6. Tahta

2.4K 122 0
                                    

Udara pagi hari memanglah sangat menyejukkan hati setiap seseorang. Begitu pula dengan Kailova yang tengah menghirup udara-udara segar.

Banyak pasang mata yang menatapnya sebab dirinya yang lebih awal datang ke sekolah dibandingkan hari-hari lain. Biasanya ia akan datang ketika lima menit bel sekolah berbunyi bahkan kehadirannya ke sekolah seringkali terlambat.

Kailova menatap seseorang dari ekor matanya yang tampak memperhatikannya. "Lo ngapain natap gue kayak gitu?"

Siswi yang menatapnya dari kejauhan, seketika ciut mendengar sentakan dari Kailova.

Siswi itu nampak menggelengkan kepalanya sebagai jawaban.

Dahi Kailova berkerut. "Lo gagu?" pertanyaan Kailova sontak membuat siswi itu berbicara.

"Nggak kak,"

"Gue tahu, lo perhatiin gue karena gue cantik banget kan? Udah biasa sih gue ditatap kayak gitu," ucap Kailova dengan percaya dirinya sembari mengibaskan rambutnya ke belakang.

Siswi itu hanya mengangguk-angguk. Mendengar suara dari Kailova saja membuat jantungnya berdegup kencang, bagaimana jika dirinya dibentak? Mungkin dia sudah pipis di tempat.

Merasa kegerahan, Kailova mengikat rambutnya jadi satu. Padahal sekarang masih pagi, tetapi dirinya sudah merasa kegerahan.

Seperti biasa Kailova berjalan menelusuri koridor sekolah dengan airpods berwarna kuning menyumpal di lubang telinganya. Dirinya sangat menyukai warna kuning.

Kepala yang digoyang-goyang kan sesuai nada irama serta mulut mengikuti alunan musik bahkan tangannya tak tinggal diam, Kailova menggerakkan tangannya seperti tengah memetik senar gitar.

Hampir saja Kailova terjungkal, jika dirinya tak bisa menyimbangi, sudah di pastikan ia akan menjadi bahan tawa oleh satu sekolah.

Rambutnya seketika terurai saat Samudra datang lalu melepaskan ikatan rambutnya, lalu tanpa dosa sang pelaku pergi begitu saja dan membawa ikat rambut Kailova.

"WOIII SETANN!!" umpat Kailova.

"MAS ROJE IKAT RAMBUT GUEEE!!"

"DASAR KETOS SONGONG, NYEBELIN, GUE SUMPAHIN LO PUNYA JODOH YANG JELEKKKK!!" teriak Kailova menggebu-gebu.

Seketika Kailova terdiam, mendengar umpatan akhir kalimatnya yang jelas-jelas ia sendiri mendoakan dirinya jelek.

"Kailova. Kamu ini cewek jangan teriak-teriak," tegur Bu Dewi yang berjalan melewatinya.

"Lah lo siapa? Ngatur banget." gumam Kailova menatap tak suka Bu Dewi yang sudah berjalan membelakanginya. Untung saja beliau tak mendengarkannya.

Kailova memasuki kelasnya dengan wajah yang kusut. Berbeda ketika ia baru saja tiba di sekolah dengan wajah yang ceria.

"Muka lo kusut banget, apa mau gue setrika?" ucap Rahara yang duduk di kursinya. Tepat di samping kanan Kailova.

"Sebelum lo setrika muka gue, tubuh lo udah gue mutilasi," balas Kailova meletakkan tasnya.

"Kalian berdua tuh kayak anak kecil tau nggak, setiap ketemu tengkar mulu," sahut Umbrella yang sedang membalikkan badannya menatap mereka berdua.

"Lo yang anak kecil," balas Kailova dan Rahara berbarengan membuat Umbrella mengumpat kecil.

"Bye the way, lo udah kerjain tugas lo nggak?" tanya Umbrella pada Kailova.

"Tugas yang mana? Soalnya tugas gue masih banyak belum gue kerjain," ucap Kailova dengan santai.

"Tugas dari Bu Dewi, buat makalah,"

"Oh itu, tentu gue belum kerjain,"

"Lo gimana sih Va, lo gak inget ancaman Bu Dewi bagi yang gak ngerjain tugas makalah bakalan dikeluarin di jam mapelnya," balas Umbrella penuh kemarahan.

SAMUDRA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang