A/N : maaf updatenya kdng ngikutin mood authornya bgt:(( but, happy reading! ^^
_________________________________
Di pagi harinya, Fiki bangun lebih dulu. Dia berpikir untuk beli sarapan di luar pagi ini. Kasian juga sama Shandy tiap pagi berbenah untuk mereka berdua. Yah, walau itu sudah rutinitas tapi sesekalilah Fiki ingin menyiapkan sarapan pagi ini.
Alasan mengapa Fiki memesan karena masakannya tidak bisa dimakan. Fiki ingat terakhir kali dia memasak dan mencoba bereksperimen dengan masakannya, namun kemudian seluruh penghuni rumah langsung diare. Kasihan.
Berkat pengalaman itu, Fiki percaya jika dia memasak untuk Shandy mungkin laki-laki itu akan mengusirnya dari rumah.
Ketika matahari menerobos tirai, itu menerpa wajah Shandy dan membuatnya terbangun. Tanpa sadar dia melirik tempat tidur di sebelahnya.
Tapi tidak ada siapa-siapa disana.
Shandy beranjak dari tempat tidur dengan malas. Dia melangkah gontai karena setengah mengantuk. Saat Shandy mengangkat wajahnya, dia melihat Fiki duduk di meja makan dengan laptop di depannya. Shandy berjalan mendekati meja makan begitu dia melihat dua porsi bento –bekal khas Jepang– ada di atas meja.
Fiki melepas kacamatanya, "Baru bangun, hm?"
Shandy mengucek matanya, lalu berkata, "Lu beli makan? Kenapa gak masak aja, bahan makanan masih banyak di kulkas."
"Gua gak bisa masak, nanti kalau lu keracunan gimana?" Fiki menutup laptopnya.
Shandy tertawa pelan, "Betul juga, gua gamau mati muda." Karena penasaran, Shandy membuka bento tersebut dan menemukan betapa kekanakannya selera Fiki.
"Selera lo unik juga ya Fik," Entah itu pujian atau bukan tapi Fiki tertawa mendengar perkataan Shandy.
"Cakep loh, ini bento ada singanya terus yang ini ada kucingnya."
"Punya gue yang mana?"
"Yang kucing lah."
"Kok gitu sih?" tanya Shandy tidak terima.
Namun Fiki menjawab tanpa beban, "Itu sesuai dengan kepribadian lo yang kekucing-kucingan. Juga, coba lo liat betul-betul. Lo sama kucingnya itu mirip."
"Mirip gimana?"
Fiki menunjuk muka kucing di bento, "Tuh kucingnya galak. Tapi imut, mirip kayak elo, Shan."
Shandy mendesah pelan, pemikiran orang muda memang susah ditebak. "Suka suka lo aja deh Fik," kata Shandy, dia menutup kotak bekal itu lalu berbalik.
Melihat Shandy pergi, Fiki langsung bertanya, "Mau kemana?"
"Mandi, lu makan duluan aja."
Shandy menutup pintu kamar mandi dan bunyi guyuran air terdengar setelahnya. Fiki pun mengupas bungkus sumpit lalu meletakkan sepasang sumpit di bento milik Shandy. Dia memakan bento duluan dengan tenang.
☕☕☕
Tidak berselang lama bagi Shandy untuk menyelesaikan mandinya. Dia mengganti pakaian lalu duduk di hadapan Fiki yang tengah berkutat dengan laptop. Tampaknya Fiki sudah menghabiskan sarapannya.
Shandy berkedip menatap Fiki, "Ngerjain apa? Keknya sibuk banget."
Begitu Shandy duduk didepannya, Fiki mengangkat wajahnya, "Biasalah," sahutnya ringan sambil menaikkan alis.
Shandy tidak membahas terlalu jauh. Dia membuka bungkus sumpit, bersiap makan.
Tangan putihnya mulai menyumpit. Begitu suapan pertama masuk ke mulutnya, alis Shandy terangkat, "Udah lama gua gak makan bekal bekalan gini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Pierced Memories [Fiki x Shandy aka Fidy UN1TY]
FanficCerita CEO muda x Bos kafe. Fiki, 23 tahun, CEO muda. Shandy, 27 tahun, pemilik kafe. Keduanya dipertemukan oleh pertikaian yang mencetuskan perang dingin. Karakter aku cuma minjem, tidak ada sangkut pautnya dengan real life karena ini cuma fanfic...