38. Kanker Darah

45.5K 3.2K 50
                                    


| KANTIN, SMA PERTIWI |

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


| KANTIN, SMA PERTIWI |

Setelah berjalan kaki sekitar 15 menit, Naya akhirnya sampai di sekolah pukul 06:45. Masih ada waktu untuk mengisi perutnya. Perempuan itu tidak menyia-nyiakan kesempatan dan langsung pergi ke kantin.

Di kantin Naya duduk di kursi paling pojok sesudah memesan nasi goreng kesukaannya. 5 menit kemudian barulah pesanan nya datang.

Perempuan itu duduk sendiri dengan sepiring nasi goreng dan es teh di depannya. Naya memakan makanan nya dengan lahap hingga nasi goreng itu tandas. Saat akan mengambil es teh di depannya, Naya kalah cepat dengan seseorang yang lebih dulu mengambil teh miliknya.

"Eitsss, jangan minum es pagi-pagi, Bunda," ucap cowok yang kini sudah duduk di hadapan Naya.

"Ngapain kamu di sini?" tanya Naya bingung.

"Aku mau jagain Baby sama kamu, takutnya kamu muntah-muntah kayak kemarin lagi," jawabnya tersenyum tulus.

Pipi Naya bersemu merah saat mendengar penuturan David. Ternyata David peduli padanya dan juga Bayi ini.

Apa sudah seharusnya Naya menerima David dan mulai melupakan Alvin? Pilihan yang Naya sendiri tidak tahu jawabannya.

"Kok malah bengong? Belum minum, kan?" tanya David.

Naya hanya mengangguk. Rasanya sangat canggung berduaan seperti ini bersama David.

David dengan sigap membukakan air mineral yang ia bawa untuk Naya. "Nih, minum dulu." David menyodorkan air mineral itu pada perempuan di depannya.

Naya masih setia diam. Dia mengambil air itu tanpa menatap David, kemudian meneguknya hingga tinggal setengah.

"Haus banget, ya?" tanya David seraya merapikan anak rambut Naya.

"Ah a-aku, i-iya," jawab Naya gugup. Ia berusaha menepis pelan tangan David.

David tertawa kecil, "Lucu banget sih bumil kalau lagi salting," lanjutnya mengacak-acak rambut perempuan hamil itu.

Naya menatap David garang, dia memelototi cowok itu. Tapi justru di mata David, Naya terlihat menggemaskan.

"Ah, sakit, Dav," ucap Naya tiba-tiba memegangi kepalanya. Rasanya benar-benar sakit, seperti akan pecah.

"Nay, kamu kenapa?" tanya David khawatir, lalu dia pindah ke samping Naya. "Apa yang sakit?" tanya nya lagi.

"Ke-kepala aku sakit banget, Dav," jawab Naya meringis.

NAYANIKA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang