"Guys, gue tadi lewat simpangan Gatot 9. Katanya sekitar setengah jam lalu ada kecelakaan di sekitaran situ."
Obrolan antara pekerjanya membuat Shandy cukup tertarik, dia menyimak pembicaraan terutama saat mendengar salah satu korban dari kecelakaan itu adalah seorang CEO.
Kira-kira, CEO mana yang baru saja tertimpa musibah ini?
"Satu hal yang gue sayangkan, mobil jaguar CEO ntu..." ujar si pembawa cerita, mendesah kecewa.
"Pasti ancur tu mobil."
"Arghh, sayang banget!"
Tiba-tiba Shandy tertegun.
CEO? Mobil jaguar?
Tunggu... ini bukan Fiki yang kecelakaan 'kan?
"Udahlah, orang kaya mah bebas apalagi kayak CEO ProGarden yang gak perlu nyamperin duit lagi, malah duit yang nyamperin dia."
Deg!
Alis Shandy berubah serius, tangannya dengan lincah menelepon Ricky untuk mendapatkan konfirmasi. Dia tidak akan percaya sebelum mengetahuinya langsung namun sayangnya...
"Betul bos yang kecelakaan tadi, kita sekarang ada di rumah sakit...–" jelas Ricky secara singkat melalui telepon, yang nyaris membuat jantung Shandy copot mendengarnya.
Shandy bergegas menaiki taksi saat mendengar kabar dari Ricky bahwa Fiki kini ada di rumah sakit. Untungnya, Ricky segera mengonfirmasi padanya bahwa Fiki baik-baik saja. Ada kebocoran di kepalanya tapi Fiki masih bisa sadarkan diri berkat pertolongan yang cepat.
Tetapi meskipun mengetahui kalau Fiki baik baik saja, hati Shandy tetap tidak berhenti berdebar. Dia merasa begitu khawatir pada orang lain setelah sekian lama.
Tidak butuh waktu lama bagi Shandy untuk menemukan kamar Fiki dirawat, setelah bertanya ke bagian administrasi dia bergegas kesana.
Ketika disitu, Shandy melihat Ricky duduk di depan pintu.
"Gimana si Fiki? Gue boleh jenguk dia 'kan?" ujar Shandy sedikit terburu-buru.
"Sebenernya bos melarang semua orang masuk ke dalam kecuali tenaga medis. Dia sedang tidak mau bertemu dengan semua orang, ada sedikit kekhawatiran yang keliatannya..." Ricky agak ragu sejenak, dia menelan ludah sebelum mengatakan, "...mengancam nyawa bos."
Alis Shandy bertaut. Dengan kata lain, Ricky mengatakan bahwa Fiki menutup dirinya karena kecelakaan ini membuatnya kehilangan percayaan pada semua orang. Apa itu artinya dia tidak boleh masuk?
Detik berikutnya Ricky tersenyum tipis, "Bos melarang semua orang untuk masuk tapi dia bilang pengecualian untuk anda."
Barulah akhirnya Shandy bernafas lega, dia mengucapkan terima kasih pada Ricky lalu masuk kesana untuk melihat keadaan Fiki. Lelaki itu terbaring di ranjang rumah sakit dengan mata terpejam serta kepala diperban. Hanya dengan melihat ini, hatinya berdenyut sakit.
Shandy duduk di sisi Fiki sambil melihat wajah tidurnya. Tangannya secara alami terulur untuk mengusap rambut Fiki dengan lembut, seolah takut menyakitinya.
Banyak pertanyaan yang muncul dibenaknya.
Apa yang terjadi? Siapa yang melakukan ini? Dan sesuai dengan yang Ricky katakan tadi...apa ada yang berusaha mencelakakan Fiki?
Dia begitu gelisah dan perasaan ketakutan akan kehilangan mulai menghantuinya.
Tetesan air mata lolos di pipi Shandy begitu saja. Tetesan demi tetesan meluncur ke pipinya dan dia mulai menangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pierced Memories [Fiki x Shandy aka Fidy UN1TY]
Fiksi PenggemarCerita CEO muda x Bos kafe. Fiki, 23 tahun, CEO muda. Shandy, 27 tahun, pemilik kafe. Keduanya dipertemukan oleh pertikaian yang mencetuskan perang dingin. Karakter aku cuma minjem, tidak ada sangkut pautnya dengan real life karena ini cuma fanfic...