A Kiss

4.7K 784 47
                                    


“Kenapa belum tidur?” Jong Gun keluar kamar mandi dengan hanya mengenakan sebuah handuk membalut pinggangnya, pemuda itu berjalan kearah almari, manik iblisnya memperhatikan kekasihnya yang sedang duduk di atas kasur sambil mengelus-elus kucingnya.

[Name] melirik jam dinding, “Baru jam sembilan kok. Kau sendiri jam segini kenapa baru mandi?”

“Aku kan baru pulang, sayang..”

Yups! Sebuah informasi, setiap setelah Jong Gun menjemput [Name] pulang kerumahnya, pemuda itu langsung pergi lagi untuk lanjut bekerja.

“Sampai kapan aku menginap di rumahmu, Gun? Penyusupnya secermat apa sih, sampai sekarang belum tertangkap?” [Name] mendumel sambil mengelus bulu-bulu halus kucingnya.

Jong Gun memunggungi gadis itu mengenakan pakaiannya, terpaku sejenak mendengar gerutuan-gerutuan gadis itu.

“Kau tak nyaman di sini ya?” tanyanya sambil mengenakan sebuah kaos hitam lengan pendek, tato di kedua tangannya terpampang jelas.

“Tidak, aku nyaman-nyaman saja,” [Name] mengangkat kucingnya lalu menaruhnya di pangkuan, “Yang harusnya ditanyai begitu itu kau. Kau kurepotkan terus, aku jadi tak enak.”

“Direpotkan apanya?” Gun berjalan kearah [Name] sambil mengusap-usap rambutnya menggunakan handuk.

“Aku tak pernah merasa repot.”

[Name] melirik pemuda itu, “Bohong- eh? Tanganmu?” maniknya terpaku melihat tangan kanan pemuda itu, tak ada gips yang membalut.

“Sudah sembuh kok.”

Ia duduk di pinggiran kasur lalu menatap wajah [Name] lekat-lekat, yang ditatap ketar-ketir, surai hitamnya yang setengah basah dan jatuh di atas dahi membuat kesan seksi pada pemuda itu.

Gadis bersurai silver yang digerai itu meneguk ludahnya susah payah, netranya menangkap tatapan aneh dari pemuda di depannya yang menatapnya begitu lekat.

“Um.. aku ingin ke pantai.”

“Hm?” sontak Gun menaikan sebelah alisnya.

[Name] menunduk, “Tidak ada.” Pipinya memerah.

Shiro mengeong, Jong Gun tersenyum tipis, “Setelah selesai ujian nanti mau ke pantai?” ucapnya lembut.

Langsung saja [Name] mendongak, maniknya mengeluarkan binar antusias, “Mau!!” kucing berbulu hitam di pangkuannya berjingkat kaget saat gadis itu tiba-tiba memekik.

“Ada syaratnya!”

“Eh? Kok begitu?!” kedua tangannya berkacak pinggang.

“Tidak mau? Syaratnya mudah kok.” Jong Gun merebahkan tubuhnya menghadap gadisnya, [Name] menyipitkan matanya, “Apa syaratnya?”

“Apa ya..?” ia tatap langit-langit kamar, mulutnya terbuka sedikit menggumamkan sesuatu, tak jelas.

“Jadilah istriku lima tahun lagi.”

“Huh?”

“Kan kubawa kau ke pantai nanti.”

•••

[Name] tak bisa tidur, gadis itu melamun sedari tadi, sambil menatap wajah kekasihnya yang terlelap. Jantungnya berdegup tak karuan, menelan ludah terasa susah saat ini.

Badannya tersentak saat tangan Jong Gun yang tertidur tak sengaja bergerak menyentuh tangannya.

Pemuda itu membuka kelopak matanya perlahan, kemudian melenguh, “Tidur, [Name].” Ucapnya dengan suara serak.

[Name] diam, lalu gadis itu memejamkan matanya, namun tak tidur.

Sret!

Dengan santai Jong Gun menarik tubuh [Name] lalu menidurkan gadis itu di atas tubuhnya, bak tak ada beban, kedua tangannya bergerak memeluk erat pinggang gadis itu.

“Sempit!” berontak [Name].

“Tidur!”

[Name] memiringkan kepalanya, pipinya menyentuh dada bidang kekasihnya yang telanjang.

“Ish! Dadaku sakit!” [Name] memekik pelan, “Perutmu keras sekali!”

Sret!

Gun langsung mengubah posisi menjadi miring, [Name] mendesah lega. Gadis itu mengelus dadanya.

“Tidur, [Name].”

“Aku tak bisa tidur!”

“Pejamkan matamu.”

“Gara-gara kau sih!”

“Kau mau kubuat tidur?”

“Aku tidur.”

•••

Jong Gun melirik gadisnya yang sedang mengikat surainya sambil duduk di pinggiran kasur, pemuda bermanik iblis itu sedang mengaplikasikan gel di rambutnya, lalu menatanya kebelakang rapi.

“Kau pakai itu setiap hari, tapi kok rambutmu tidak rusak ya?” ucap [Name] sambil berjalan kearah laki-laki itu lalu mendongak untuk menatap wajahnya.

Mau?” tawar Gun sambil menyodorkan gel rambutnya, [Name] menggeleng, “Rambutku panjang ya, Tuan. Nanti kalo aku pakai malah aneh.”

[Name] berjalan kearah kaca full body di sisi bagian kiri kamar, kemudian mematut dirinya.

“Wah, aku tak menyangka sudah memakai seragam ini tiga tahun.”

Sebuah tangan tiba-tiba muncul lalu melingkar di pinggangnya, tak perlu ditanyakan lagi siapa orangnya.

“Kau pendek sekali,” dagu pemuda berambut klimis itu dengan sengaja ditopangkan ke puncuk kepala [Name].

“Kau yang terlalu tinggi.”

Gun menarik bahu [Name] untuk menghadap kearahnya lalu menarik dagunya untuk mendongak sedikit dan..

Cup!

Sedikit melumat, kemudian pemuda itu melepaskan bibirnya.

“Ayo berangkat.”

She's Mine! Only Mine! [Jong Gun X Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang