Udah hampir tengah hari mereka muter-muter kompleks, nyebrangin Sungai Bengawan Solo, ngelewatin Jembatan Suramadu hingga mampir ke warung pecel lele terdekat untuk menyantap nasi padang... tapi masih ga ketemu juga sama alamat yang mereka cari. Sebenarnya yang tau lokasinya cuma Hyunsuk, kalo Jihoon mah sok tau.
Tapi demi Yoshi lah ya. Apapun bakal dilakuin sama bapak berotot itu.
Di tengah perjalanan, Jihoon memutuskan untuk berhenti karna mesin motornya mulai panas dan berujung mogok. Mereka duduk di bawah pohon toge.
Canda toge. Maksudnya pohon mangga.
Gak lama setelah itu, mereka ketemu sama anak kecil lewat. Anak itu lagi mainin permen karet di mulutnya, ditarik keluar sampe panjang trus dimasukin lagi ke mulut.
"Hei kamu!" panggil Jihoon, membuat bocah itu menoleh. "Hatiku dag-dig-dug saat aku, melihatmu~ awokawok."
Gini amat punya bokap-Batin Junkyu.
"Canda, co. Sini dulu!"
Dengan langkah malas, anak itu menghampiri Jihoon sambil terus memainkan permen karetnya.
"Napa om?"
"Lo tau rumah keluarga Kanemoto?"
Coba gini kek nanya sama abang bakso tadi. Udah gitu abangnya pake dikatain goblok lagi.
"Dia gaada disini."
"Ya memang. Kan disini cuma ada kita berempat. Gimana sih!" bapak bihun berkata.
"Hm. Ayo ikut."
Jihoon mengernyitkan dahi. "Kemana?"
"Rahmatullah," jawabnya asal. "Ikut aja napa sih. Katanya mau tau rumah Kanemoto."
"Udah gih, ikutin aja," saran Junkyu yang udah muak.
Ga sih, sebenarnya dia pengen cepet-cepet numpang buang hajat.
"Yodahlah. Kita ngikut."
Dituntunlah Jihoon dengan dua peranakannya itu ke sebuah rumah besar bercat putih dengan gerbang besar yang terlihat seperti portal menuju isekai atau dunia lain.
Jihoon menganga liat rumah sebesar itu.
Wihh, enak banget jadi Yoshi-Batin Junkyu yang mulai sirik.
"Ini rumahnya?" tanya Yoshi.
"Bukan. Tapi yang itu." Bocah permen karet itu nunjuk rumah kontrakan di samping bangunan istana tadi.
"Bangke. Kirain yang ini, bahh. Hilang dah harapan gue makan khong guan asli." Jihoon misuh-misuh. Habis doi kesel, tiap lebaran nemu kaleng khong guan isinya rengginang mulu.
"Buruan masuk." Anak tadi mempersilahkan Jihoon, Junkyu, dan Yoshi masuk ke rumah kontrakan yang ditunjukkannya.
"Ya mana bisa gitu, bocah! Maen masukin orang aja lu. Kek rumah sendiri," protes Jihoon dengan lambe turahnya.
"Bicit juga kalian. Masuk aja napa sih."
---
Jihoon, Yoshi dan Junkyu duduk bersebelahan.
"Mau minum apa klen?"
"Teh aja gausah repot-tepot," Jihoon basa-basi. Lagian ga mungkin kalo disajiin teh beneran. Ngeliat kulkasnya yang segede gaban, agaknya bakal dikasi jus Buavita.
"Ajun gamau teh! Ada sprite?"
Yoshi memukul paha Junkyu. "Jan malu-maluin anjir!"
"Sirik aja lu." Junkyu sinis.
"Tunggu disini." Bocah tadi pergi ke dapur, buat nyiapin minuman.
Meskipun dari luar nampak macam rumah kontrakan berusia 40 tahun, tapi dalamnya keren abis dah. Dapurnya ga kalah mantep sama punya Mama Nagita. Ada sofa empuk di ruang tamu dan ada ruang keluarga yang bisa dibilang cukup luas.
Beda banget sama rumah HoonSuk yang ruang tamu ama ruang keluarganya jadi satu. Trus kalo mau buang hajat kudu jalan kaki sampe 10 km, udah gitu pake blusukan di semak-semak pula.
Tak lama kemudian, anak kecil tadi kembali dengan membawa nampan berisikan 4 gelas plastik dan sebotol air mineral indomaret.
"Nih, minum."
Jihoon mendelik. "Lah kan gue mintanya teh, njir."
"Cuma ada aer putih."
Bangke, kena zonk mulu gue-Batin Jihoon.
"Ngomong-ngomong, ini beneran rumah Kanemoto?" tanya Yoshi memastikan.
"Iye, bambank. Lu bertiga ngapa dah nyari alamat ini? Kalo mau nyari dukun pesugihan bukan disini tempatnya."
"Bangsul. Kita miskin tapi ga ada niat buat begituan ya, bocah!" Jihoon ngegas ga terima. Abis itu berubah kalem. "Sebenarnya, kita lagi nyari orangtua Yoshi."
"Lah? Ngapa nyarinya disini? Dikata rumah gue panti jompo apa?"
"Eh bentar, gue mo nanya dulu." Ajun menyela. "Lu siapa sih? Sombong amat. Kayak lu yang punya rumah aja."
"Emang ini rumah gue njim."
Yoshi dan Jihoon mendelik ga percaya. Mereka mikirnya kalo anak kampung bergaya swag itu cuma kerabat yang kebetulan lagi nginep.
"Gue anggota termuda keluarga Kanemoto. Tapi mak bapak gue udah gaada, makanya disini gue diasuh sama tante."
Yoshi loading. Kok latar belakangnya mirip sama cerita eomma ya?-Batinnya.
Junkyu nyolek-nyolek paha Yoshi. "Yosh, jangan-jangan dia sodara lu?" bisik Junkyu pada Yoshi.
"Nama lo siapa?" Meski ragu, Yoshi memutuskan untuk bertanya pada akhirnya.
"Yoonbin."
---
Eh anjir. Kenapa kaga ditulis ft. Ha Yoonbin di deskripsi, thor?
Ya biar plot twist gitu bruh. Ntar ketebak alurnya wkwkEnjoy aja yaa
Jangan lupa tinggalkan jejak!!
KAMU SEDANG MEMBACA
The INIKEREABLE (✓)
Fanfiction[ Kalo gak baca nyeselnya tujuh turunan ] "Cuma orang kaya yang bilang banyak anak banyak rezeki. Kalo kita banyak anak banyak cobaan." -HoonSuk Ft. Ha Yoonbin ___________________ WARNING!! - 13+ - Bahasa non baku - Toxic bertebaran - Typo? Mohon di...