A Baby [EKSTRA-CHAPTER]

5.2K 617 25
                                    


Crasss!!

Uhuk!

Huwek!

Untuk yang kesekian kalinya Jong Gun terbangun dari tidurnya karna mendengar suara seseorang muntah, matanya terbuka lebar dan segar.

Dengan sigap ia bangkit dari ranjangnya lalu melangkah lebar masuk ke dalam kamar mandi, mendekati istrinya yang sudah standby di depan wastafel sambil berpegangan pada pinggirannya.

Memeluk dari belakang lalu mengulurkan satu tangannya untuk mengurut lembut tengkuk sang wanita, “Masih mual?”

[Name] membasuh mulutnya dengan air mengalir, manik abu-abunya berkaca-kaca, “Pengen muntah..” ia meringis.

“Keluarkan, sayang..”

“Tidak bisa,” wanita itu menangis, ia lelah sekali. Berkali-kali ia mencoba mengeluarkan sesuatu yang terasa mengganjal di tenggorokannya, namun tak bisa. Perutnya terasa diaduk-aduk.

Gun menarik satu tangan [Name] lembut untuk melingkar ke lehernya lalu mengangkat dengan begitu hati-hati tubuh wanitanya itu ke dalam gendongan.

“Ayo tidur lagi saja,” ucapnya sambil menggendong [Name] keluar kamar mandi menuju ranjang kembali.

“Tapi aku ingin muntah!” kesal [Name].

“Muntahin saja di atas kasur.”

[Name] diturunkan ke atas kasur, gadis itu merebahkan tubuhnya lalu mengusap wajahnya kasar, “Kenapa sih wanita hamil bisa mual!?”

Bumil itu menggerutu kesal, sang pelaku yang menghamilinya malah terkekeh, ikut merebahkan tubuhnya di samping wanita itu.

Melingkarkan lengan bertatonya dengan sangat berhati-hati di atas perut sang istri yang belum membesar, “Tanya saja dokter.”

Bunyi detak jam terdengar jelas, sekarang adalah tengah malam.

“Gun.”

“Hm? Mual? Muntahin saja di sini,” ucap laki-laki itu santai sambil mengelus perut sang istri.

“Bukan!”

“Apa?”

“Aku tiba-tiba ingin makan sesuatu..”

Manik iblisnya yang semula tertutup langsung terbuka sempurna, perasaannya tiba-tiba tak enak. Otaknya terputar mengingat hari kemarin ia membuka internet, mencari tahu hal-hal yang perlu diketahui tentang ibu hamil. Dan menemukan satu hal yang umum akan dialami oleh seorang wanita yang sedang hamil, yaitu mengidam.

“Ingin makan apa?” tanya Gun, dalam hati ia berharap sang bumil di sampingnya saat ini tak meminta hal-hal aneh.

“Pedas.”

“Huh?”

“Samyang!”

Sang Shiro Oni menaikkan sebelah alisnya, ia mendudukkan dirinya lalu menatap tak senang wanita yang masih merebahkan dirinya sambil tersenyum ceria itu, “Kau mau diare?”

“Tidak! Aku mau samyang!”

Gun mengelus pelipisnya pelan, ia berpikir bagaimana cara menolak bumil sensitif itu, “Kau.. mau makan sekarang?”

“Iya! Aku ingin sekarang,” [Name] mendudukkan dirinya grasak-grusuk, Gun langsung menahan gadis itu, “Jangan banyak tingkah, [Name]!”

”Boleh kan?” mengeluarkan puppy eyes yang sangat amat langka, [Name] memohon.

Gun meringis tak enak, “[Name], kau tahu? Samyang itu ada pengawetnya bukan?”

“Iya, lalu?”

“Nah!” tiba-tiba tercetus ide, “Pengawetnya itu bisa membuat masa kehamilanmu menjadi semakin lama,” ucap Gun tanpa ekspresi, padahal laki-laki itu kini sedang berusaha untuk tak tertawa keras setengah mati.

“Kau mau terus-terusan mual?”

“Maksudmu?” [Name] menyipitkan matanya, ia merasa dibodohi, “Kau mencoba-”

“Bagaimana kalau kubuatkan cookies?”

Mengerjapkan matanya, [Name] langsung mengangguk antusias, wanita itu langsung melupakan keinginannya untuk memakan semangkuk samyang super pedas.

“Coklatnya yang banyak ya!”

“Hm~”

•••

“Ayo, Nyonya! Sedikit lagi, kepalanya sudah terlihat! Tarik nafas, hembusan! Rileks!”

Nyawa seakan berada di ujung tanduk, [Name] mencoba mengatur nafasnya, ia harus tenang di saat-saat seperti ini, tidak boleh heboh!

Melirik kearah kiri, tak jauh di pojok ruangan sana suaminya sedang berdiri sambil menatap kearahnya dengan tatapan tak percaya, raut khawatir campur tak tega terpatri di wajahnya.

“Gun k-keparat!” umpat [Name] pelan, ia memejamkan matanya lalu mengatur nafas kembali.

“Tuan, sepertinya istri anda butuh dorongan. Bisa anda temani dia berjuang?”

“A-aku harus apa?” sang calon ayah mendekat lalu mengelus surai silver yang sudah basah oleh keringat itu lembut.

“Berikan istri anda semangat!” ibu bidan tersenyum, suster yang berdiri di sampingnya ikut melemparkan senyum.

“Begitu?” melirik sang istri yang menatapnya begitu tajam, “Aku tak tau harus bagaimana..” mendekatkan wajahnya pada [Name] lalu mengecup lembut bibir wanita itu sekilas dua kali.

“Ayo, sayang.”

“Kau-” [Name] mengejan, ibu bidan memberi instruksi, “Ya, Nyonya! Bagus! Ayo, sedikit lagi!”

“Ukh-”

“Bagus! Kepalanya sudah keluar!”

[Name] menggigit bibir bawahnya kuat-kuat, ia kembali mengejan, kali ini ia mengikuti refleks tubuhnya.

‘Pengen poop..’ batin [Name].

“Ah! Syukurlah! Dia sudah lahir! Laki-laki, sehat!”

Suara tangisan bayi memecah gendang telinga, tangis haru langsung membanjiri ruangan.

[Name] tertawa kecil, kepalanya tiba-tiba berkunang-kunang, melirik laki-laki yang berdiri di samping brankarnya, cairan bening keluar dari kedua kelopak matanya, “Kau menangis, Gun?” [Name] tertawa.

Gun mengusap kening sang istri lembut lalu mengecupnya bertubi-tubi, “Kau yang terbaik, sayang..”

Seluruh tubuh [Name] lemas, dengan sisa-sisa tenaga mengulurkan tangannya mengusap manik iblis lelakinya penuh perhatian, seutas senyum lembut terpatri di wajahnya yang sudah pucat pasi.

“Be a good daddy for a baby, babe..”

“Of course, Mommy.”

She's Mine! Only Mine! [Jong Gun X Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang