Bab 1. Kembali ke Neraka

4.4K 265 61
                                    

Sherina Oktafiansyah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sherina Oktafiansyah

Tak terhitung sudah berapa banyak bulir keringat jatuh menitik ke bulu mataku. Langkah seribu seakan tak ada gunanya lagi karena gapura yang berbentuk khas Keraton Cirebon sudah ditutup.

Sesampainya di sana, aku langsung mengatur napas sembari melahap roti yang kucuri dari rak makanan ibu tiri.

"Ini teh Neng Sherin? Ya Tuhan, tumben telat? Kenapa juga pakai atribut anak MPLS¹?"

"Ihy-iya Mang .... tolong bukain gerbangnya dong, Mang. Sherin harus MPLS lagi hari ini."

"Oke, Neng, tapi diem-"

"Enak aja! Lo pikir ini sekolah nenek moyang lo, hah?"

Suara menyela milik Agnesia mengangetkanku dan juga Mang Tatang. Ia mendekatiku dengan cara berdiri terhalang pagar.

"Tahun kemarin lo nggak masuk, alasannya sakit. Sekarang apa lagi alasan lo, hah?"

Agnesia mengangkat alisnya, seketika nyaliku menciut detik itu juga. Seluruh kosa kata yang terkubur di dalam otakku mendadak menguap entah kemana.

"Ma-maf, Kak. Semalam saya lupa memasang alarm, jadi-"

"Basi! Tutup mulut lo yang bau itu! Gue paling nggak suka sama anak yang banyak alibi kayak lo!" makinya sambil menutuk-nutuk dahiku, "mendingan sekarang lo pulang aja, dari awal juga lo nggak guna!"

"Ja-jangan Kak, nanti saya diomelin ibu sa-"

"Lo punya ibu, hah? Bukannya ibu lo udah membusuk di tanah?"

"Ups ups ups! Pagi-pagi ada yang ngehalu!"

Itu suara Melinda-adik tiri ku- yang memang pengurus OSIS.

Memang benar katanya, ibuku sudah membaur bersama tanah merah sejak
tujuh tahun yang lalu. Sebuah kecelakaan tragis yang menimpa kami membuat dirinya sekarat dan koma dua tahun lamanya, hingga pada akhirnya ia mengembuskan napas terakhir.

"Dah sono pulang, tunggu apa lagi, hah?" tanya Agnesia yang kini sudah bersedekap. Aura bossy-nya bertambah berkali-kali lipat jika ia bergaya seperti itu.

"Maafkan saya Kak, saya rela ngelakuin apa saja agar bisa ikut MPLS tahun ini. Tolong Kak, maafkan saya."

Setelah memohon seperti itu, segaris senyum terpandang jelas di adik tiri ku. Tak lama kemudian, ia mulai membisikkan sesuatu kepada kakak satu tingkatnya itu yang jauh lebih tinggi.

POSSESSED AT SCHOOL [KERASUKAN] #SpookyStoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang