5 - Strange Things

854 112 12
                                    

Up Rabu!
Gk sesuai jadwal, tapi gpp lah
Rappy reading^^

_______

Itu hari Kamis dan Draco Malfoy yang telah melewati kelas muncul ketika hampir siang di kelas Ramuan. Jangan lupakan tangannya yang cedera karena Buckbeak.

Well, Azalea tidak bisa menyalahkan siapapun. Malfoy yang denganーsokーberani menantang Hippogriff, sementara Hagrid tidak melakukan upaya yang maksimal untuk menjaga muridnya tetap berada di area aman. Hanya saja, dia hampir tidak percaya betapa pedulinya Slytherin terhadap pangeran mereka.

Azalea memang tidak mengharapkan apapun. Gelar Lady Slytherin jelas menunjukkan bahwa Hogwarts telah memilihnya, tapi bukan berarti anak-anak Slytherin juga ikut memilihnya. Sementara Malfoy sudah mendapat perhatian dari tahun pertamanya, baik di bidang akademik maupun sosial.

Azalea, bagaimanapun, telah menjalani 2 kehidupan. Isi otaknya tidak perlu dipertanyakan. Hanya saja, dia lebih suka bergerak perlahan, tidak mencolok, sebelum menyerang di saat yang tepat. Setelahnya, dia akan tertawa di atas semua orang yang telah meremehkannya.

Kelas Ramuan berjalan tenangーwell, sebagian waktu. Azalea baru menyelesaikan ramuannya secara diam-diam ketika sudut matanya menangkap Malfoy yang membisikkan sesuatu pada Harry dan Ron. Gadis itu mendekat.

Di sana, Malfoy tertawa menghina. "Mungkin kau tak berani mempertaruhkan lehermu,"
katanya. "Kau lebih suka menyerahkannya kepada para Dementor saja, 'kan? Tapi kalau
aku, aku akanー"

Azalea langsung masuk di antara Malfoy dan Ron, memutus ucapan pemuda pirang yang langsung memberi tatapan tajam.

"Apa yang kau lakukan di sini, Potter? Mau gabung bersama greasy git Gryffindor?" Malfoy berujar sarkas.

"Dan greasy git itu adalah kakakku. Istilah yang menarik, Malfoy. Dan terima kasih, ramuanku sudah selesai." Azalea tersenyum sekilas, tampak tidak peduli dan jelas mengabaikan pemuda pirang dan merah yang menatap tak percaya.

Gadis itu beralih pada kakaknya. "Harry, apa yang dikatakan Finnigan tadi?"

Tanpa menghentikan tangannya membuat Cairan Penyusut, Harry menoleh dan menjawab, "dia berbicara soal Sirius."

Azalea mengernyit. "Padfoot? Ada apa dengannya?"

Perhatian Harry kembali pada ramuannya, menambahkan satu sendok makan jus lintah sebelum mengaduknya dan menjawab pertanyaan Sang Adik. "Katanya ada muggle yang melihat Sirius di dekat sini. Aku tidak tahu dia seberani itu untuk mendekat pada kematian. Gryffindor memang beda, ya?"

Ron mengernyit aneh pada kalimat terakhir sahabatnya. Sepertinya aku harus mengingatkan Harry kalau dia juga Gryffindor, batinnya.

Setelah menyelesaikan sentuhan terakhir, Harry menoleh pada adiknya. "Sepertinya kau juga tidak tahu, Lea. Kau bisa bertanya pada Remus selesai kelas DADA. Mereka kan sahabat yang saling membantu. Well, membantu sahabat tahanannya masuk ke sekolah misalnya."

Azalea menggeram pelan. "Po dyavolite, Sirius! Shte ubiya tova kopele!"

(Sialan kau, Sirius! Akan kubunuh anjing brengsek itu!)

Harry melotot. "Yasno slyshu, Flos!"

(Jelas aku mendengarmu, Flower)

"Ugh ... whatever."

Kedua Potter itu segera mengakhiri percakapan dan berbalik ke posisi masing-masing, mengabaikan Malfoy dan Ron yang terdiam tak mengerti.

The Broken ProphecyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang