67. Bagian yang hilang

56.2K 3.4K 291
                                    

Jangan lupa vote & komen ya temen-temen 🌻

Jangan lupa vote & komen ya temen-temen 🌻

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"NAYA MENINGGAL! DIA UDAH NGGAK ADA."

DEG!!!

BRAK

Ana jatuh pingsan saat dia mencoba untuk berdiri. Andi yang melihat itu langsung panik dan menghampiri istrinya.

Raina membulatkan matanya tak percaya. Saat itu juga aliran darahnya seperti berhenti karena rasa keterkejutannya. Adiknya sudah meninggal? Naya sudah pergi dari dunia ini?

Jadi inilah alasan Bundanya berubah? Bunda depresi karena kematian Naya? Dan dia berhalusinasi dengan menganggapnya sebagai Naya?

Raina diam, terkejut sekaligus tidak tahu harus bagaimana. Mulutnya seperti tidak mampu lagi mengucapkan sepatah katapun. Matanya tidak lepas dari sang Ayah yang yang berusaha membangunkan Bunda.

"Ana bangun. Hey... bangun." Andi menepuk pelan pipi istrinya agar bangun.

"Ana bangun...." Karena tidak ada respon dari Ana, Andi langsung mengangkat tubuh istrinya. Tapi sebelum itu Andi melirik Raina yang masih diam memandangnya.

"Kamu punya otak, kan? Mikir, Raina, mikir! Udah berapa banyak kesalahan yang kamu lakukan sama Naya. Harusnya kamu minta maaf, bukannya marah-marah kayak gini," ucap Andi sengit lalu berjalan menaiki tangga ke lantai dua.

Sakit.

Rasa sakitnya bertambah berkali-kali lipat saat Andi mencacinya seperti itu. Kedua orang tuanya yang dulu menyayangi dan selalu memanjakannya sekarang berubah menjadi sangat kasar.

Seumur hidupnya, baru kali ini Ayahnya bersikap kasar seperti ini, dan hal itu sangat-sangat mengejutkan Raina.

Sekarang Raina paham rasanya menjadi Naya. Naya yang selalu dipukuli dan dimarahin oleh Ayah dan Bunda. Kini hal itu terjadi pada dirinya.

Mendengar derap langkah seseorang dari arah tangga, Raina menoleh. Memandang sang Ayah yang baru saja kembali setelah mengantarkan Bunda.

"Kamu mau tau kebenaran yang lain?" tanya Andi saat sudah berdiri di depan anaknya. Raina tidak menjawab namun ia menunggu Andi yang seperti ingin mengatakan sesuatu.

"Mata kamu yang sekarang adalah mata Kanaya."

Sebaris kalimat itu mampu memporak-porandakan hati Raina yang belum pulih dari keterkejutan sebelumnya. Gadis itu bungkam menunggu ucapan Andi selanjutnya.

NAYANIKA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang