"Jika lelah, Istirahatlah. Jangan terlalu dipaksakan!"
Author
Setelah hampir 3 jam Cia dan Pandu berbincang-bincang di kamar rawat Pandu, Cia kembali ke kamar rawatnya untuk beristirahat kembali.
Dadanya yang sebelumnya tidak merasakan sesak, kini kembali merasakan sesak.
Pandu yang mengetahui Cia mulai sesak akhirnya mengantarkan Cia ke kamar rawatnya.
Disana sudah ada Nina dan juga Pak Adam yang menunggu kedatangan Cia.
Nina memang sengaja tidak ingin menganggu Cia saat Ia ingin keluar dari kamar rawatnya, Nina yakin Cia pasti butuh waktu untuk menjelaskan semuanya padanya.
Nina yang melihat keadaan Cia yang memegangi dadanya langsung membantu Cia untuk berbaring diatas ranjang Rumah Sakit.
"Cia, Cia kamu kenapa Ci?" Tanya Nina khawatir.
"Cia sesak nafas, Bu!" Ucap Pandu pada Nina.
"Pak Adam panggil Dokter sekarang!" Pinta Nina pada supir pribadinya.
Cia terus menarik nafasnya dalam dan terus memegangi dadanya sambil memukul pelan dadanya.
Sangat sesak.
Pandu yang melihat keadaan Cia hanya bisa terdiam.
Sungguh, Ia merasa sedih melihat Cia seperti itu.
"Permisi!" Ucap perawat yang baru saja datang bersama Dokter Merlin.
"Cia, Alecia, Tarik nafas perlahan!" Perintah Dokter Merlin pada Cia.
Cia menarik nafasnya dalam dan menghembuskannya secara perlahan.
"Suster tolong pasang oksigen!" Pinta Dokter Merlin pada perawatnya.
Nina menangis.
Ia sangat khawatir akan keadaan putri bungsunya.
Ia sangat takut.
Pak Adam mencoba menenangkan Nina, "Bu, mari kita tunggu diluar!" Ucap Pak Adam.
"Bu, tolong serahkan pada kami!" Ucap Perawat pada Nina.
Nina menangis dan terpaksa keluar dari ruang rawat Cia.
Pandu pun ikut keluar dari ruang rawat Cia.
Nina menduduki bangku yang tersedia di depan ruang rawat Cia.
Ia menangis.
Dirinya benar-benar sangat khawatir akan keadaan putrinya itu.
Sedangkan Pandu, Ia duduk di bangku yang berhadapan langsung dengan Nina.
Pandu yakin, Nina adalah Ibu dari Cia.
Mukanya mirip, dan Nina sama cantiknya seperti Cia.
***
Setelah beberapa jam keadaan darurat yang dialami Cia berakhir, akhirnya kini keadaan Cia kembali normal.
Cia sudah kembali sadar dan tersenyum saat melihat Pandu berada di hadapannya.
Setelah Pandu mengenalkan dirinya kepada Nina, Nina mengijinkan Pandu untuk masuk menemani Cia di kamar rawatnya.
Nina ikut tersenyum saat melihat anaknya telah sadar dan tersenyum kepada Pandu.
Nina berpikir bahwa Pandu adalah temannya yang sempat Ia kunjungi tadi.

KAMU SEDANG MEMBACA
BIPOLAR DISORDER
Teen FictionBipolar Disorder (18+) Cerita ini merupakan karya asli yang ditulis berdasarkan kisah nyata dari seseorang yang menderita gangguan mental Bipolar Disorder dengan berbagai pengalaman yang berbeda-beda. Di dalam cerita ini terdapat aksi kekerasan ya...