Mrs. Park Jong Gun

4.9K 886 42
                                    


“Halo, kakak! Terimakasih untuk 500 balonnya!~”

“Pak tanah Gangnam, i love you!~ terima kasih 1000 balonnya!”

“Kalian ingin mendengarku bernyanyi? Ah~ tapi suaraku tidak bagus..”

“Kok belum tidur, Kim? Ah, aku belum mengantu-”

“Nonton apa sih?”

[Name] terlonjak kaget hingga ponsel di tangannya yang menampilkan siaran langsung teman sekelasnya terlempar sampai ke atas lantai, gadis itu tengkurap di atas kasur dengan posisi membelakangi pintu kamar yang terbuka, ia tak sadar seseorang masuk karna sangking fokusnya pada siaran langsung yang ia tonton.

“YA AMPUN, GUN!” bahu [Name] bergetar, ia memegangi dadanya, jantungnya berdegup tak karuan karna sangking kagetnya.

Gun, pemuda itu memungut ponsel [Name] yang tergeletak mengenaskan di atas lantai lalu menelisik layarnya yang masih menampilkan siaran langsung itu.

“Kau nonton apa sih?” si surai klimis itu memencet tombol home lalu melempar ponsel itu ke atas kasur.

[Name] menyengir lalu menggaruk tengkuknya, “Itu teman sekelasku.”

“Huh? Benar? Umur berapa dia?”

“Tujuh belas.”

Gun mengeryitkan keningnya sambil membuka jas yang membalut tubuhnya lalu melipatnya dan menaruhnya ke atas sofa.

“Dasar bocah jaman sekarang.”

[Name] membuka ponselnya lagi, saat hendak memencet siaran langsung teman sekelasnya tiba-tiba suara Gun yang hendak pergi ke dalam kamar mandi terdengar.

“Jangan nonton begituan!”

[Name] mengerucutkan bibirnya, “Memangnya kenapa..?” ia tak jadi menonton dan memilih membuka aplikasi instagrang.

•••

Tengah malam. [Name] terbangun dari tidurnya, ia melirik ke samping, kekasihnya tidur dengan damai, dan shirtless. Sudah biasa.

Gadis itu menguap, lalu menggaruk perutnya yang tiba-tiba terasa gatal, ia menyipitkan matanya kearah jam dinding, pukul satu lebih dua puluh menit.

[Name] mendudukkan dirinya lalu melamun, tiba-tiba suara aneh terdengar, tengkuknya langsung merinding.

Tuk

Tuk

Tuk

Matanya langsung segar, ia melotot ke arah pintu balkon yang terkunci dan tertutup tirai. Suara barusan terdengar dari situ!

“Ha-hantu?”

[Name] menggenggam erat selimut yang membalut kakinya, ia menatap kearah balkon kamarnya penuh selidik. Di saat-saat seperti ini ia tak boleh takut!

Tuk

Tuk

Grep

“AKH! HANTU!”

“Kenapa?!”

Gun terlonjak kaget dari tidurnya saat [Name] memekik. Gadis itu terkaget karna secara tiba-tiba pemuda itu memeluk pinggangnya.

“Kau.. kenapa tidak tidur?” Gun mendudukkan dirinya lalu mengucek matanya.

[Name] mendekatkan tubuhnya pada Gun lalu menunjuk kearah balkon kamar, “Di balkon ada suara aneh..”

“Huh?” Gun mengeryitkan keningnya kemudian ia melirik kearah yang gadisnya maksud, “Suara apa? Aku tidak dengar tuh. Sudah ayo kembali tidur, kau mau bangun siang?”

[Name] kesal, ia menampar bahu telanjang pemuda itu, “Serius, Gun! Cek sana balkonnya!”

Gun berdecak lalu kembali merebahkan tubuhnya, [Name] membulatkan mulutnya tak percaya, “Ya ampun! Cowokku ini-”

Tuk

Tuk

Tuk

“Gun!!!”

•••

Pagi hari yang cerah. [Name] mengenakan kaus kakinya dengan lemas, gadis itu bak tak memiliki secuil pun energi. Kantung mata terlihat jelas di bawah kedua matanya.

Gun keluar kamar mandi dengan mengenakan celana kain panjang setumit kaki, surainya basah tertutup sebuah handuk kecil.

Pemuda itu berjalan kearah lemari lalu membukanya dan mengambil sebuah kaos putih polos lengan pendek miliknya, kemudian mengenakannya.

Melangkahkan kakinya kearah [Name] yang sedang duduk di pinggiran kasur sambil mengenakan kaus kakinya, “Kau ternyata tidak bisa tidur ya semalam?” pemuda itu berjongkok di hadapannya lalu membantunya mengenakan kaus kaki.

[Name] menyerahkan urusan kaus kaki pada Gun, gadis itu menghelakan nafasnya panjang, matanya terasa berat.

“Mau kopi, sayang?” ia menepuk-nepuk lutut [Name] lalu mengelus pahanya yang terbalut rok seragam lembut.

“Tidak mau, ayo antar aku.”

Suara [Name] serak, mata gadis itu begitu sayu, pemuda bersurai hitam itu menjadi khawatir.

“Kau yakin berangkat sekolah?” Gun mendudukkan dirinya di samping [Name] lalu melempar handuk di atas kepalanya ke atas sofa, tubuhnya ia sedikit condongkan, tangan kanannya terulur memegang dahi gadis itu.

“Aku tidak demam, ya ampun. Hanya mengantuk, nanti pasti segar lagi.”

[Name] menepis halus tangan Gun yang bertengger di dahinya, “Kau hari ini benar-benar libur kerja kan?” pemuda itu berdehem.

“Gunakan untuk istirahat total, kau pasti lelah selama ini, menjadi bodyguard itu tak mudah.”

“Nanti pulang tak perlu menjemputku.”

Gun mendengus geli, “Kau sudah seperti seorang istri.”

Sontak saja mata [Name] membulat penuh, “Apa-apaan? Aku masih sekolah!”

“Ayo, cepat antar aku!”

“Baik, nyonya Park Jong Gun.”

“GUN!!”

She's Mine! Only Mine! [Jong Gun X Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang