Her Favorite

3.5K 679 127
                                    


Gun menatap datar pemandangan di depannya saat ini, sekuat tenaga mungkin ia menutupi raut murkanya.

Krystal, gadis yang kini berdiri di sampingnya itu menatapnya penuh dengan tanda tanya, “Kak, gadis ini yang-”

“H-halo, nona Krystal Choi.”

Krystal tersenyum kikuk pada gadis di hadapannya, ia melirik-lirik bodyguardnya yang nampak tak suka pada gadis itu, “Kau mengenalku?”

“I-iya! S-saya Rashta! Salah satu tamu di pertemuan perusahaan besar beberapa hari lalu.”

“Oh? Rashta? Dari keluarga Soveich?”

Rashta Soveich, kedua pipi gadis itu merona, ia menggigit bibir bawahnya sambil mencuri-curi pandang pada Jong Gun.

“Iya, saya Rashta Soveich.”

Krystal mengangguk-angguk lalu mengedarkan pandangannya kesekitar, “Kau sendirian?”

“Huh?” Rashta mengerjapkan matanya lalu dengan cepat ia mengangguk, “Iya, Rashta sendirian.”

Kerutan halus muncul di dahi gadis bermarga Choi, maniknya bergerak natural melirik pemuda yang berdiri di sampingnya saat ini dengan tatapan seolah berkata 'Yang benar saja?!'

“Kau tak takut diculik?” ucap Krystal dengan nada ngeri.

Rashta memilin jemarinya gugup, bahunya bergetar, “T-taku-”

“Krystal, kau bilang kemari ingin beli sepatu kan?” potong Gun yang sudah geram, membuang-buang waktu saja, pikir pemuda itu.

“Oh iya,” Krystal menepuk dahinya, “Aku hampir lupa tujuanku kesini.”

“Ayo, bergegaslah, setelah ini aku mau pergi menyelesaikan pekerjaan di Gangbuk.”

Krystal mengangguk kemudian menatap Rashta di hadapannya, “Lalu, dia-”

“Biarkan saja, toh dia kesini sendirian. Bukan urusanmu.”

Gun menarik bahu Krystal menjauh dari tempat semula berdiri kearah sebuah toko sepatu dengan merek terkenal, meninggalkan Rashta yang diam di tempat sambil menunduk, surai peraknya menutup sisi wajah.

“D-dia memperhatikanku..?” seutas senyuman bahagia muncul di wajahnya yang penuh dusta.

“Tidak salah lagi, kaulah yang ditakdirkan untukku..”

•••

“Kak, kau serius tak ada hubungan apapun dengan gadis tadi?”

Gun yang sedang menyetir di kursi pengemudi berdecak kesal, “Kau sudah menanyakan pertanyaan yang sama berkali-kali.”

“Kau serius-”

“Tidak ada.”

Krystal diam kemudian menghendikan bahunya, “Baguslah..” gumamnya.

“Huh?”

“Aku pernah dengar rumor tentang gadis itu dari beberapa orang saat pertemuan beberapa hari lalu,” Krystal mengelus kotak berisi sepatu di atas pangkuannya, “Dia itu.. manipulatif, licik, dan sok polos.”

“Kelihatan,” ucap Gun.

Kekehan keluar dari bibir Krystal, “Jangan sampai kegaet dia.”

“Tidak akan,” ia melepas kacamata yang bertengger di hidungnya lalu dengan sengaja dilemparkan kasar ke atas dasboard, merasa deja vu.

“Kau punya pacar kan, Kak?”

Jong Gun tak merespon, Krystal terkekeh kemudian menyandarkan punggungnya kebelakang, “Aku kaget sekali orang sepertimu bisa punya pacar.”

“Memangnya tak boleh?”

“Biar kutebak!”

“Hm?”

“Pacarmu itu pasti cantik!”

“Hm.”

“Seksi!”

Gun mengerjapkan matanya, ia membayangkan lekuk tubuh [Name] lalu geleng-geleng kepala, otaknya lari kemana-mana.

“Lumayan..”

Krystal mengelus dagunya, “Bersifat dewasa!”

“Tidak.”

“Eh? Tidak?” Gun menggeleng, senyuman terpatri di wajahnya.

“Kupikir dia akan seperti Kylie Jenner.”

Gun tertawa renyah, Krystal terkaget, “Beda jauh.”

Langit begitu cerah hari ini, matahari bersinar penuh percaya diri di langit.

“Kalau boleh tahu.. dia orangnya seperti apa? Aku kepo sekali dengan seseorang yang bisa membuatmu jatuh hati, terdengar mustahil Park Jong Gun punya pacar, kukira kau gay dengan Kak Jung Goo.”

Gun memasang raut tak senang, “Kalaupun aku gay, aku akan pilih-pilih. Jung Goo? Menjijikkan!”

Krystal tertawa, “Kasihan Kak Jung Goo..”

Jung Goo di sebrang bersin, “Kenapa tiba-tiba dingin, ya..?” ia mengedarkan pandangannya kesekitar, tengkuknya terasa merinding.

Kembali pada Gun dan Krystal berbincang.

“Ceritakan tentangnya, Kak.”

“Tidak mau.”

“Ayolah, aku kepo sekali. Toh daripada diam-diaman sampai rumah, mending kakak cerita.”

Gun membelokkan stirnya dengan lihai, “Hm.. dia tak suka pilih-pilih makanan.”

“Lalu?”

“Apa lagi?” Gun menaikkan kedua alisnya.

“Lanjutkanlah lagi!”

“Suka sekali tidur setelah makan siang.”

Jemarinya mengetuk-ngetuk stir, “Keras kepala tapi gampang menangis.”

Maniknya yang semula biasa saja berubah sayu, “Cheesecake itu favoritnya.”

She's Mine! Only Mine! [Jong Gun X Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang