4. Mood yang buruk

2.8K 132 0
                                    

Di sinilah Kailova berada, di sebuah ruangan cukup luas dengan fasilitas yang lengkap dari sofa, kulkas, televisi, meja dan perabotan lainnya.

"Mar, ini pacar baru lo?" tanya salah satu teman tongkrongan Damar. Panggil aja Dean. Ia menatap Kailova dari ujung rambut hingga ujung kaki. Tatapan yang mengisyaratkan penilaian terhadap Kailova.

Karena merasa risih ditatap seperti itu,  Kailova menatapnya balik dengan alis terangkat sebelah. "Lo ngapain natap gue kayak gitu? Lo mau mata lo gue tusuk?"

Satu tongkrongan Damar tercengang mendengar ucapan yang barusan Kailova lontarkan. Sepertinya Kailova tipe cewe bar-bar.

"Duh, sorry kalau lo nggak nyaman sama tatapan gue. Tapi asal lo tahu, tatapan gue itu mematikan bisa aja bikin lo meleleh," ucap Dean dengan niat menggombal. Bukannya baper Kailova malah cringe.

"Meleleh, lo kira lilin? Basi gombalan lo," Kailova mendudukkan dirinya di samping Damar yang terkekeh mendengar penuturannya barusan.

"Lagi pms ya? Kok tiba-tiba suka marah gini, nanti cantiknya ilang lo," ujar Damar merangkul pundak Kailova, menyenderkan kepalanya pada dadanya.

"Cewek marah-marah bukan cuman alasan pms doang, tapi dia lagi ngga mood. Jadi cowo peka dikit dong gimana sih," oceh Kailova membuat satu tongkrongan menahan tawa karena pertama kali Damar diperlukan seperti itu pada cewe.

"Oke-oke aku ngerti, jadi sekarang kamu ngodein aku buat beliin kamu sesuatu supaya mood kamu balik gitu?" tanya Damar sesabar mungkin.

"Tumben lo kayak gini Mar, biasanya pacar lo yang sifatnya kayak gini langsung lo putusin hahahaha!!" sahut Dean membuat yang lain ikut tertawa.

"Yoi, Damar kan terkenal dengan sifat playboy nya awokawok,"

"Itu dulu sekarang mah beda bro, lagipula gue kan cinta banget sama pacar gue yang satu ini," ucap Damar agar Kailova tak terpengaruh oleh ucapan para temannya.

"Nggak mau apa-apa pengen meluk kamu aja," ucap Kailova lalu memeluk Damar dari arah samping dan disambut pelukan balik oleh Damar.

"Beuhh Jakarta panas banget euyy," sahut Tiom seraya mengibaskan tangannya. Memperagakan seperti orang yang tengah kepanasan.

"Padahal di sini ada AC loh, kok panas banget sih." celetuk Dean ikut kepanasan.

Drtttt drtttt

Terdengar suara nada dering yang berasal dari handphone Kailova. Merasa terganggu, Kailova melihat nama di layar handphonenya dan ternyata Umbrella yang tengah menghubunginya.

Kailova agak menjauh dari mereka sebelum mengangkat telepon dari Umbrella.

"Halo." ucap Kailova.

"Lova, sekarang gue bareng Rahara ada di depan rumah lo nih, tapi kok kelihatan sepi sih? Emangnya lo kemana?" tanya Umbrella di seberang sana.

"Gue lagi ada di tempat tongkrongan Damar. Emangnya lo ngapain ke rumah gue? Nggak ada rumah lo?"

"Kalau ngomong suka pedes deh, gue kesini bareng Rahara mau ngajakin lo ke mall, ya lo tahu sendirilah kita bertiga itu jarang kumpul bareng karena Rahara yang strict parents."

"Oke. Tungguin di situ, gue bakalan pulang. Supaya lo ngga dianggap pengemis sama tetangga gue yang cuman berdiri doang depan rumah, lo masuk aja deh ke dalam nanti bilang aja teman non Lova."

"Heh! sembarangan lo, gue naik mobil ya bukan motor butut trus ootd gue kece badai, ya kali dianggap peng--"

Tut

SAMUDRA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang