Chapter 14

357 27 2
                                    

Barbara palvin as aly on multimedia

Still skylar's pov

Mataku mebulat seketika setelah mengetahui siapa orang itu sebenarnya. Tanpa ba-bi-bu lagi aku langsung memeluknya, aku tidak percaya! Aku terlalu senang sehingga menitihkan air mata dipundaknya.

"Sky, aku merindukanmu!" Kami tertawa tidak jelas untuk beberapa saat. Oiya aku hampir lupa, kalian mungkin ingin bertanya siapa dia sebenarnya? Ia aly, aly muncul kembali dan aku senang-- sangat senang.

"Aly! Aku juga merindukanmu" kami berbincang-bincang selama--entahlah, aku tidak tau. Aku ingin sekali bertanya banyak hal yang mungkin ia akan menjawabnya, tapi aku menghargai aly jadi aku bertanya secukupnya saja-- sampai-sampai aku lupa akan pertanyaan yang selama ini kupikirkan.

"Aly, dane bercerita padaku bahwa harry dalam bahaya, itu benar?"

"Ya, aku masih menimbang-nimbang apakah benar orang yang kucurigai adalah 'si pembawa bahaya'? Aku masih belum yakin, 'si pembawa bahaya' ini mengincar harry untuk dijadikan tumbal, setauku ia dulu adalah malaikat dan ia seorang janda, ia ditinggal mati oleh suaminya, ia juga depresi berat saat itu, jadi ia mulai meniduri para lelaki selagi mereka tidur, jadi lara lelaki itu tidak sadar bukan? Nah kepala malaikat tau dan memberitau para tetua jadi yaa, ia tak boleh menginjakkan kaki lagi di surga dan boom! Ia di neraka, aku tau ini cerita lama dan ia tak ingin menjadi tua, ia menyalahgunakan mantra para malaikat dan ia ingin awet muda dan ia butuh tumbal" aku mengangguk mengerti saat aly menceritakannya, dan tumbalnya adalah harry? Kenapa harus harry? Kenapa tidak yang lain saja, ini aneh.

"Siapa orang yang kau curigai? Kuharap pendapat kita sama"

"Ia ada dipesta ini-- walau aku masih kurang yakin padanya" aku sedikit heran pada aly, mengapa ia seperti tidak ingin menyebut namanya? Oh ayolah aku sedikit lelah dengan semua ini.

"Ya aku juga-- hei, mengapa kau seperti tidak ingin menyebut namanya?" Tanyaku padanya. Aly diam sejenak, well aku juga, aku benci awkward moment seperti ini

"Ia bisa mendengarnya, kau tak memakai kalung! Akupun juga tidak-- well, aku punya kalung sepertimu, jika kita tidak memakai kalung kita, jelas ia bisa mendengarnya" oh, aku sungguh tidak curiga lagi, makanya waktu itu dane menyuruhku untuk membicarakannya dimobil nya saja.

"Aly, kau tidak ingin ikut pestanya? Dan bertemu harry? Kuyakin harry akan sangat senang jika melihatmu" lagi-lagi aly hanya diam seperti memikirkan sesuatu, kini aku baru menyadari sesuatu, kita tak lagi sama seperti dulu, entah aku yang berubah-- atau aly yang berubah, yang jelas kita tak lagi sama seperti dulu.

"Kurasa tak perlu sky, biarkan saja seperti ini, aku memang akan sangat senang jika bertemu dengannya, tapi itu akan memicuku untuk gagal melupakannya, ia sekarang hanyalah salah satu bagian dari masa laluku" mata aly berkaca-kaca sekarang, aku tau ia ingin sekali bertemu harry.

"Termasuk aku? Apakah aku termasuk salah satu bagian dari masa lalumu?"aly mendongak ketika mendengarku berbicara itu, ia menggelengkan kepalanya dan tangisannya pun semakin deras. Aku tak berkutik apapun selain melihatnya dengan tatapan datar.

"Tentu saja t-ti--tidak, kau akan selalu menjadi sahabatku sky-- ini sulit!" Aku memeluknya, walau masih ada yang menjanggal sebenarnya

"Ingat? Dulu kita selalu mengatakan 'always and forever' dan kau tau aly? Semuanya tak akan sulit jika kau berkata jujur, aku tak keberatan jika kau mengatakan bahwa aku bagian dari masa lalumu, karna memang begitu adanya" aly tetap menggeleng di pundakku, akupun mengelus punggungnya

"Sky, aku harus pergi, maaf ya, lain kali kita bertemu lagi" dengan begitu aly pun terbang dari hadapanku. Aku memutuskan untuk masuk kedalam karna untuk apa aku diluar sendirian?

Didalam memang tak ada jauh bedanya sebenarnya, untuk mengurangi rasa suntukku, aku memutuskan untuk mengecek handphone-ku, siapa tau ada pesan-- wait, benar ada pesan dari zayn

From: Zayn

Hey, kau dimana? Aku mencarimu.xx

Aku terkekeh melihat pesannya-- lebih tepatnya pada huruf 'xx' diakhir pesan.

To: Zayn

Aku diruang tengah, sungguh disini berisik :(

Setelah aku mengirimkan pesan tersebut, aku merenungkan sesuatu, mungkin ini tidak begitu penting untuk dipikirkan, ya mungkin kalian akan berpikir bahwa itu seharusnya bagus, saat ini, pikiranku bertanya-tanya 'mengapa para tetua tidak mengirim kabar sama sekali? Dan mengapa liam dan mom tidak memberikan kabar juga?' Biasanya-- ini menurut cerita liam, para tetua akan mengirimkan kabar baik ataupun buruk, menurut kata liam, biasanya sih mereka mengirimkannya melalui mimpi, kabar baik misalnya seperti tugas kita selama di bumi baik-baik saja, dan kabar buruk bisa dimulai dengan tugas yang kita jalani tidak berjalan baik sampai nyawa kita terancam. Sudah lebih dari 5 bulan aku disini, tapi masih belum ada kabar juga, akupun juga merindukan mom dan liam, seharusnya mereka memberi kabar juga. Akhir-akhir ini pikiranku terpenuhi oleh pertanyaan aneh, dan mungkin akhir-akhir ini aku mulai banyak masalah.

'Semakin kau tumbuh dewasa, kau semakin banyak dapat masalah'

Oh shut up! Geez! Zayn lama sekali, aku benci keramaian.

"Hi sky, maaf tadi aku sempat ke toilet dulu" akupun menggeleng dan merubah posisi dudukku untuk menatap zayn

"Kemana yang lain?" Tanyaku pada zayn, baru saja zayn ingin membuka mulut, yang lain pun datang jadi istilahnya 'panjang umur' (a/n: maafkan authornya ._.)

Ini sudah jam 9:25 tapi puncak acaranya masih belum diadakan, zayn sempat bilang bahwa puncak acaranya jam 12:00 yang mungkin aku akan sangat mengantuk saat itu. Kamipun berjalan menuju ruang makan untuk makan malam bersama, aku duduk disebelah zayn dan berhadapan dengan harry, harry makan dengan lahap-- begitu juga dengan yang lainnya, jujur memang masakannya sangatlah enak-- apalagi saladnya.

Keluarga harry sangatlah ramah-- maksudku memang pertamanya saja Anne bersikap sedikit rude padaku tapi ia tetap ibu yang ramah menurutku, gemma pun juga baik, kakak perempuan yang menyenangkan, fikirku.

Sedari tadi aku hanya mengobrol bersama harry, lou, ele, niall, zayn, dan.. Ugh, zara.

*skip*

Jam sudah menunjukan pukul 12:00, kamipun segera menyanyikan lagu 'Happy Birthday' untuk Anne dan kembang api pun segera diluncurkan, anak-anak kecil pun bersorak gembira.

"Happy birthday mom" kata harry dan gemma hampir bersamaan. Aku ingat persis saat mom merayakan ulang tahunnya, saat itu aku berumur 7 tahun jika menurut umur manusia, memang pestanya tidak semeriah ulang tahun Anne tapi tetap saja menurutku lebih menyenangkan ulang tahun mom, dad pun juga hadir. Liam yang masih polos saat itu mengatakan bahwa ia juga ingin ulang tahun hari itu juga, lalu liam menangis saat dad bilang bahwa hari ini bukanlah hari ulang tahunnya, poor liam.

"Gemma, tolong foto kami ya" pinta harry.

"Eits! Biar aku saja gemma, lebih baik kau ikut berfoto" usulku, karna ya aku memang merasa tidak enak saja, aku pendatang baru disini. Harry dan anne pun menatapku heran dan aku hanya melempar senyuman pada mereka. Sampai akhirnya anne berjalan kearahku.

"Kau harus ikut berfoto sky, ini akan kumasukan dalam album kenangan" akupun diam sejenak dan mengangguk lalu gemma pun mengatur posisi kami.

Setelah berfoto, anne pun meminta kami untuk menginap satu malam, tapi kami menolak karna besok kami ada kelas tambahan--padahal aku baru saja ingin bilang iya pada anne, fikirku. Jadi.. Kuharap besok jadi hari yang menyenangkan eh?

PENDEK? IYA TAU 😭🔫 ALURNYA KECEPETAN?IYA TAU🔫🔫tapi gila gue lagi padet banget jadwalnya, waktu buat main handphone dikurangin deh ah, tapi hasil try out 2 gue kurang memuaskan af #curhat. Jadi.. HIATUS for a while, mohon dimaklumi jika update lama ._. Bhay. Oiya lupa.-. Baca juga ya cerita sodara gue @sxmmyred yang seniority love seru sumpah ceritanya, baca juga ceritanya yang lain yoo ;D

Guardian Angel [h.s] DISCONTINUEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang