29. Berawal dari iseng

2.9K 101 2
                                    

Vote, komen, dan share!

***

"Ra, gue duluan, ya! Bye!" Umbrella melambaikan tangan kanannya setelah melihat Amerta memberhentikan motornya tepat di hadapannya.

BIP!

Suara klakson motor Amerta membuat Rahara mengangkat tangannya ke udara sambil tersenyum simpul. Dilajukannya motornya hingga menghilang dari penglihatan.

Tangan kanan Rahara merogoh kantong rok nya mengambil sesuatu di dalam sana. Benda pipih dengan logo Apple di layar belakangnya.

Mengotak-atik layar handphonenya mencari nomor seseorang. Ya, tepat sekali, orang itu adalah sopir pribadi yang sering mengantar jemput dirinya. Dulu sebelum jadian dengan Antlantik Rahara selalu menumpangi mobil itu namun semua berubah ketika dirinya berstatus sebagai kekasih Antlantik. Cowok tubuh tegap itu selalu mengantar jemput dirinya.

Namun, ketika ingin memencet nomornya, seseorang menarik lengan Rahara begitu kuat. Seakan-akan tak memberikan akses untuk Rahara yang ingin melarikan diri. Cengkeraman kuat itu membuat kulit Rahara memerah hingga merasa kesakitan. Aliran darahnya tak mengalir dengan baik akibat ulah Antlantik.

"Antlantik, lepasin!" gertak Rahara berusaha melepas cengkeraman itu.

Mendengar ringisan Rahara membuat Antlantik tak tega. Namun jika melepaskan bisa saja Rahara melarikan diri. Tetapi, dirinya tak kuasa jika melihat Rahara yang ingin menangis karena perbuatannya. Dirinya berada di ambang kebingungan. Mengcengkram atau melepaskan?

Langkah panjang Antlantik terhenti diikuti oleh langkah Rahara. Cewek dengan rambut sepunggung itu menatap kedua bola mata coklat Antlantik.

"Antlantik, lepasin! Sakit tahu!" satu tangan Rahara mencoba melepaskan tangan Antlantik dari tangannya.

"Janji jangan kabur?" ucap Antlantik diangguki oleh Rahara.

"Nurut sama lo? Mimpi!" batin Rahara.

Antlantik mengurai cengkramannya. Dirinya tak tenang jika Rahara berniat ingin kabur. Setelah cengkeraman itu dilepaskan beberapa detik Antlantik mengamati setiap inci dari wajah Rahara. Wajah yang putih mulus, alis yang rapi, hidung yang mancung, memiliki netra coklat dengan bulu mata yang melentik serta bibir yang tebal. Wajah yang terbilang sempurna bukan? Tetapi di dunia tidak ada yang sempurna, ingat itu!

"Ikut aku ke halaman belakang sekolah." ucap Antlantik yang tak mau mendengar bantahan dari Rahara. Cewek itu harus menurutinya.

Seluruh siswa-siswi di sekolah ini semua sudah pulang. Jika bukan anggota Brigazer yang kerahkan atas perintah sang ketua, penghuni sekolah ini masih berkeliaran di setiap penjuru sekolah.

Tentu tujuan Antlantik adalah ingin berbicara empat mata dengan Rahara tanpa gangguan dari anak yang lain dan ingin merasa tenang agar Rahara tak merasa tertekan akibat takut kepergok oleh anak yang lain karena berduaan. Dan berakhir menjadi fitnah atas kesalahpahaman.

Namun baru beberapa Antlantik melangkah, Rahara sudah melarikan diri dengan berputar arah. Jantungnya berdetak tak karuan. Berdoa dalam hati agar dirinya bisa lolos dan berharap di depan sekolah ada taksi ataupun kendaraan umum yang bisa ditumpanginya untuk kabur dari kejaran Antlantik.

"Shit!" Antlantik mengumpat. Ternyata Rahara berani mengingkari janjinya. Terlebih lagi janji itu tertuju padanya.

"Rahara, stop! I got you!" teriak Antlantik mengejar langkah Rahara yang begitu cepat.

Antlantik bersmirk. Dirogohnya saku celananya. Sementara mengejar Rahara dirinya menyempatkan untuk menghubungi seseorang.

"Jangan sampai cewek gue lepas!"

SAMUDRA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang