikin Bunda malu!" Rianti menatap Asgard tajam. "Jangan bersikap seolah Ayah dan Bunda gak pernah ngajarin kamu tata krama!"

Asgard menghela napas sembari melonggarkan dasinya. Hari ini ia dan kedua orang tuanya sudah menyiapkan segala macam untuk acara pesta pertunangannya dengan Ara. Namun yang terjadi justru di luar dugaan. Alih-alih menginginkan acara berjalan dengan lancar, Ara justru kabur dan acara pertunangan mereka hari ini terancam batal.

"Ara kabur." Asgard menatap Rianti tanpa ekspresi.

"Bunda tau, tapi hal itu gak bisa dijadikan alasan untuk kamu bersikap seenaknya sama orang lain. Apalagi yang umurnya lebih tua dari kamu, Aga!"

"Kamu denger Aga?!" Tanya Rianti saat Asgard hanya diam dan tak menunjukkan raut bersalah sedikit pun.

Asgard berdecak lalu duduk di tepi ranjang sambil memijat kepalanya yang terasa nyeri. "Iya!" Jawab Asgard ngegas.

"Kamu boleh pergi, Baron. Obati luka kamu."

Tanpa membantah, Baron, laki-laki berusia tiga puluh tahun yang tadi kena amukan Asgard segera pergi dari hadapan mereka.

"Kamu tuh udah dewasa. Kalo ada masalah selesaiin baik-baik. Jangan gegabah kaya tadi."

"Aku gak gegabah, Bun! Baron emang gak becus! Kalo becus gak mungkin Ara bisa kabur!"

"Ara kabur itu salah kamu! Bukan salah Baron!" Bantah Rianti.

Asgard membelalakkan kedua matanya. Merasa tidak terima dengan ucapan Rianti barusan. "Kenapa Bunda jadi nyalahin aku?!"

"Kalo kamu bisa buat Ara nyaman, gak mungkin Ara kabur di hari pesta pertunangan kalian!"

Asgard mengusap wajahnya kasar. "Ck! Kalo Bunda ke sini cuma mau marah-marah, mending Bunda keluar. Aku pusing, Bun!"

"Pusing-pusing, kamu pikir Bunda gak pusing? Satu jam lagi acara dimulai, tamu-tamu juga udah pada dateng. Terus gimana kalo Ara gak bisa kita temuin? Bunda juga yang malu!"

"Mau kemana kamu?!" Tanya Rianti melihat Asgard hendak keluar dari kamar.

"Nyari Ara."

Rianti menghalangi langkah Asgard. "Ayah kamu, anak buah Ayah kamu dan orang tua Ara udah pergi buat nyari Ara. Mending kamu di sini aja. Bisa rumit kalo sampe kamu pergi juga."

"Gak! Aku harus cari Ara! Acara pertunangan ini gak boleh gagal!"

"Aga! Nurut apa kata Bunda!" Bentak Rianti kehilangan kesabaran. Menghadapi Asgard yang keras kepala memang melelahkan.

Asgard menatap Rianti kesal. "Aku mau nyari Ara, Bun! Aku gak mau kehilangan Ara! Gak mau! Ara punya Aga!"

"Tapi kam—Aga!"

ASGARD | My Crazy HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang