Samudra melangkahkan kakinya memasuki kelas. Ia tampak tak begitu semangat ke sekolah tak seperti hari biasanya. Membuat banyak pertanyaan di siswa-siswi lain.
Saat tiba di bangkunya, ia meletakkan tasnya dan menelengkupkan wajahnya di antara lipatan tangannya. Hal tersebut mencuri perhatian ketiga sahabatnya. Hal yang sudah lama Samudra tak lakukan adalah tidur di kelas.
Satu deretan tiga meja di belakang menatap bingung Samudra. Yang terlihat sang empu seperti ditimpangi oleh banyak masalah.
"Sam, lo kenapa?" tanya Amerta bersandar di mejanya. Kebetulan mejanya berdekatan dengan Samudra.
Samudra mengabaikannya ia tetap memejamkan matanya.
"Dia kenapa?" tanya Antlantik pada Amerta.
Amerta mengangkat bahunya tak tahu. "Yo ndak tahu kok tanya saya,"
Mendengar suara berisik Samudra mengangkat kepalanya dengan kantong mata yang hitam. Sepertinya semalam cowok itu tengah begadang.
"Bisa diem?" tanya Samudra dengan tampang datarnya.
Antlantik meraih tangan Samudra lalu menariknya. Antlantik sepertinya tengah mengajaknya untuk bolos.
"Lo mau bawa gue kemana hah?" tanya Samudra sarkas pada Antlantik.
"Dengan lo yang nggak semangat sekolah, mending kita bolos,"
"Busseet! lo lupa Samudra itu ketua OSIS? Lo mau dia dapat sanksi?" ucap Amerta pada Antlantik.
Seketika Antlantik melepaskan cengkeramannya pada lengan Samudra yang menyadari bahwa Samudra itu ketua osis yang berarti tidak boleh melanggar aturan sekolah.
"Lo punya masalah hidup apa sih?" sahut Rafael, menghampiri mereka.
Samudra menatap seisi kelas yang begitu rame. Ada berlarian sana kemari dan ada pula yang tengah membuat video tik tok. Dan masih banyak lagi yang mereka lakukan.
"Sekarang lo semua keluar dari kelas, cepatan!" titah Antlantik tak terbantahkan kepada seluruh teman kelasnya.
Karena tak mau mendapat masalah dari ketua Brigazer, membuat mereka semua menurut. Dengan berlari kocar-kacir dan tak lupa untuk menutup pintu kelas.
Keadaan kelas seketika sunyi tak ada lagi suara keributan dari teriak-teriakan temannya.
Antlantik mendudukkan dirinya di bangku depan Samudra menatap dengan tatapan menagih.
Ketiga sahabatnya sontak membulatkan matanya saat melihat cincin di jari manis Samudra. Di zaman sekarang mana ada anak muda yang tak tahu arti dari cincin yang berada di jari manis.
"Lo?" tanya Antlantik meyakinkan dengan tebakannya.
"Gue udah tunangan dan Minggu depan gue bakalan nikah yang artinya dua hari lagi acara pernikahannya," ucap Samudra menjelaskan.
"Lo tunangan who with?" tanya Amerta. Kebiasaan dari dirinya yang selalu menggabungkan bahasa Indonesia dengan bahasa Inggris.
"Rahasia," ucap Rafael menebak apa yang akan Samudra katakan.
"Kok lo mau sih heh?! Kenapa lo nggak tolak aja," ucap Antlantik sedikit kesal.
"Maunya gitu tapi orang tua gue egois," balas Samudra. Berucap dengan faktanya.
"Calon wife lo beautiful nggak? Lo udah ketemu? Udah saling love? Gue boleh look nggak?" tanya Amerta bertubi-tubi membuat Rafael menoyor kepalanya.
"Lo diem," ancam Rafael mencomot mulut Amerta.
Amerta menepis tangannya. "Tangan lo bau kemenyan,"
KAMU SEDANG MEMBACA
SAMUDRA
Teen Fiction(Sebelum dibaca, follow akun author dulu bro!) Keluarga, persahabatan, dan percintaan. Dijodohin sama ketos mantan badboy?! Bercerita tentang seorang pemuda bernama Samudra Bagaskara. Kehidupan yang tak terbilang sempurna dari segi keharmonisan kelu...