Author's pov
"Tak mungkin! Cukup sudah perbuatan si pembawa bahaya! Terlalu banyak manusia yang meninggal hanya karna dijadikan tumbal olehnya" lelaki paruh baya itu berjalan mondar-mandir sembari memijat pelipisnya, ia tak tau ini akan terjadi.
"Permisi tuan, apakah para tetua sudah mengirimkan kabar kepada malaikat pemula?" Pemuda itu menghampiri lelaki paruh baya itu sembari membawa map yang berisikan beberapa daftar tugas yang harus dilaksanakan para junior dan senior.
"Belum, aku akan membicarakannya nanti-- atau aku sendiri yang akan mengirimkan kabar"
"Tapi tuan--"
"Joan, bolehkah kau tinggalkan aku sendirian dulu? Aku perlu memikirkan ini" ya, pemuda itu bernama joan, ia bekerja sebagai tangan kanan kepala malaikat sekarang, memang umurnya terbilang cukup muda tapi kepala malaikat sendirilah yang melantiknya.
Kepala malaikat pun berjalan dengan tergesa-gesa menuju tempat dimana para tetua berada 'mereka harus segera mengirimkan kabar-- terutama pada skylar, ia terlalu ceroboh dalam melaksanakan tugas ini' pikirnya.
"Ada masalah apa kau datang kemari?" Tanya salah satu tetua ketika melihat kepala malaikat menghampiri ruangan mereka
"Sudahkah kalian memberikan kabar kepada para pemula?" Para tetua pun bukannya memberikan jawaban malah berjalan menuju laci dan mengeluarkan selembar kertas.
"Kami belum mengirimkannya karna kami rasa ini bukanlah waktu yang tepat, kami baru saja mendapat surat ancaman dari si pembawa bahaya, bahwa disini tertulis--menggunakan darah manusia bahwa 'malaikat-malaikat yang kalian kirimkan tak akan selamat, mereka terlalu ceroboh sehingga merusak kalung pelindung mereka, tapi akan kupastikan bahwa mereka semua akan hancur' terlalu mendadak untuk diberitahukan bukan? " kepala malaikat pun menghampiri tetua dan mencolek sedikit tulisan yang tertera di kertas itu.
"Ini bukan darah manusia sepenuhnya, melainkan darah... Malaikat"
Itulah yang terjadi di surga sana, sekarang, mari kita lihat apa yang terjadi di bumi
***
"Harry! Kembalikan dompetku!" Teriak seorang perempuan yang sedang dikerjai oleh harry dan teman-temannya, tapi ini bukanlah skylar.
"Tangkap zayn!" Yang dipanggil pun akhirnya menangkapnya-- tapi kurasa kegiatan mereka harus segera di hentikan karna Madame Georgia datang dengan muka yang merah tanda marah.
"Harry, niall, zayn, louis! Detention after school! Eleona kau bisa pergi sekarang" madame geo menatap tajam pada keempat muridnya itu, harry, niall, zayn, dan louis hanya bisa menunduk karna takut.
"Maaf madame, bukannya sepulang sekolah ada kelas tambahan?" Harry pun angkat bicara walau masih dengan nada yang sangat hati-hati.
"Dan maaf juga mr.Styles, sehabis pulang kelas tambahan kau dan teman-temanmu harus tetap melaksanakan detention" jelas madame geo santai, madame geo pun melesat pergi entah kemana. Terdengar hembusan nafas yang berasal dari niall, mereka sudah benar-benar pasrah.
"Seharusnya aku tak perlu takut pada madame geo, jika aku diancam di drop out dari sekolah, orang tuaku tinggal memberikan beberapa lembar uang dan aku pasti kembali lagi di sekolah ini" ucap niall santai, merasa geram dengan sahabatnya itu, louis pun menjitak kepala niall.
"Niall, you idiot! Orang tuamu pasti memarahimu terlebih dahulu! Orang tuamu juga pasti akan berpikir 2 kali untuk memberikan uang mereka" niall hanya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal itu.
"Hi boys!" 'Akhirnya dia datang' batin zayn.
"Hey, habis darimana?" Tanya niall sembari merangkul pundak skylar, sky pun menunjuk kearah kemana ia pergi tadi-- kearah perpustakaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Guardian Angel [h.s] DISCONTINUED
Fanfiction"Kau tak boleh jatuh cinta dgn manusia, jika kau jatuh cinta dengannya kau akan kehilangan takhta mu sebagai malaikat" Itu yang dikatakan orang-orang padanya. Tapi bagaimana jika ia malah melanggarnya? 2015 copyright by jovaankaa