6. Cinta yang salah

48.9K 4.3K 132
                                    

"Aku mencintai laki-laki yang seharusnya tidak aku cintai. Laki-laki yang berstatus sebagai kekasih adikku"
-Raina Alya Qalesha

 Laki-laki yang berstatus sebagai kekasih adikku"-Raina Alya Qalesha

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Weekend hari ini Alvin berniat mengunjungi rumah Naya. Alvin sudah rindu sekali gadis kecilnya itu. Kemarin saat di sekolah dia tidak sempat menemui Naya karena jadwal latihan basket yang cukup padat.

Maka hari ini, Alvin akan menggunakan kesempatan ini baik-baik untuk menghabiskan waktu bersama Naya.

"Ma, Aku kerumah Naya dulu, ya!" teriak Alvin saat berada di ujung tangga.

Retha hanya menggeleng-gelengkan kepala melihat putranya yang terlihat bersemangat untuk bertemu Naya. "iya hati-hati, Al. Jangan ngebut."

"Siap! Alvin jalan dulu." Alvin keluar rumah dengan menggunakan mobilnya. Tujuannya saat ini adalah rumah Naya.

Di perjalanan Alvin tidak henti-hentinya tersenyum. Dia ingin melihat bagaimana reaksi Naya nanti saat dirinya tiba-tiba berada dirumahnya tanpa mengabari lebih dulu.

Alvin benar-benar merindukan gadis kecil itu.

Mobil Alvin berhenti di lampu merah, dan tanpa sengaja tatapannya berhenti pada seorang gadis yang mirip seperti Naya. Sekilas memang terlihat seperti Naya tapi Alvin tidak yakin.

Lagi pula Naya jarang keluar rumah kalau itu bukanlah hal yang penting. Dan lagi gadis yang mirip Naya itu sedang bersama seorang laki-laki, jadi tidak mungkin itu Naya karena Naya tidak memiliki teman dekat laki-laki.

Jika Naya keluar, dia pasti mengabari dirinya. Entah itu lewat chat atau telfon, Naya pasti akan menyempatkan untuk memberitahu Alvin.

Alvin kembali menjalankan mobilnya ketika lampu sudah berubah menjadi warna hijau. Cowok itu mengemudikan mobilnya dengen kecepatan sedang, tidak ingin terburu-buru.

Setelah hampir 20 menit berkendara, akhirnya Alvin tiba di depan sebuah rumah.

Mobil Alvin berhenti tepat di depan rumah Naya. Cowok itu langsung memarkirkan mobilnya dan melangkah masuk ke dalam.

"Naya!"

"Nayaaa!!!"

"Nay, ini aku, bukain pintunya," panggil Alvin saat pintu rumah belum kunjung terbuka. Apa sedang tidak ada orang dirumah?

"Sebentar," sahut seorang gadis dari dalam.

Alvin tersenyum dan menyangka itu pasti adalah Naya. Alvin tidak sabar melihat wajah cantik kekasihnya.

Ceklek...

Pintu rumah terbuka tapi bukan Naya yang keluar melainkan Raina-Kakak Naya.

Alvin mengurungkan niatnya untuk memeluk gadis itu.

"Alvin, kirain siapa. Mau cari Naya, ya?" tanya Raina tersenyum manis sembari merapikan rambutnya.

"Iya, Naya ada, kan?"

Raina menggeleng pelan. "Tadi Naya ke supermarket dan belum pulang."

Alvin tampak berpikir, mengingat kejadian tadi di lampu merah. Apa gadis yang tadi ia lihat itu benar-benar Naya? Tapi dengan siapa Naya pergi?

Selama ini Naya tidak pernah dekat dengan laki-laki manapun, kecuali dirinya dan sahabat-sahabat Alvin.

"Iyaudah, Kak. Alvin pamit aja."

"Gak mau mampir dulu?" tanya Raina berharap.

"Enggak. Lagipula gak ada Naya, jadi gak enak kalau cuma ada kita berdua," balas Alvin tidak enak.

Raina sedikit malu mendengar ucapan Alvin. "Iyaudah, kamu hati-hati."

Alvin mengangguk lalu berbalik pergi.

Raina memandang punggung Alvin dari belakang. Berharap ia bisa memeluk punggung kokoh itu suatu saat nanti. Walau tidak tahu kapan hari itu akan datang, Raina tetap akan berusaha.

Raina akan mengikuti apa kata Ana. Ia akan berusaha untuk mendapatkan Alvin.

Dari awal sejak Naya membawa Alvin kerumah ini, Raina memang sudah merasakan ketertarikan pada Alvin.

Menurutnya Alvin adalah laki-laki penyayang, dewasa, dan penuh perhatian.

Raina sangat-sangat menyukai laki-laki seperti Alvin, tapi itu semua hanya angan-angannya saja karena Alvin adalah kekasih adiknya.

Raina memandangi mobil Alvin yang sudah menjauh dari pekarangan rumahnya.

"Beruntung banget Naya punya kamu, Al," menolong gadis itu menatap kosong.

Andai dirinya yang menjadi pacar Alvin.

Andai dirinya yang sekarang bersama Alvin.

Dan andai dirinya wanita yang dicintai Avin.

Andai, andai, dan andai. Semua itu hanya andai yang tidak akan pernah sampai.

Bagaimanapun Raina tahu kalau Alvin hanya mencintai adiknya.

Alvin bahkan rela melakukan apapun demi Naya. Ya, seberarti itu Naya dalam Hidup Alvin.

Raina menutup pintu lalu menangis di baliknya. "Kenapa kamu selalu beruntung, Nay."

"Aku juga mau, Alvin. Bukan cuma kamu yang mau Alvin, tapi aku juga."

Raina mengusap air matanya. Ia semakin membenci Naya karena hal ini.

Naya beruntung bisa mendapatkan Alvin, dan juga teman-teman yang begitu baik padanya.

Sedangkan Raina tidak. Ia tidak punya siapa-siapa. Bahkan Raina tidak memiliki satu orang teman pun.

"Jangan salahin aku, kalau aku mau Alvin, Nay."

🌻

See you ❤️

NAYANIKA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang