Aku siapa?
Aku dimana?Sebenarnya apa yang terjadi padaku hari ini?🙀
Azalea: iya juga ya, tumben up cepat🤔
Harry: yg penting dia update. Kan, thor?🥰
Thar thor thar thor ... Nama gw Ael, Rry. AEL! Astaga, panggil nama lah, masa thor. Gw mah kemana2 bawa hp bukan palu🤧
Harry: sebelum th-Ael makin depresi, happy reading ya guys🥰🥰
_________________
Pembicaraan waktu itu cukup mendalam, terutama ketika mereka membahas Sang Lord Voldemort dan silsilah keluarganya yang membuat para anak Slytherin tercengang.
Setelahnya, mereka memutuskan untuk benar-benar berdamai, meski kebiasaan sebelumnya masih belum bisa dihilangkan dari ketujuhantan musuh itu. Nyatanya, Draco dan Ron sebenarnya sangat kompak, terutama ketika Putra Bungsu Weasley itu berada dalam mode serius.
Hari-hari pun berlalu dengan tenang, meski sedikit terganggu dengan keberadaan para dementor. Harry telah terjatuh dari sapu karena makhluk itu dan membuat Azalea yang marah berhasil mengusir mereka dari area Hogwarts bahkan tanpa menatapnya.
Seluruh siatuasi menjadi terkendali mulai hari itu, tapi Harry terlalu pandai membaca gerak-gerik orang lain dan tentunya menyadari bahwa ada sesuatu yang terjadi pada adiknya.
Itu adalah satu akhir pekan yang tenang; tanpa kunjungan ke Hogsmeade, latihan, maupun pertandingan Quidditch yang penuh perjuangan. Hanya ada satu hari ketenangan di mana Harry dengan senyum merekah melangkahkan kaki di sepanjang koridor menuju perpustakaan.
Tidak ada yang lebih menyenangkan baginya daripada berada di tempat di mana tidak ada yang bisa memaksanya menjadi seorang Harry Potter, The-Boy-Who-Lived, pahlawan dunia sihir.
Perpustakaan; menginjak tahun ketiga, tempat itu sudah menjadi salah satu tempat favorit Harry, terutama ketika tidak ada satupun orang di sana untuk mengganggunya atau menatapnya seolah dia adalah sebongkah emas murni yang hanya bisa kau dapat di danau hitam.
Banyak siswa dan guru yang terkejut dengan perubahannyaーbahkan Madam Pince. Ron pernah menghela napas frustasi sambil berkata, "sekarang kau menjadi sama seperti Mione, mate." Tapi setelahnya, pemuda berambut merah itu bertanya tugas essai ramuan padanya.
Langkah Harry ringan seperti bulu angsa, bahkan terlihat seakan anak laki-laki itu siap terbang. Meski hanya mengenakan mantel tipis, dinginnya musim dingin tidak mengganggu Harry, seolah tubuhnya diberkahi pemanas alami.
Melongok ke dalam ruangan penuh buku, Harry tidak mendapati Madam Pince di tempat biasanya. Mungkin sedang sarapan, pikirnya sebelum melenggang masuk ke dalam.
Masih terlalu pagi untuk pergi ke perpustakaan sebenarnya, bahkan Gryffindor common room masih sepi tanpa ada satupun makhluk berkeliaran. Tapi, Harry sudah tidak bisa menahan pertanyaan yang mengalir bak Sungai Thames di otaknya; jadi dia dengan langkah tergesa pergi ke rak buku dengan abjad C dan mengambil tempat di pojok perpustakaan, berlatarkan jendela besar yang menampakkan terbitnya mentari di Timur.
Harry menghela napas panjang dan menghembuskan secara perlahan, melakukan peregangan singkat kemudian duduk dan mulai membuka lembaran-lembaran buku dengan judul 'Creature' yang baru saja di ambilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Broken Prophecy
Fanfiction[Harry Potter Fanfiction] You as Azalea Lilyan Potter - Tahun ketiga hampir dimulai ketika Harry mendapati dirinya dibawa oleh seorang pria tidak dikenal ke rumah yang terlihat asing tapi terasa familier. Harry tidak bisa untuk tidak terkejut ketika...