19. Ruangan Misterius

59 20 1
                                    

"Apa sih mau lo, hah?! Salah apa gue sama Lo!""Gue bilang, mundur!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apa sih mau lo, hah?! Salah apa gue sama Lo!"
"Gue bilang, mundur!"

"AHAHAHA! Tidak akan, nona manis! Karena aroma darah suci di tubuhmu, sangat menggodaku."

Aku terjebak di sini bersama dengan Aurellia yang darahnya mengucur deras dari ulu hatinya dan juga Bu Shinta yang bibirnya sudah membiru.

Kulihat Calnira berlari ke arahku, namun Aurellia membaca pergerakannya karena langkah Calnira yang gedebak-gedebuk.

Calnira datang menjemput tentu saja disambut hangat dengan napas legaku, walaupun sedikit. Tak ku sia-siakan kesempatan itu, Aurellia yang berancang-ancang melawan Calnira lebih dulu kutendang dengan kuat dengan tendangan lurus silat yang sempat kuiikuti selama masa SMP.

Tubuhnya hanya terjungkal ke depan, padahal kaki-ku sudah sekuat mungkin menendang mengenai ulu hatinya. Tapi tak apa, karena dengan sigap diriku mengambil Toya Pramuka yang diambil Calnira entah dari mana, lalu memukul kepala Aurellia sebanyak lima kali.

Kuharap itu sedikit membuatnya pingsan ataupun melemah, walaupun diriku meringis tatkala membayangkan nasib kedepannya Aurellia jika sudah sadar nanti. Semoga saja tidak ada cidera serius, tapi sudah terlambat karena semua teman angkatanku sudah memvideokan hal tersebut di ruang komputer tanpa sedikitpun ingin membantuku di bawah.

"Ayo Cal, kita pergi!"

Kami berlari menuju gedung belakang. Sekilas kutengok ke meja piket, Aurellia tidak mengejar kami—atau mungkin belum.

Setttt ... Bruk!

Diriku terjatuh akibat mengerem
mendadak dengan dorongan untuk terus berlari cukup tinggi. Ditambah lagi sol sepatuku tipis, maklum dari SMP kelas sembilan belum ganti.

Calnira yang melihatku terjerembab ke depan pun sepertinya bingung. Hal itu terlihat jelas dari sorot matanya yang sedikit membelalak antara kaget dan sesak.

"K-khenapa b-berhenti?"

"Sherin!"

Tidak salah lagi. Seseorang yang ada di dalam ruangan misterius tadi adalah Keano, bukan manekin baju yang memang kulit putihnya mirip seperti itu di dalam kegelapan.

Kutarik Calnira cepat ke dalam ruangan mumpung Aurellia tidak ada pergerakan sama sekali. Kuharap dugaanku tadi salah mengenai dia pingsan ataupun cidera akibat pukulanku. Kepalaku makin pening saja memutar kilas balik apa yang sudah terjadi.

"Lo ngapain di ruangan gelap ini!"

"Itu ... Tadi, gue abis renang."

"Hah?!"

Aku yang otaknya masih rada macet ini semakin pusing mendengar penjelasan bebelit Keano.
"Maksud Lo? Renang gimana? Baju Lo aja nggak basah?"

"Oke! Oke! Gue abis dari ruang OSIS-Arsip."

POSSESSED AT SCHOOL [KERASUKAN] #SpookyStoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang