15;

18 4 0
                                    

"Maaf, aku membuatmu khawatir."

Aku mendengar suara pecahan piring dan beberapa benda lainnya.

"Pak, Indira ada di dalam!" ucapku panik.

Aku meneriaki Indira sambil berusaha membuka pintu rumahnya yang terkunci.

" Pak tolong dobrak pintunya!" ucapku.

"Non menjauh dulu, biar saja coba!"

1..2..3.. akhirnya pintu terbuka.

Indira tertunduk lemas dan bibirnya berdarah.

Dan di hadapannya ada rendi yang menatap aku dan juga pak adam.

"Indira?" Aku langsung menghampiri indira dan memeluknya.

Ia menangis dipelukanku.

"Rendi? "

"Lo apain Indira bisa sampai kayak gini?"

Rendi tersenyum miris.

"KENAPA SIH LO SELALU BIKIN RIBET ORANG?" Teriak Rendi kepadaku.

Aku bangkit dan berhadapan dengan Rendi, sementara Pak Adam membantu Indira untuk berdiri.

Aku mengepalkan tanganku untuk menahan emosiku.

Dadaku mulai sesak.

Rendi tertawa licik. "SAHABAT LO INI UDAH MULAI GAK NURUT SAMA GW!" Ucap Rendi.

Aku mengontrol pernafasanku sebelum menjawab ucapan Rendi.

"GAK WARAS LO! LO GILA!" TERIAKKU.

"HEY! BUKANKAH SEHARUSNYA LO NGACA? "

"LO JUGA GILA CI! " Ucap Rendi dengan tertawa licik dihadapanku.

Aku Terdiam.

" LO BAHKAN JAUH LEBIH GILA DARIPADA GW!"

"LO BAHKAN HARUS DIDAMPINGI SAMA DOKTER!" Ucapnya lagi.

Aku terdiam.

Rendi tertawa miris dan menggelengkan kepalanya.

"JADI, SIAPA YANG LEBIH GILA DISINI?"

"Mas, anda bisa saya laporin ke polisi karna sudah melakukan kekerasan!" Ucap Pak Adam

"SILAHKAH. SILAHKAN LAPORKAN SAYA!"

Rendi memajukan langkahnya dan mendekati Indira, "SAYANG, URUSAN KITA BELUM SELESAI." Ucapnya sambil mengelus pelan wajah Indira.

"PERGI LO DARI SINI!" Ucapku sedikit teriak.

Rendi tertawa miris dihadapanku lalu berjalan pergi dari rumah Indira.

Setelah memastikan Rendi telah pergi dari rumah Indira, aku memeluk Indira.

"Lo kenapa gak pernah cerita sama gw sih Ra?"

Indira masih menangis dan kulihat tangannya gemetar ketakutan.

Ia benar-benar ketakutan.

" Pak, kita bawa Indira ke rumah ya?"

" Baik Non."

Aku membantu Indira berjalan.

***

Kini aku tiba dirumahku, dan Mamahku sudah menungguku di depan pintu.

Aku membantu Indira berjalan masuk kerumahku dengan bantuan Pak Adam disamping kirinya.

Mamahku menyambut kami dengan hangat. Beliau sangat panik melihat keadaan Indira.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 27, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BIPOLAR DISORDERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang