15

405 82 4
                                    

Siang ini, kelas baru saja selesai dikelas Nayeon. Jihyo sudah lebih dulu keluar karna mendapat kabar dari Daniel jika kemasihnya sedang sakit dan berada di uks.

Niatnya sekarang adalah cafetaria karna perutnya minta di isi. Lorong tampak ramai dengan mahasiswa yang berlalu lalang setelah menyelesaikan kelasnya.

Tanpa diketahuinya, seseorang mengikutinya dari belakang sambil tersenyum melihat Nayeon yang terkadang menoleh keluar jendela yang menampakkan taman kampus.

Akhirnya setelah mendapatkan makanan yang mencari tempat kosong, Nayeon mendapatkan tempat kosong dipojokan. Sebelumnya gadis itu makan dengan tenang, hingga seorang laki-laki langsung duduk didepannya. Nayeon mendongak menatap laki-laki yang saat ini sedang tersenyum menatapnya.

"Aku boleh duduk disini kan??"

"Iya.." sahut Nayeon yang kembali melahap makan siangnya.

"Kenapa kemarin langsung menutup telponnya?? Padahal aku belum selesai bicara.."

"Aku buru-buru.." Nayeon nampak dingin kembali.

"Ah.. Aku kira kau cemburu.." tatapan tajam diberikan Nayeon setelah mendengar kata "Cemburu" yang nyatanya memang benar tapi tak mau diakuinya didepan laki-laki ini yang tak lain adalah Yoo Jeongyeon.

"Wae?? Apa aku benar?? Kalau aku benar maka jadilah kekasihku.."

"Jika kau salah??" Sendok diletakkannya dan ditatapnya laki-laki Yoo itu.

"Jadilah kekasihku juga.." Nayeon menggeleng sambil tersenyum.

"Kenapa rasanya sangat mudah untukmu mengajak seorang gadis untuk menjadi kekasihmu?? Apa kau terbiasa melakukannya??"

"Karna aku memang menyukaimu Im Nayeon-ssi.." Yoo Jeongyeon. Laki-laki itu sudah tak mau lagi sok tak perduli atau apapun itu. Rasanya dia harus bergerak sebelum terlambat. Restu dari sahabat Nayeon juga sudah dia kantongi.

"Setelah semalam seorang gadis menemanimu dan mengantarmu ke kampus, kau bisa mengatakan hal itu padaku??" Nayeon benar-benar dibuat kesal.

"Asal kau tau, dia itu Noona ku. Kakak ku, namanya Yoo In-Na.. jadi kau tak perlu cemburu lagi karna kau salah orang.." kenyataan yang setidaknya membuat hati Nayeon tersenyum. Ternyata dia sudah salah mengira tapi salahkanlah Jeongyeon yang tak mengatakannya kemarin padanya.

"Jadi bagaimana??"

"Mwo??"

"Kau mau menjadi kekasihku kan??"

"Ani.."

"Wae???"

"Hmm.. Aku akan memikirkannya.." Nayeon beranjak dari duduknya sambil membawa nampannya, berjalan meninggalkan Jeongyeon dengan wajah bingungnya.

"Aiishhh.. Gadis itu kenapa tak tinggal jawab 'Iya' saja sih.." gerutu Jeongyeon sambil berjalan menyusul Nayeon.

Yang dicari ternyata sudah berjalan sendirian. Jeongyeon langsung berdiri disampingnya setelah berhasil menyusul Nayeon.
"Hmm.. Bagaimana jika kau aku belikan Lego terbaru.." alis tebalnya terangkat berniat merayu calon kekasihnya.

"Kau kira aku anak kecil yang bisa kau bujuk dengan mainan??Ck!!.." Nayeon menatap kesal. Dia hanya mau melihat seberapa inginnya lelaki ini untuk menjadikannya kekasihnya.

"Kau bukan anak kecil tapi tingkahmu seperti anak kecil yang terkadang membuatku gemas.." pipi berisi dicubit oleh Jeongyeon.

*plak*
"Yak!! Sakit tau.."
Lengan Jeongyeon menjadi sasaran Nayeon sedangkan yang dipukul hanya tertawa melihatnya, tak merasakan sakit sedikit pun.

"Pipiku juga sakit kau cubit.." omel Nayeon.

Mahasiswa yang melihat mereka, menatap heran, pasalnya Jeongyeon termasuk mahasiswa yang dingin namun sekarang tak terlihat sama sekali. Bahkan tawanya dapat dilihat oleh mahasiswa lainnya. Hanya karna cinta semua bisa berubah.

"Apa aku bisa menculikmu malam ini??" Nayeon berhenti berjalan lalu menatap laki-laki Yoo itu.

"Baru kali ini ada penculik yang meminta ijin sebelum 'menculik'.."
Jeongyeon tersenyum mendengarnya.

"Iya karna aku penculik yang sopan Nona.."
"Jadi??Bagaimana??" alisnya dimainkan sambil tersenyum menatap Nayeon. Menunggu jawaban gadis kelinci itu.

"Tidak.." seketika hilang sudah senyum Yoo Jeongyeon dan itu malah membuat Nayeon tersenyum sekarang.

"Aku dan orang tuaku akan berkunjung ke rumah nenek mumpung Appa dan Eomma punya waktu luang.." jelas Nayeon.

"Pergilah bersama gadis lain.." ucap Nayeon sambil mengelus lengan Jeongyeon.

"Tapi aku hanya ingin pergi denganmu, bukan dengan orang lain.." bibir sudah seperti bebek sekarang. Orang-orang pasti akan mengira itu bukan Jeongyeon karna sikapnya benar-benar berubah.

"Apa kau begitu menyukaiku??"

"Eoh.." jawaban cepat Jeongyeon membuat Nayeon terkekeh.

"Lain kali saja.. Aku benar tak bisa pergi denganmu.."

"Kalau begitu sebelum pulang nanti temani aku berbelanja.." Jeongyeon sepertinya benar-benar ingin menghabiskan waktu dengan Nayeon.

Nayeon menatap laki-laki yang sedang menatap harap padanya.
Helaan nafas dikeluarkan dan anggukan kepala diberikan.

Senyum Jeongyeon kembali mengembang.
"Ok.. Aku tunggu di parkiran nanti sore ya.. Bye.." rambut Nayeon dielus sebentar oleh Jeongyeon sebelum pergi meninggalkan gadis kelinci itu.

Nayeon hanya bisa menggeleng melihat tingkah Jeongyeon yang sungguh berbeda dari biasanya. Laki-laki itu benar-benar terlihat ingin bersama Nayeon sore ini.

×÷+-

Sore ini, Nayeon dan Jeongyeon sudah berada disalah satu pusat perbelanjaan.

"Mau beli apa sih emangnya??" mereka berdua sudah berjalan beriringan dengan Jeongyeon mendorong troli belanja.

"Beli kebutuhan di apartemen.. Udah mau habis semua.."

"Kan bisa beli besok, besok kan weekend juga.."

"Kan mumpung kamu bisa nemenin aku belanja..."

"Eits.. Kamu yang maksa bukan aku yang mau nemenin.."

Jeongyeon tersenyum bodoh.
"Ya kan gak apa-apa kalo nemenin calon pacar belanja.."

"Dihh.. Tingkat kepercayaan diri kamu tinggi juga ya.. aku belum tentu terima kamu loh.."

"Dalam hidup itu harus punya rasa percaya diri.. Jangan lemah dan pasrah gitu aja.."

"Ya udah cepetan. Aku malam ini mau berangkat ke rumah nenek.."

"Kamu gak mau belanja juga??aku yang bayarin.."

"Gak.." padahal Jeongyeon masih ingin berlama-lama dengan Nayeon, tapi gadis itu sepertinya memang ingin segera pergi.

"Ya sudah.." mereka berdua akhirnya mengakhiri sesi belanja.

Akhirnya mereka pulang bersama menggunakan mobil Nayeon karna lagi-lagi Jeongyeon meninggalkan mobilnya dikampus hanya untuk ingin satu mobil dengan Nayeon.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Hey ho wonse.. 😁

IN SEARCH OF J Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang