39. Masalah baru

1K 30 0
                                    

Helloooo apa kabar?

Udah siap baca part yang sekarang?

Vote jangan lupa yaaa

Happy reading!

***

Dalam kesunyian menemani Kailova berdiri di atas balkon dengan segelas kopi di tangannya. Entah apa yang terjadi kesejukan di malam hari sontak menghadirkan sosok Samudra dalam pikirannya. Mungkin ditempat ini mereka pernah menghabiskan waktunya dan menciptakan moment indah dalam hidupnya. Namun semua itu hanya sementara karena disadarkan oleh keadaan saat ini.

Kailova pernah berpikir bahwa keluarganya memperoleh keuntungan seperti apa yang membuat mereka kekeuh untuk menjodohkan dirinya. Hanya karena ingin memiliki hubungan baik dalam kerjasama? Bukankah itu alasan yang sangat kuno? Sepertinya otak orang tua mereka ketinggalan zaman. Ketinggalan zaman seperti kata anak zaman sekarang.

Tiba-tiba dirinya teringat sesuatu. Ya, Olimpiade. Melihat keadaan Samudra tidak memungkinkan bahwa dirinya bisa mengikuti ajang perlombaan tersebut. Satu-satunya orang yang mampu menggantikan posisi Samudra ialah Rahara.

Kailova masuk ke dalam kamarnya tak lupa untuk menutup pintu dan gorden nya. Meletakkan gelas di atas nakas lalu meraih handphonenya. Jari telunjuk mengotak-atik layar mencari nomor seseorang.

Handphonenya diarahkan ke arah wajahnya ketika telepon tersebut tersambung. Saat ini Kailova melakukan video call bersama Rahara.

"Hallo, Ra." Kailova memanggil seseorang di seberang sana.

"Tumben lo vc gue, biasanya lo ngechat gue dulu kalau gue lama balasnya lo baru ngevc gue."

"Karena ini penting jadinya gue vc lo, karena gue tau lo itu slow respon tingkat dewa. Kalau ada ajang perlombaan balas chat slow respon, gue yakin lo juara satu! gue jabanin!!"

Terlihat Rahara menggulirkan matanya malas. "Yaudah, lo ngapain vc gue malam-malam gini? Lo nggak ada teman ngobrol? Bukannya Kenara nginap dirumah lo, ya? Kenapa nggak ngobrol bareng dia aja?"

"Ogah, mending gue ngobrol bareng tembok daripada harus bareng dia, btw kok lo tau sih Kenara ada di rumah gue?" tanya Kailova sambil menyederkan punggungnya di kepala springbed.

"Ohhh, gue tadi sempat liat story instagram nya trus caption 'Kakak gue paling debest chiki nya gue habisin tapi dia nggak marah, atapu' kalau nggak salah gitu sih."

Kailova membelalak, kemarin dirinya baru membelinya dan sekarang habis dimakan bocah tengil itu. Padahal itu stok untuk dirinya selama satu bulan. Ingatkan Kailova untuk memberikannya pelajaran!

"Malah diem, yaudah kalau lo nggak mau tanya ke gue kepentingan lo, gue matiin nih," ancam Rahara mulai dongkol.

Kailova tersadar lalu cengengesan. "Oke-oke, gue mau ngomong, kira-kira lo siap nggak kalau lo gantiin Samudra di perlombaan Olimpiade? Ya, lo tau sendirikan keadaan dia sekarang kayak gimana. Lagipula bokap lo maksa lo ikut, kan? Mungkin dari sini lo bisa buktiin ke beliau kalau lo itu bisa. Gue juga kasian sama lo kalau bokap lo perlakuin lo kayak gitu, udah kasar, egois lagi."

"Bukan bokap gue doang, bokap lo juga."

"Eh jangan salah, bokap gue mah lebih dari itu. Lebih sadis!" Kailova tersenyum mengenaskan mengingat sikap Ayahnya terhadap dirinya.

"Iya-iya, ayah kita berdua ayah yang gagal." Mendengar ucapan itu sontak  Kailova tertawa keras membuat Rahara terkekeh.

"Tapi Samudra nggak papa, Va? Kok gue nggak enak yah, ikut Olimpiade kan impian dia," ucap Rahara.

"Sebenarnya Samudra fine-fine aja kalau nggak ikut cuman mamanya doang kebelet pengin Samudra ikutan. Ya, kalau dilihat-lihat sifatnya nggak jauh beda sama bokap lo, egois."

SAMUDRA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang