10. Janji sakral

3.3K 146 0
                                    

Samudra berdehem lagi-lagi untuk menormalkan rasa gugupnya yang dirinya akan mengucapkan ijab qobul di hadapan kedua orang tua, orang tua dari mempelai wanita dan seluruh tamu undangan.

Di sampingnya sudah ada Kailova yang tengah menundukkan kepalanya. Ternyata gadis itu masih mempunyai urat malu. Samudra mengira urat-urat malunya sudah terputus.

Samudra menatap tangan penghulu yang tengah mengulurkan tangannya dengan tatapan yang datar.

"Saudara Samudra, saya nikahkan engkau dengan Kailova Agatha binti Ferdi Dewantara dengan maskawin uang tunai sebesar 100 juta dan seperangkat alat sholat di bayar tunai!"

Samudra menarik nafasnya seraya memejamkan matanya. "Saya terima nikahnya Kailova Agatha binti Ferdi Dewantara dengan maskawin tersebut dibayar tunai!" ucap Samudra dengan sekali tarikan nafas dan begitu lantang.

"Bagaimana para saksi? Sah?"

"SAHHH!!" ucap mereka serempak.

Bulir air mata lolos begitu saja tak bisa ia bendung. Kailova bingung sendiri apa yang tengah ia rasakan setelah mengikat janji sakral dengan cowok yang notabenenya orang yang selalu memberikannya hukuman saat di sekolah.

Di usia yang baru menginjak umur delapan belas tahun, mereka sudah harus membangun rumah tangga yang jelas-jelasnya mereka masih duduk di bangku SMA.

Kailova memainkan jari mungilnya. Detak jantungnya berdegup secara tak normal. Ia masih tak menyangka yang terjadi pada dirinya saat ini.

Sebuah tangan terulur di depan wajahnya yang tertunduk. Ia mengangkat kepalanya menatap Samudra.

Kailova menjabat tangan Samudra lalu menciumnya.

Kini giliran Samudra untuk mencium keningnya.

"Mimpi apa gue semalam ya Robbi." batin Kailova tak senang dengan acara pernikahan ini.

Semua para tamu undangan menyantap hidangan yang telah disajikan. Hanya teman dekat mereka undang untuk acara pernikahannya.

Nana menghampiri Kailova dan Samudra di atas pelaminan dan langsung memeluknya. Memberikan kekuatan kepada sang anak yang nampak sedih di acara istimewanya.

"Selamat ya honey, kamu udah jadi istri sah dari nak Samudra. Semoga kalian menjadi keluarga sakinah mawadah warahmah."

"Bunda, Lova boleh gak minta sesuatu sama bunda?" ucap Kailova memelas. Di sampingnya terdapat Samudra yang tengah berdiri menatap mereka.

"Boleh dong. Emang kamu mau minta apa?"

"Kailova mau cerai sama Samudra, ya bunda,"

"Gila lo," ucap Samudra sinis.

"Kamu ini ngomong apa sih, hargai suami kamu dong," ujar Nana geleng-geleng kepala.

"Tapi bunda..." rengek Kailova.

"Bunda pergi dulu ya, mau sapa teman-teman Bunda dulu. Nak Samudra jagain anak Bunda ya, itu udah jadi tanggungjawab kamu."

Samudra menganggukkan kepalanya.

"BUSSSEETTT pengantin new nih," Amerta datang dengan segerombolan anak Brigazer. Hanya beberapa tidak semua.

"Widih udah sah aja nih si Samsul," ucap Regan sangat heboh. Samsul adalah nama yang diberikan olehnya. Karena sering terdengar oleh yang lain, jadi anak Brigazer sering memakai nama panggilan tersebut. Hanya orang terdekat yang memanggil sebutan itu.

"Mencium aroma-aroma durian nih gue, what is it gerangan?" Amerta menyenggol lengan Samudra dengan alis naik turun menggoda.

"Sam, gue kasih hadiah sama lo, tapi bukanya nanti aja, jangan sekarang," Regan memberikan sebuah benda berukuran sangat kecil.

SAMUDRA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang