You Hurt Her!

6.9K 1.1K 38
                                    


“Besok senin kau sudah kembali berangkat sekolah ya?”

“Iya,” kemudian ia menatap lawan bicaranya sambil memasang raut ragu, “Besok siang.. bisa tidak kau antar aku ke toko buku sebentar? Aku mau membeli beberapa buku dan alat tulis baru.”

“Hm? Okay.”

“Bagaimana harimu hari ini?”

Obrolan ringan dimulai.

[Name] tersenyum kemudian ia tertawa kecil, “Tau tidak? Aku tadi seharian jalan-jalan di daerah Gangbuk loh!”

“Kau ke Gangbuk?” Gun mengeryitkan keningnya.

“Iya, bersama temanku. Kami pergi ke bazar yang di adakan setiap bulan di sana, lalu pergi ke taman bunga, dan pergi ke rumah makan seafood! Aku habis makan kepiting!”

Gun mengerjapkan matanya, “Hm.. lalu?”

[Name] mengelus dagunya berpikir, kemudian ia mengingat kejadian memacu adrenalin tadi siang.

“Gun.. kau tahu? Tadi waktu aku dan temanku di Gangbuk, kami dikejar-kejar oleh para preman, tapi beruntung sekali lolos!”

“Bagaimana bisa? Kau mengganggu mereka?” Gun menegakkan duduknya, kemudian ia sedikit mencondongkan tubuhnya pada [Name], mode serius.

“Tidak! Buat apa juga! Jadi ceritanya begini..”

[Name] mengusap hidungnya, “Setelah dari rumah makan seafood, aku dan temanku mau pergi ke kedai es krim yang biasa kami kunjungi jika pergi ke Gangbuk bersama,”

“Kami lewat jalan yang biasa kami lewati sebelum-sebelumnya, dulu tak ada sekumpulan-sekumpulan preman di situ, tapi kemarin ada, mereka berkumpul sambil merokok dan minum-minum.. menyebalkan!” [Name] melirik sekilas Gun, “Seperti dirimu..” lirihnya.

“Apa?”

“Ah! Hahaha, tidak-tidak!” [Name] menyengir, “Lalu aku dan temanku memilih hendak putar balik secara diam-diam agar tak membuat mereka menyadari kami! Nah! Di saat itulah kami ketahuan lalu kami dikejar.”

“Kau tidak terluka kan?” [Name] menyengir kemudian ia menyingkap kaos yang membalut perutnya, dan menurunkan sedikit celana hotpants yang dikenakan, sebuah memar di bagian pinggul.

Gun terdiam sebentar melihat memar itu, “Sakit?”

“Tentu saja!” [Name] kembali membenarkan pakaiannya, “Tapi tenang saja, sudah kuberi salep kok!”

Pemuda bersurai gelap itu memasang raut datar, mood-nya tiba-tiba buruk.

“Bagaimana bisa kau dapatkan luka itu?” tanya Gun sambil mengelus perban yang membalut matanya.

“Waktu berlari dari preman-preman yang mengejarku tadi siang, pinggulku tak sengaja menubruk sebuah- apa namanya? Tempat mengisi air itu loh.”

“Ember?”

“Bukan! Apa sih namanya..?” [Name] berpikir.

“Tangki?”

“Ya! Itu! Ukh! Ngilu sekali kalau diingat.”

[Name] mengelus memarnya yang terbalut celana hotpants, ia meringis kecil saat merasakan sakit.

“Boleh kutahu bagaimana ciri-ciri para preman-preman yang mengejarmu itu?”

“Huh? Untuk apa?”

“Hanya ingin tahu,” ucapnya dengan nada rendah.

•••

Bugh!

Bugh!

“A-ampun! Ampun!!”

“KU MOHON!”

Darah dan gigi berceceran di atas aspal dingin. Langit gelap tanpa bintang menjadi saksi bisu bagaimana kejamnya seorang pemuda dengan mata sebelah kiri diperban menghajar sekumpulan preman berbadan besar yang sedang berkumpul di jalan daerah Gangbuk.

“Berhenti!!”

Krak!

“Argh! K-ku mohon! Ku mohon!”

Salah satu preman yang masih sadar bersujud memeluk kaki sebelah kanannya memohon ampun dan sedikit belas kasih, kaki kiri preman itu patah, wajahnya lebam dan berdarah-darah, mulutnya terbuka memperlihatkan dengan jelas gigi yang sudah tidak ada di tempatnya.

“Ku mohon! Berhenti! Kami salah apa?!” ucap preman malang itu tak jelas.

Angin tiba-tiba berhembus kencang, membuat suasana yang awalnya horror semakin horror.

Surainya yang berantakan disugar kebelakang, mulutnya yang menghimpit sebuah tembakau menyala berdecih, bajunya kotor karna darah yang bukan miliknya.

“Kalian ini crew baru itu kan? XYZ?”

“I-iya..”

“Mulai sekarang kalian bubar!”

“A-apa?”

Bugh!

Ia ayunkan kaki sebelah kanannya itu ke depan, membuat preman yang menggelayuti kakinya terlempar hingga beberapa meter, bunyi patahan tulang langsung terdengar saat si preman terjatuh dengan punggung dulu menyentuh aspal.

“Dasar sampah.”

Dengan sengaja ia jatuhkan rokoknya yang masih menyala ke atas aspal lalu ia injak hingga mati.

“Kubunuh kalian lain kali.”

Kemudian ia pergi begitu saja dari situ, meninggalkan mereka yang sekarat di atas aspal dengan luka di mana-mana.

She's Mine! Only Mine! [Jong Gun X Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang