I Have You!

5.5K 887 71
                                    


[Name] POV

Jantungku berdetak tak karuan, kulirik Gun yang sedang menyetir lalu kualihkan tatapanku keluar jendela mobil, tebak! Aku mau kemana? Yup! Sekolah!

Aku merasakan sesuatu mengalir di pelipisku, saat hendak ku usap, sebuah telapak tangan kasar terlebih dahulu mengusapnya dengan lembut untukku, itu tangan Gun.

"AC-nya menyala, kenapa kau berkeringat?"

Aku tersenyum kikuk, "Hehe."

"Kau masih takut..?" tanyanya sambil mengerem mobil, di depan rambu-rambu lalu lintas menunjukan lampu merah.

"T-tidak, aku hanya sedikit gugup."

Kumainkan lidahku di dalam mulut, mencoba santai, badanku tegang sedari tadi.

"Tarik nafas panjang lalu buang perlahan, ulangi beberapa kali."

Ku ikuti intruksinya, namun tetap tak membuat rasa gugupku mereda. Jantungku malah berdetak semakin menjadi-jadi.

"Sahabatmu yang menelponmu kemarin."

"Iya?" aku menoleh kearahnya, Yerim maksudnya?

"Kau punya dia."

Aku terdiam, "Kau kemarin bilang, dia sahabat baikmu kan?" Gun menginjak pedal gas santai, lalu mobil berjalan kembali, lampu telah berubah warna menjadi hijau.

"Sejak kapan kau bersahabat dengannya?"

Aku mencoba mengingat, "Awal masuk SMA."

"Sudah tiga tahun kalian bersama?" aku mengangguk.

"Seberapa kenal kau dengannya?" aku mengerucutkan bibirku berpikir, "Maksudmu sampai aku tahu kapan terakhir kali dia mens bulan ini?"

Gun terbatuk, "Y-ya."

Aku mengangguk-angguk lalu menyandarkan punggungku kebelakang rileks, kepalaku sedikit kumiringkan ke arah jendela mobil, posisi biasa ketika berangkat ke sekolah saat di antar Gun.

"Kau punya sahabat tidak?" tanyaku pada Gun.

"Hm? Tidak."

"What? Tidak punya?" kusipitkan mataku, "Kalau teman?"

"Punya."

"Berapa?"

Gun mendengus, "Sepenting itukah sampai harus dihitung?"

"Penting dong! Coba tebak berapa banyak temanku?!"

"Lima?"

"Huh?! Lima?! Jawaban macam apa itu? Salah! Kau ini terlihat jelas nolep sekali, Gun."

Aku menatap Gun lalu kulontarkan kata-kataku, "Jangan nolep, nanti hidupmu kesepian."

Dia tertawa, "Kesepian bagaimana? Aku kan punya dirimu."

[Name] POV END

•••

Kantin yang biasanya ricuh kali ini semakin ricuh, dua orang pemuda sedang berkelahi, murid-murid yan berada di sekitar bukannya melerai malah menonton, bahkan ada yang merekam kejadian itu menggunakan ponsel.

"JIN HOBIN, BANGSAT! KEMARI KAU! KUPATAHKAN KACAMATA MURAHANMU!"

"LIMA JUTA WON KAU BILANG MURAH?!!"

Seorang gadis berambut coklat bersama teman perempuannya yang berambut hitam nampak sedang duduk di bangku kantin, keduanya terlihat was-was melihat perkelahian itu.

Gadis berambut hitam melontarkan kode mata kearah gadis berambut coklat, lalu gadis berambut coklat mengangguk dengan gerakan ragu.

Mijin, gadis berambut coklat itu bangkit dari duduknya lalu dengan gerakan kaku berjalan kearah salah satu pemuda yang sedang berkelahi itu.

"Z-Zin, hentikan, kau jadi pusat perhatian, bodoh!"

Seolah diguyur seember air es, amarah yang semula membeludak di dalam hatinya tiba-tiba hilang begitu saja saat mendengar suara sang pujaan hati menyuruhnya berhenti.

"Mijin?"

Mijin menggigit bibir bawahnya, lalu dengan mempertaruhkan seluruh harga dirinya ia menarik Zin keluar dari area kantin.

Jin Hobin, pemuda berkaca mata itu menatap tak percaya lawannya yang malah diseret pergi, perkelahian mereka belum selesai!

"Hoi! Kok pergi?! Takut ya!!?" teriaknya mengejek, Zin mengacungkan jari tengahnya kearah Jin Hobin sebelum keluar dari pintu kantin.

"Bangsat! Bocah itu-"

"Oi. Kau berisik banget, aku mau makan tau."

Seorang pemuda berkumis tipis menatap Jin Hobin kesal, yang ditatap ketar-ketir.

"Cih! Malesin!" Jin Hobin mengintruksi teman-temannya untuk ikut dengannya keluar kantin, "Ayo pergi aja."

"Gas lah!"

"Kuy!"

Suasana kantin kembali normal saat Jin Hobin dan Zin keluar dari tempat tersebut, para murid-murid kembali pada kegiatan masing-masing.

"Mereka itu setiap kali bertemu pasti berantem, males banget!" seorang gadis ber-name tag Haneul menyelipkan poninya kebelakang telinga dengan raut kesal.

"Mereka kan sudah seperti anjing dan kucing," ucap si pemuda bertelinga besar, Park Bumjae.

"Ahaha, penjabaranmu agak kasar." Si pemuda berwajah tampan tertawa kikuk, Park Hyungseok.

"Kok kasar? Anjing dan kucing kan lucu," ucap pemuda berkumis tipis, Lee Euntae atau Vasko.

"Tapi penjabaranmu agak keterlaluan sih, Bumjae. Dua garong itu kau sama-samakan dengan hewan imut," lanjut Vasko, "Memangnya anjing dan kucing salah apa?" ia meneteskan air mata.

Bumjae panik, "Aku bercanda, Vasko!"

Hyungseok ikut panik, tak tau harus berbuat apa.

Haneul memperhatikan tiga kelakuan pemuda itu dengan raut malas, lalu ia melirik kearah seorang pemuda berambut pirang yang duduk di samping Hyungseok, "Diam saja, Jay?"

"..."

"Oh, iya. Kau kan bisu.."

•••

She's Mine! Only Mine! [Jong Gun X Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang