Skylar's pov
Kami semua tercengang mendengar panggilan tersebut. Aku menghela nafas pasrah dan jalan duluan menuju kantor madame geo. Aku menengok kebelakang memastikan bahwa mereka menyusulku--tapi tidak. Mereka hanya diam seperti patung--masih dengan muka kaget mereka.
"C'mon guys! Ke kantor kepala sekolah bukan berarti mendapat hukuman kan?" Aku menghentakkan kaki ku kesal. Kulihat harry memutar kedua bola matanya dan mulai berjalan mendahuluiku. Aku memberi tatapan 'kalian-jalan-juga' kepada lou, zayn, dan niall.
Aku melihat dane berjalan di koridor bersama temannya entah siapa itu. Aku berteriak pada harry, louis, zayn, dan niall untuk ke kantor madame geo duluan. Awalnya mereka menolak tapi pada akhirnya mereka menurutinya juga. Aku berlari kearah dane dan menyudutkannya di tembok. Kulihat sekilas teman dane menyeringai saat aku memojokkan dane--dia kira aku ingin mencium dane mungkin(?) tapi aku tentu tidak sudi mencium dane. Ew.
"Wow skylar, chill mate" ucap dane sembari mengangkat kedua tangannya keudara seperti tahanan yang ingin ditangkap polisi.
"Bagaimana bisa santai?! Kau memberi tau madame geo kalau aku membolos ya?! Jujur!" Aku mulai mengeluarkan cahaya remang remang berwarna biru di jari telunjukku--well aku sedang mengancam dane sejujurnya.
"Apa yang kau bicarakan? Tentu saja tidak!" Pekik dane sedikit berbisik. Aku memberi tatapan mengintrogasi pada dane. Hanya untuk memastikan, siapa tau dia bohong.
"Sky, aku tak bohong"
"Okay. Aku percaya kau. Maaf tadi telah menuduhmu seenaknya. Oiya ambil ini sebagai permintaan maaf" aku mengambil sebungkus permen karet dari celanaku dan memberikannya pada dane. Dane melihat permen yang ku kasih dengan tatapan horror. Yah memang itu hanya sebuah permen karet, setidaknya ia bersyukur bisa tidak sih?!
Aku berjalan menuju kantor madame geo. Tapi baru saja semeter jalan, aku mendengar teman dane berkata sesuatu.
"Wow mate. Dia cantik dan agresif. Dia pacarmu?" Dane tertawa dan berkata bukan. Aku mengeluarkan cahaya berwarna ungu dan melemparkannya ke teman dane. Dan...
"OUCH! APA ITU TADI?! AWW KETIAK KU SAKIT! OUCH KAKIKU! DANE KAU YANG MELAKUKANNYA?!" Dane memberikan tatapan death glare nya padaku. Akupun mengacuhkannya dan pergi ke kantor kepala sekolah.
Semoga kami tidak dihukum. Kuyakin 85% kalau mereka tidak masuk kedalam kantor madame geo, melainkan hanya menungguku di depan pintu. Yaa sebenarnya kuharap itu tidak terjadi.
*skip*
Aku sama sekali tidak melihat keempat lelaki itu--baguslah artinya mereka sudah masuk. Aku mengetuk pintu kantor madame geo. Setelah aku mendengar suara madame geo untuk mempersilahkanku, akupun masuk.
"Maaf aku telat, tadi aku ada urusan sebentar" madame geo mengangkat tangan sebelah kanannya--menyuruhku diam.
Aku memberi tatapan 'jadi-bagaimana-?' Kepada niall, tapi ia menggeleng dan mengendikkan bahunya.
"Aku tau kalian membolos" kami semua melongo tak percaya. Siapa yang memberi tau madame geo?!
"Tapi aku tak akan menghukum kalian yang berat-berat. Aku akan menyuruh kalian untuk menjadi panitia acara hari orang tua--anggap itu sebagai hukuman. Kalau kalian menolak, terpaksa aku harus memberi tau orang tua kalian. Dan untukmu harry, kau sudah 4 kali mendapat surat peringatan! Sekali lagi kau membuat ulah, kau akan dipindahkan ke sekolah anak-anak yang berkebutuhan khusus! Yang artinya teman-temanmu sebagian besar adalah anak autis" harry terlihat tak setuju dan ia bersiap untuk bicara, tapi aku menahan lengannya untuk memberi isyarat bahwa ia harus menerimanya. Aku tak pernah menjadi panitia sebuah acara. Tapi dilihat dari muka mereka, itu adalah pekerjaan yang cukup sulit. Yah, kita lihat saja nanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Guardian Angel [h.s] DISCONTINUED
Fanfiction"Kau tak boleh jatuh cinta dgn manusia, jika kau jatuh cinta dengannya kau akan kehilangan takhta mu sebagai malaikat" Itu yang dikatakan orang-orang padanya. Tapi bagaimana jika ia malah melanggarnya? 2015 copyright by jovaankaa