"Jeongwoo hitam, jelek, anak haram, ga pernah mandi!" ejek Haruto sambil lari-lari bawa sendal kiri Jeongwoo.
"Jangan sampe gue kuncir ya mulut lo!" balas Jeongwoo dengan melempar sendal spiderman milik Jihoon. Terjadilah kejar-kejaran di depan rumah.
Perkaranya apa?
Cuma gara-gara Jeongwoo nggak kasih pinjam remote tv ke Haruto. Alhasil, bocah kerempeng itu ketinggalan acara kesukaannya, Boboiboy de mufi.
Emangnya Jeongwoo nonton apaan?
Gopi :)
"HOY!! KALIAN BISA RIBUT NGGAK SIH?!" Jihoon yang lagi ngerjain PR Yedam dibuat pusing sama suara tuyul-tuyulnya.
"Seharusnya 'diem', pa. Bukan 'ribut'," koreksi Yedam yang lagi nyimak Jihoon ngerjain tugasnya.
"Sabodo. Suruh adek adekmu itu diam. Pusing pala ku. Ini jugak, kenapa materi sekarang nggak kayak sekolahku dulu. Masa matematika ada hurufnya gini sih. Jeleg."
Yedam hanya bisa tersenyum seperti logo Kumon.
"Jihoon!!" Mashiho tiba-tiba teriak manggil nama Jihoon. Entahlah, mungkin saking paniknya sampe khilaf.
"Bangsat. Anak siapa itu?!" Yang punya nama emosi. Nggak sadar kalo yang teriak barusan itu anak emasnya sendiri.
"Kak Shiho, pa. Ada apa di dalam?" Yedam ikutan panik. Buru-buru doi masuk ke dalam dan disusul Jihoon yang masih nggak paham.
Plis. Gobloknya cukup di mtk aja, Hoon. Jangan dibawa sampek rumah tangga.
Begitu masuk, Jihoon mendapati Mashiho tengah duduk di hadapan Junghwan yang hidungnya mengeluarkan cairan merah. Sedangkan Junghwan cuma diam aja, ngebiarin darah di hidung ngalir sendiri ke mulut sampe kemakan.
Gue bukannya kebayang mimisan malah kebayang ingusan dah.
"ASTAGFIRULLAH!" Jihoon panik dan langsung menggendong anak bontotnya itu keluar rumah. "Dam, ambilkan tisu. Ceffat!"
"Siap!" sahut Yedam sambil hormat ala tentara militer.
"Cio, eomma mana?"
"Nggak tau, pa. Tadi keluar bawa tas yang biasa dipake arisan," jawab Mashiho.
"Hish! Bisa-bisanya!"
Yedam datang membawa tisu, disusul dengan Asahi, Jaehyuk dan Yoshi.
"Ini tisunya, pa."
Jihoon langsung membersihkan hidung Junghwan dan berusaha membuat darahnya berhenti mengalir.
"Wawan kenapa, pa?" Jaehyuk ikutan panik.
"Junghwan gapapa. Cuma lagi belajar membaca," Jihoon ngasal. "Ya kamu liat sendiri ini kenapa! Apa dia keliatan lagi benerin konstruksi jembatan?"
Jaehyuk tersenyum kecut.
"Sahi, Jaehyuk, ambilkan air minum sama air hangat di baskom buat adek ya," perintah Yoshi.
Abang-able banget sih (˵ ͡° ͜ʖ ͡°˵)
"Siap, kak!" jawab Yedam dan Jaehyuk. Asahi juga, tapi cuma lipsing.
"Yoshi, kamu tau eomma pergi kemana?" tanya Jihoon pada Yoshi. Barangkali Hyunsuk ada bilang ke Yoshi.
"Nggak tau, pa. Yoshi aja ngga tau kalo eomma keluar," kata Yoshi. "Nggak ada bilang sama Cio?"
Mashiho geleng-geleng. "Cio ngga tau. Eomma ngga bilang."
"Appa, ini Junghwan gamau dibawa ke puskesmas aja? Takutnya ada apa-apa," saran Jaehyuk yang datang dengan sebaskom air hangat untuk merendam kaki Junghwan, kali aja dia kedinginan sampai mimisan, atau buat ngompres.
"Iya, pa. Takutnya kenapa-napa," timpal Yedam.
"Yaudah. Yoshi ikut appa bawa Junghwan ya. Yang lain, jangan ada bilang apa-apa sama eomma soal Junghwan, biar appa yang ngomong," tutur Jihoon. "Ntar kalo eomma nanya, bilang aja kita lagi di warung."
"Oke!" jawab anak-anaknya serempak.
"Cio, urus adek-adekmu ya. Bangunin Junkyu kalo butuh bantuan," pesan Jihoon sekali lagi.
"Iyaa, pa."
Jihoon hendak mengambil motornya, tapi entah kemana sendal lejen miliknya itu lari. Nggak mungkin secepat itu sendal spiderman Jihoon melupakan pemiliknya.
"Sendal gue mana cok?!"
"Itu pa!" tunjuk Yedam.
Ternyata sendalnya ada di rumah tetangga. Ntah anak siapa yang ngelempar sampe sana. Jihoon ngambil sendalnya sambil ngedumel.
Kayaknya doi udah marah besar sama kelakuan Hyunsuk. Belakangan ini Hyunsuk emang jarang dirumah. Kalo nggak arisan, pasti ada aja acara sama temen-temen ngga jelasnya itu. Mana jarang masak juga, untung ada Mashiho yang bisa diandalkan. Meskipun cuma bisa bikin indomie goreng, tapi setidaknya nggak kayak adek-adeknya yang cuma bisa bikin masalah.
Berangkatlah Jihoon, Yoshi juga Junghwan ke bidan terdekat.
Nggak lama, tibalah Jeongwoo dan Haruto yang baru pulang entah darimana. Mereka bingung kenapa Jihoon pergi dengan wajah panik.
"Kak, ada apa ini?" tanya Ruto ke Yedam.
"Appa mau kemana itu? Kok buru-buru?" tambah Jeongwoo.
"Lo berdua kemana aja?"
"Ini nih! Ngejar gue mulu. Padahal dia yang salah." Haruto menoyor kepala Jeongwoo sampai si gelap itu ambruk ke tanah.
Mungkin tadi mereka kejar-kejaran sampe nyebrang negara kali ya. Jadi gatau apa-apa.
"Udah udah, kalian masuk semua. Asahi, bangunin Kak Junkyu sana. Udah mau maghrib," pinta Mashiho. Doi juga mau buatin makan malam buat adek-adeknya.
"Ya," jawab Asahi singkat.
Saat mereka hendak masuk, tiba-tiba datang seorang lagi, membuat mereka menoleh saat orang itu berkata.
"Kalian semua ngapain diluar?"
"Eomma...?"
-tbc-
@cat_lolyez
KAMU SEDANG MEMBACA
The INIKEREABLE (✓)
Fiksi Penggemar[ Kalo gak baca nyeselnya tujuh turunan ] "Cuma orang kaya yang bilang banyak anak banyak rezeki. Kalo kita banyak anak banyak cobaan." -HoonSuk Ft. Ha Yoonbin ___________________ WARNING!! - 13+ - Bahasa non baku - Toxic bertebaran - Typo? Mohon di...