04

437 94 16
                                    

Malam hari dirumah Keluarga Im.
Eomma dan Appa sedang menonton TV diruang keluarga. Setelah mereka datang dari super market untuk membeli Lego dan kebutuhan rumab.
Tiba-tiba gadis kecil mereka datang dan berdiri menghalangi TV.

"Ada apa sayang??" tanya Eomma bingung melihat kelakuan anaknya.

Bukan menjawab tapi Nayeon memberikan sebuah surat yang didapatkannya dari teman yang berbeda kelas darinya.

"Ini apa??" tanya Appa setelah membaca isi surat itu.

"Jadi begini.." Eomma dan Appa tersenyum melihat sikap anaknya yang terlihat menggemaskan diumurnya yang sekarang.

"Minggu lalu Seonsaeng-nim mengajak kita untuk berkenalan dengan teman-teman yang berada dikelas lain dengan menuliskan surat.. Jadi aku dan teman-temanku menulis surat lalu kami mendapatkan balasannya tadi pagi.. Seonsaeng-nim memberitahu kami jika kami ingin melanjutkan berbalas surat, katanya harus atas seizin Eomma dan Appa.." Nayeon menjelaskan masih dengan berdiri didepan orang tuanya.

"Lalu??"

"Aku ingin mempunyai teman baru dari kelas lain.. Apa Eomma dan Appa mengizinkan aku membalas pesan ini??" Nayeon benar-benar meminta izin kepada orang tuanya.

Appa dan Eomma saling memandang satu sama lain.
"Baiklah Appa akan mengijinkan tapi buat suratnya dan beritahu Appa dan Eomma jika temanmu membalasnya lagi.." jelas Appa membuat Nayeon tersenyum senang.

"Jinjja Appa?? Eomma??" wajah sumringahnya tidak bisa ditutupi. Dia senang akan mendapatkan teman baru.

"Iya Sayang.. " sahut Eomma.

"Yeeeyyy.. Aku akan punya teman baru nanti.. Gomawo Appa Eomma.." Nayeon mencium pipi kedua orang tua nya lalu berlari ke arah kamarnya sambil membawa surat balasan itu.
.
.
.
.
.
Sudah hampir seminggu lebih Nayeon dan si teman baru bertukar surat dan orang tua Nayeon mengetahui itu.

Sampai disurat terakhir Nayeon mengajak si teman bertemu di taman bermain disekolah mereka dengan membawa Lego sebagai pengingat dan tidak salah orang.

Nayeon sudah duduk dibawah pohon rindang sambil memainkan kakinya, melihat siswa lain yang bermain ditaman itu.

Sampai seorang anak laki-laki menghampirinya sambil membawa surat dan 1 Pcs Lego.
"Hai.." Sapa si teman.

Nayeon menoleh dan akhirnya tahu siapa anak yang selama ini bertukar surat dengannya.
"Eoh.. Kau yang sering berlarian dilorong kan??" tanya Nayeon ketika melihat wajah yang tidak asing dimatanya.

"Ne.. " Sangat singkat dan padat.

"Kau juga yg sempat diantarkan oleh Appaku kan??"

"Lalu kenapa kau tidak memakai tanda pengenal namamu??" Nayeon ternyata menyadari bahwa anak ini tidak memakai tanda pengenal di pakaian yg dikenakannya.

"Ah.. Tanda pengenalku rusak jadi tidak aku pakai.. Kau bisa memanggil inisialku saja Nayeon-ssi.." si anak ternyata membaca tanda pengenal yang Nayeon pakai.

"J?? Apa aku tidak boleh tahu siapa nama mu??"

"Tidak perlu karna aku akan segera pergi dari sekolah ini.."

"Eoh.. Benarkah?? Kau akan pindah sekolah?? Padahal aku baru saja mendapatkan teman baru tapi temanku akan pergi dari sekolah ini.." terlihat raut wajah Nayeon yang sedih karna tahu temannya akan pindah sekolah.

"Kau bisa berteman dengan yang lainnya.."

"Ani.. Aku sudah merasa senang berteman denganmu walaupun selama ini hanya bertukar surat saja... Kau akan pergi kemana?? "

"Aku lupa tempatnya dimana tapi itu diluar kota ini.."

"Baiklah.. Tapi maukah kau berjanji padaku??"

"Aku tidak yakin bisa melakukannya tapi katakanlah.."

"Jangan lupakan aku dan temui aku ketika kau sudah dewasa nanti.. Aku akan menemuimu jika aku dewasa nanti.." Nayeon mengarahkan jari kelingkingnya namun jarinya masih ditatap oleh si teman sampai akhirnya jari keduanya menyatu.

Entah apa yg dipikirkan kedua anak manusia ini tapi si anak laki-laki menyetujuinya juga.

"Iya.."
Tepat saat si teman mengatakannya. Bel berbunyi dan mereka harus kembali ke dalam kelas.

"Aku pergi dulu.." pamit si teman namun ditahan oleh Nayeon.

"Sebentar.. Ini bawalah Legoku dan disimpan agar aku nanti bisa mencarimu hanya dengan melihat Lego ini.."

"Kalau begitu bawalah juga Legoku.. Aku pergi dulu.."

Entah apa yang dipikirkan Nayeon. Dia merasa menemukan seseorang yang dibutuhkannya.

Sampai Nayeon tidak tahu bahwa hari itu adalah hari pertama dan terakhirnya mereka bertemu.

Karna ke esokan harinya, si anak laki-laki itu sudah pindah keluar kota bersama orang tuanya.

Nayeon sudah tidak pernah melihat anak tersebut disekitar sekolah.
Nayeon bertanya kepada Appanya pun dia tidak mendapatkan jawaban karna mereka sudah lama tidak berkabar satu sama lain.

Dia tidak tahu harus menanyakan pada siapa lagi karna dia tidak tahu nama si anak laki-laki tersebut. Hanya inisial. "J".
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Kok sepertinya sepi ya..

Maaf kalau gak sesuai ekspektasi kalian Once.. 🙏

Ini pertama kalinya juga aku bikin cerita diluar tentang Twice..

Harus aku take down kah kalau sepi gini?? 😟

Tapi kalau ini ditake down.. Aku bakal hiatus sampai Jeongyeon kembali mengikuti jadwal... 😟

Tolong sarannya Once..

IN SEARCH OF J Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang